CHAPTER 7

1.2K 124 11
                                    


Setelah Erisca menemukan pohon yang dicarinya hingga pusing tujuh keliling sedangkan pohon penyebabnya frustasi berada di dekat nya sekarang Erisca meminta bantuan Daniel dan Erick untuk menggali di titik yang ia yakini dekat dengan apa yang dicarinya. Yaitu tepat di bawah salah satu akar pohon tersebut.

"Ayo kak gali di sini" Erisca menunjuk ke arah sebuah akar pohon yang paling besar diantara yang lainnya.

Daniel dan Erick hanya bisa menuruti keinginan sang tuan puteri mereka menggali menggunakan ranting pohon yang mereka perkirakan kuat untuk digunakan menggali tanah. Sedangkan Erisca hanya menonton mereka dengan bata berbinar-binar, bila dalam animasi mungkin ia sedang melihat tumpukan uang di atas tanah yang di gali tersebut.

Erick yang memang masih kecil tentu saja tenaganya berbeda dengan Daniel yang usianya sudah memasuki usia 12 thn tentu saja merasa lelah "kamu yakin ada harta Karun?" Erick sebenarnya tak percaya karena ia yakin buku yang dibaca adiknya adalah buku dongeng. Namun apalah daya ia samasekali tidak bisa menolak permintaan adiknya.

"1000% yakin"Erisca tidak mungkin salah karena di dalam novel dijelaskan secara rinci mengenai batu permata tersebut walaupun hanya beberapa kalimat saja.

'Haaah'

Terdengar suara helaan nafas dari Erick.

"Ayo semangat go kakak go go" Erisca menyemangati kakaknya agar tidak menyerah."ayolah sedikit lagi"

'Tuk'

Suara kayu yang bertabrakan dengan batu. Erick dan Daniel menghentikan penggalian nya yang baru mencapai 30 cm. "Nona kecil terdapat batu yang menghalangi penggalian nya. Apakah kita akan menghentikan proses penggaliannya?" Daniel bertanya dengan hati-hati karena sebenarnya ia juga sama seperti Erick yang merasa ragu dengan apa yang dikatakan Erisca yang menurutnya hanya cerita dongeng belaka.

"Tidak jangan berhenti. Harus di lanjutkan"Erick dan Daniel hanya bisa menuruti karena ini adalah pertama kalinya Erisca begitu keras kepala mengenai sebuah ke inginannya.

Daniel dan Erick berusaha menghancurkan batu yang menghalangi penggalian nya menggunakan pedang yang Daniel bawa sedangkan Erick mencungkil bagian sisi batu yang sudah di hancurkan oleh Daniel.

Ketika batu hancur kilawan biru muncul dari bawah hancuran batu tersebut. Tentu saja Erisca yang melihatnya langsung berlari dan menyingkirkan batu-batu kecil menggunakan tangannya, Erick dan Daniel pun ikut membantu menyingkirkan batu-batu tersebut.

🍂

Sedangkan di tempat lain Pharell dan Willy yang menyadari bahwa ketiganya yang tak kunjung muncul setelah lama masuk kedalam hutan akhirnya memutuskan untuk menyusul karena di khawatir kan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada ke tiganya.

"Mengapa anak-anak lama sekali Willy?"

"Saya tidak tahu tuan" walaupun singkat namun tak dapat menampik bahwa ia juga khawatir terhadap ketiganya walaupun anaknya sudah memasuki usia remaja namun tetap saja usianya terlalu dini jika harus menghadapi situasi yang berbahaya.

"Lebih baik kita susul mereka sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan " Pharell benar-benar tidak bisa tenang dan menunggu sedangkan kedua anaknya berada di luar pengawasannya.

Pharell dan Willy segera mengikuti arah ketiga anak tersebut menghilang semakin masuk kedalam hutan menjadi semakin rimbun walaupun cahaya matahari masuk bisa menembus pepohonan namun tetap saja membuat cemas keduanya.

"Kemana sebenarnya anak-anak ini??" Pharell benar-benar cemas saat belum menemukan ketiga walaupun ia sudah lumayan jauh memasuki hutan. Bahkan jantung nya berdebar kencang rasa takut ditinggalkan semakin menghantuinya. Ingatan tentang kenangan manis dengan kedua anaknya semakin berlomba mendatangi nya. Putrinya yang lembut dan manja yang selalu menghibur nya, dan putranya yang dewasa selalu mendukung dan membantu nya sekecil apapun dengan tubuh mungil nya. Semakin Pharell merasa akan tenggelam dalam kegelapan.

Lady?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang