CHAPTER 12

2.2K 193 83
                                    

Tinggalin jejak okey 👌

Jangan pelit buat vote sama Komen

Selamat membaca 💅

Denting sendok dan piring bagai melodi di keheningan. Sunyi namun terasa hangat, membuat orang merasa nyaman. Tata Krama menjadi anjuran, namun bukan suatu halangan untuk tetap menjaga kehangatan.

Pharell, Erick dan Erisca ketiganya menikmati makan malam dengan hikmat. Sesuai aturan namun penuh penghangatan. Pharell membiasakan kedua anaknya etika sehari-hari sejak kecil. Bukan maksud mengekang namun agar keduanya tidak canggung saat waktunya memasuki dunia sosial.

Denting terakhir menandakan makan malam telah usai, dan para pelayan membereskan semua piring dan sisa makan di atas meja.

"Mia tolong bawakan eskrim tadi siang dan piring kecil" ujar Erisca kepada pelayan pribadinya.

Erisca sekarang memiliki 3 pelayan pribadi. Mia pelayan muda berusia 15 thn merupakan kerabat jauh dari Yunie, sedangkan Gia dan Gea merupakan budak mati yang di beli bersama para pekerja yang bertugas menjaga dan merawat rumah pohon ( sekaligus para penambang). Gia dan Gia merupakan saudari kembar. Jika orang baru mengenal nya akan sulit membedakan keduanya. Mereka berusia 13 thn.

"Apa itu eskrim?" Tanya Erick bingung. Ia belum pernah mendengar makanan bernama es krim.

"Itu makanan yang di buat adik mu tadi siang" jawab Pharell dengan tampang bangganya karena mengetahui terlebih dahulu sebelum anaknya.

"Risa kenapa kamu pilih kasih!!" Rengeknya

Erick adalah sosok anak kecil yang memiliki pemikiran dewasa. Ia selalu bertingkah tenang dan teratur namun bila hanya di hadapan ayah dan adiknya ia akan menunjukkan kekanakannya. Bahkan sering berdebat dengan ayahnya sendiri memperebutkan posisi pertama bagi Erisca.

"Eh"

"Sudahlah Erick. Risa memberi tahu Ayah terlebih dahulu itu karena ia lebih mencintai ayah nya daripada dirimu " ujar Pharell. Pharell selalu mencari kesempatan untuk menjahili putranya yang sok dewasa. Apalagi jika memperebutkan posisi nomor satu bagi putrinya. Pharell tidak akan mengalah walaupun pada putranya sendiri.

"Risa apakah benar yang di katakan Ayah "

'uh' ekspresi nya seperti anak anjing yang ditelantarkan oleh pemiliknya.

"Tidak kakak aku memberi tahu Ayah terlebih dahulu karena kamu sedang berlatih pedang bersama Ka Daniel " jelas nya terburu-buru tanpa menyadari bahwa dengan kalimatnya ada satu hati yang di hancurkan.

"Jadi jika kakamu tidak sibuk kamu akan mendahulukan nya?" Ujar Pharell dengan kecewa.

"Aduh selalu saja seperti ini" Erisca merana di dalam hatinya.

"Permisi Nona ini es cream nya" ujar Mia yang membawa nampan es krim di bantu oleh satu pelayan dapur lainnya.

"Cepat taruh di atas meja " thanks Mia kamu penyelamat peri kecil ini" batin Erisca dramatis.

"Sayang kenapa warnanya berbeda"Pharell mengerucutkan keningnya, bahkan melupakan kekecewaan nya beberapa saat yang lalu.

"Itu karena rasanya berbeda, ini yang berwarna merah muda adalah rasa strawberry, coklat ya rasa coklat kalo warna coklat muda itu rasa kopi dan warna kuning adalah durian" jelas Risa memperkenalkan satu persatu rasa es cream.

Lady?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang