Seperti rutinitas biasanya Erisca dan Erick akan di mandikan oleh Pharell ayah mereka jika sedang tidak sibuk. Setelah mereka selesai di dandani Pharell membawa keduanya ke ruang makan. Namun kali ini ada yang berbeda karena di ruang makan yang biasanya di isi oleh kami bertiga terdapat wanita cantik namun mencakup ukuran standar dengan gaun merah menyala yang dipenuhi oleh batu permata kuning yang didukung bordiran emas. Rambut hitam gelombang dengan mata coklat gelap yang merupakan tampilan khas rakyat (rakyat memiliki ciri fisik rambut dam mata antara warna hitam dan Coklat gelap sedangkan bangsawan memiliki warna yang beraneka tergantung keturunan ciri khas masing-masing keluarga) Isabella de' Shailendra Ibu dari Twins E duduk di kursi sebelah kanan meja makan. Pharell yang melihatnya hanya mengabaikan keberadaan nya . "Ohh jadi ini bentukan my mother, Cantik seh tapi attitude nya minus" Erisca tak bisa untuk tidak merosting sosok yang menjadi Ibunya di dunia ini. Apalagi setelah mengetahui apa yang akan terjadi kedepannya seperti yang tertulis di dalam novel yang pernah ia baca saat masih duduk di bangku SMA walaupun ingatan nya mulai kabur namun yang pasti ia masih mengingat data beberapa baris kata dari gosip pelayan bahwa keluarga Shailendra akan hancur karena mantan istri Baron tersebut menjual semua asetnya kemudian menghilang tanpa jejak. Dan setelah nama keluarga mereka hanya ada dalam sejarah kerajaan tanpa berita karena setelah runtuhnya kejayaan keluarga Shailendra tak ada lagi yang mengetahui apa yang terjadi pada keluarga tersebut. Erisca sudah memiliki rencana untuk mengatasi masalah tersebut: plan A;Merebut hati sang ibu agar menyayanginya dan berubah menjadi baik. Plan B; memulai bisnis baru dan selalu di samping Ayahnya.
Erick dan Erisca di letakan di atas kursi tang dikhususkan untuk mereka dengan amparan selimut tebal dan dengan sandaran yang lumayan tinggi membuat kedua bayi tersebut nampak seperti sedang duduk.Saat sarapan sedang berlangsung seperti biasa Sang ayah yang akan menyuapi Erick dan Erisca beruntung Erick dan Erisca bukan anak yang sering menangis, mereka hanya akan menangis bila sakit, buang air,atau lapar selebihnya kedua bayi tersebut jarang sekali rewel.
Sarapan berjalan dengan tenang hingga sebuah suara menginterupsi Erick dan Erisca yang sedang di suapi."Kenapa anggaran bulanan ku berkurang?" Isabella meletakkan sendoknya dengan kasar setelah menyelesaikan sarapannya, ia memang sudah mulai sarapan saat Baron dan kedua anaknya memasuki ruang makan.
Pharell sama sekali tidak menanggapi pertanyaan sang istri ia sedang sibuk memakan sarapannya dengan kedua anaknya tanpa memperdulikan keberadaan istrinya. Sedangkan Erisca menoleh kepada Isabella dengan mengedipkan matanya lamban dengan tujuan agar ibunya jatuh hati kepadanya setelah mengetahui betapa imutnya anak yang sudah di lahirkannya. Namun sayang Isabella tidak menoleh sedikitpun kearahnya.
Brak
Isabella menggebrak meja karena merasa kesal di abaikan oleh suaminya.
"Bangsat" Erisca tanpa sadar mengumpat karena bahkan merasakan jantungnya berhenti berdetak karena kaget akibat gebrakan Isabella pada meja yang menyebabkan makanan di atas meja hampir tumpah.
"Ooeekk oooeeekk" Erick menangis dengan keras karena terkejut akibat suara gebrakan yang keras berbeda dengan Erisca yang merupakan bayi dengan jiwa dewasa yang mampu mengendalikan emosinya hingga tidak membuatnya menangis.
Baron Shailendra yang sama kagetnya hampir menjatuhkan sendiri makannya namun untungnya ia bisa mengendalikan dirinya dengan baik. Mendengar suara puteranya yang menangis Pharell tak bisa lagi membendung emosinya.
"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!!!" Untuk sekian lamanya memendam emosi terhadap kelakuan wanita yang menjadi istrinya akhirnya kesabarannya habis apalagi setelah mengetahui bahwa istrinya sama sekali tidak berubah bahkan setelah melahirkan kedua anak kembarnya. Bahkan semakin parah dengan memasuki bar malam sedangkan kedua anaknya bahkan belum pernah Isabella kunjungi sejak kelahirannya.
Isabella terkejut karena baru pertama kali pria yang menjadi suaminya membentaknya. Karena biasanya ia akan langsung menuruti kemauannya tanpa repot-repot bertanya.
Ruang makan yang biasanya kondusif sekarang menjadi menegangkan dengan suara Pharell yang menggelegar dan suara tangis Erick yang begitu keras.
"Kau bertanya mengenai anggaran tapi kau sendiri tidak mau melaksanakan tugasmu . BAHKAN KAU TIDAK PERNAH MENEMUI KEDUA ANAK MU SENDIRI " Pharell mengeluarkan seluruh kekesalannya yang sudah ia pendam selama bertahun-tahun. Pharell memang sengaja mengurangi anggaran bulanan Isabella setelah mengetahui kelakuannya yang semakin tak terkendali dari laporan pelayan pribadi Istrinya.
Isabella hanya bisa berdiri kaku tanpa mengeluarkan kata-kata saking terkejutnya. Begitu juga Willy dan 2 pelayan lainnya mereka baru menyaksikan kemarahan tuannya dari mulai bekerja di mansion tersebut karena kebanyakan waktu yang digunakan Pharell adalah barak pelatihan istana dan Medan perang sehingga jarang berada di mansion.
Kini Erisca juga mulai menangis.Bukan karena takut tapi karena takut orang lain curiga walaupun ia menajamkan telinganya agar dapat mendengarkan.
Pharell yang tersadar langsung membawa kedua anaknya menuju kamar tanpa memperdulikan Isabella yang masih terpaku. "Sttt sayang jangan takut nak Ayah berada di sini" ujarnya setelah sampai di kamarnya sambil terus mengecupi puncak kepala keduanya untuk meredakan tangisnya. Karena kelelahan Erick tertidur pulas di pelukan sang ayah, Erisca yang melihatnya pun ikut memejamkan mata karena sungguh ia sangat kasihan dengan nasib sang ayah.
"Kapan Isabella akan sadar dengan segala perbuatannya? Aku sungguh tidak peduli dengan perilakunya padaku , tapi kedua anakku yang tidak bersalah haruskah mereka menerimanya? Tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu?" Pharell terus bertanya-tanya akan nasib kedua anaknya melihat tempramen Isabella membuat kekhawatiran semakin menjadi apalagi melihat wajah damai kedua anaknya. Akankah ia kuat melihat anaknya yang mengharapkan kasih sayang ibunya namun hanya mendapatkan pengabaian? Pharell terus bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
"Emang setan tuh cewe di kasih suami spek pangeran surga begini masih dianggurin, Durhaka memang" Erisca terus mengomel dalam hati hingga tanpa sadar bibirnya bergerak-gerak lucu membuat Pharell merasa sedikit tenang . "Tenang saja sayang ayah akan berusaha menjadi ayah dan ibu terbaik untuk kalian " ujarnya sambil membaringkan tubuhnya beserta kedua anaknya di ranjang. Ia sudah tidak memiliki tenaga untuk mengontrol hasil panennya, biarlah Willy yang melakukannya.
"Tenang Aja nanti kalo gue udah besar kita makmur kan keluarga Shailendra kembali. Aku berjanji ayah"
___________________
Sedangkan di ruang makan Isabella tersadar dari lamunannya kemudian mengamuk ia melemparkan seluruh barang yang berada di atas meja makan.
"Arrrrgggh kali aja dulu aku tidak dijodohkan mungkin sekarang aku sudah menjadi countess kaya raya bukan menjadi baroness sengsara" raung Isabella memenuhi ruang makan yang hanya tersisa dirinya dan pelayan pribadinya. Pelayan pribadinya hanya bisa menundukkan kepala di sudut ruangan karena kondisi seperti ini sudah biasa terjadi baginya.
"PHARELL BAJINGAN TERKUTUK KAU SIALAN" umpatan dan kutukan sudah biasa pelayan itu dengarkan sekarang tugasnya adalah menunggu emosi nyonya mereda dan kembali melaksanakan tugas nya. Jika ia mencoba menghentikan maka ia yang akan menjadi sasarannya.
"Awas saja jika aku sudah kembali ke temptku yang seharusnya, yakni menjadi countess aku akan menghancurkan mu dan anak-anak pembawa sial tersebut " setelah merasa cukup meluapkan amarahnya Isabella kembali ke kamarnya di ikuti oleh pelayan pribadinya tanpa menyadari ada seseorang anak yang mendengarkan semuanya dari awal. Daniel merasa marah mendengar kata anak pembawa sial yang di tunjukkan kepada tuan dan nona kecilnya yang sudah ia anggap sebagai adiknya. Walaupun ia tidak mengerti keseluruhan ucapannya tapi Daniel mengetahui bahwa istri tuannya begitu membenci kedua anaknya sendiri. Padahal menurutnya Erick dan Erisca sangat lucu dan rupawan terlebih lagi Erisca bayi itu selai lucu dan menggemaskan sudah menonjolkan kecantikan yang dimilikinya. Membuat siapapun akan mudah terjerat dalam pesonanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady?!
FantasyApa yang terjadi bila seorang mahasiswa jenius kedokteran yang sedang menunggu hari wisuda harus terjebak dalam raga seorang bayi yang baru dilahirkan?! dengan kesialan yang enggan menjauhi nya bahwa ia menjadi Figuran dengan akhir menyediakan yang...