Mohon hargai karya Author dengan cara votmen dan follow, lalu baru tambahkan pada reading list kalian. Gomawo!
×××
Drrttt..
Hyung
-Perhatikan gerak bibirnya-
Jin memeriksa pesan yang baru saja kakaknya kirimkan padanya dan tidak lama masuklah sebuah video. Ia mendapatkan pesan itu tidak lama setelah ia menerima ice americano dari Luna. Jin meletakkan minuman yang sedang ia pegang dan memperbesar video lalu memutarnya.
Didalam video itu dia bisa melihat jika Luna sedang memegangi dadanya dengan sesekali menghapus sesuatu dari pipinya yang bisa Jin simpulkan jika itu adalah air mata.
Ingatan Jin langsung tertuju pada hari dimana dia bicara terakhir kali dengan Luna saat mereka tidak sengaja bertemu di restoran sang kakak. Jin mematikan ponselnya dan menyimpannya kedalam saku, lalu mencari Luna namun sayang Luna sudah tidak ada di tempatnya.
Jin pun mengedarkan pandangannya dan berhasil menemukan Luna, namun wanita itu terlihat tergesa-gesa mengemasi barangnya bahkan dia hampir lupa melepaskan apron jika Wina tidak mengingatkan nya.
Setelah kepergian Luna, Jin mendekati Wina dan bertanya kenapa Luna pergi dengan tergesa-gesa dan saat tahu jawabannya Jin pun langsung pergi menyusul Luna.
Dan disinilah ia saat ini, didepan cafe Luna. Sedang memperhatikan Luna dan seorang wanita yang terlihat sedang bertengkar. Awalnya Jin tidak ingin keluar dari mobilnya karena tidak ingin ikut campur dengan urusan Luna. Baginya cukup melihat apa yang sedang terjadi dan memastikan jika Luna baik-baik saja.
Namun, saat wanita yang bisa Jin simpulkan sebagai kakaknya Luna mengangkat tinggi tangannya, Jin pun keluar dari mobilnya dan berlari masuk kedalam cafe, ia berdiri diantara Luna dan sang kakak dan menerima tamparan yang mendarat keras di pipinya.
Suara nyaring tamparan terdengar jelas di dalam ruangan cafe itu, namun Luna tidak dapat merasakan apapun.
Luna terdiam seperti mencerna apa yang sedang terjadi. Didepannya saat ini berdiri seorang pria yang sangat ia kenal. Menggantikan tamparan yang harusnya dia dapatkan. Jin membuka masker yang ia kenakan sambil memutar tubuhnya menghadap Luna. Jin melihat Luna yang mematung, ia pun tersenyum dengan sangat lembut lalu menghapus air mata Luna yang keluar semakin banyak.
"Waahhhhh luar biasa. Kau siapa?" Yura bertanya sambil bertepuk tangan. "Ya!" Bentak Yura karena merasa di abaikan oleh Luna dan pria yang baru saja ia tampar.
Jin ingin memutar tubuhnya namun sebelah tangannya di tahan oleh Luna, dia tidak ingin sang kakak melihat Jin. Tapi Jin tetap berdiri tegak di depan sang kakak mengenalkan dirinya sebagai Kim Seokjin BTS yang membuat sang kakak tertawa terbahak-bahak. Sambil bertepuk tangan.
"Luar biasa.. adik pungutku ini sungguh luar biasa, dia bisa mendapatkan seorang yang sangat terkenal dan kaya. Wah, jika begitu maaf kan aku Seokjin-ssi karena tidak sengaja menamparmu. Lagi pula kenapa kau malah menggantikan sisialan ini." Ucap sang kakak yang masih tertawa senang dan tidak merasa bersalah sama sekali.
"Baiklah, aku akan langsung saja. Dari tadi aku sudah memperhatikan mu dan semua perbuatan mu pada kekasihku." Ucapan Jin membuat Luna menarik lagi tangan Jin sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak apa." Ucap Jin dengan menghapus air mata Luna sebelum kembali menghadap ke Yura.
"Aku sebenarnya ingin bicara sopan pada mu tapi sepertinya kau tidak pantas mendapatkan kesopanan dariku." Ucap Jin tersenyum miring.
"Jadi.. kau ingin uang barapa banyak?" Ucapan Jin benar-benar membuat Luna lemas, ini lah yang Luna takutkan. Jika Jin seperti ini maka sang kakak akan terus manfaatnya.
"Wahh! Seorang idola dunia emang beda. Dia bahkan tahu jika aku ingin uang tanpa bertanya."
"Tapi, sebelum kau menyebutkan nominalnya kau harus berjanji dan menandatangani surat kesepakatan yang akan aku berikan. Setelah itu aku akan memberikan berapa pun yang kau minta." Ucapan Jin dan dengan senang hati Yura terima.
"Aku suka caramu. Aku akan menandatangani apa pun itu asalkan aku bisa mendapatkan uang yang aku mau." Jawab Yura sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Jin. Namun Jin hanya melihat tangan itu sampai Yura menariknya kembali.
"Aku akan segera mengirimkan manager beserta pengacaraku untuk mengurus surat dan juga uang yang kau mau." Ucap Jin yang sudah membelakangi Yura dan berdiri dihadapan Luna.
Jin tersenyum pada Luna, yang membuat Luna memegang pipi Jin yang memerah karena di tampar oleh kakaknya. Air matanya kembali mengalir, dia merasa bersalah pada Jin karena telah membawanya masuk kedalam masalah keluarganya.
"Maafkan aku." Ucap Luna saat melihat Yura pergi dari cafenya. "Kau tidak perlu melakukan ini semua untukku."
Jin kembali tersenyum saat mendengar ucapan Luna. Tapi bukan senyum seperti sebelumnya, melainkan tersenyum miring yang membuat siapapun yang melihatnya akan merasa terintimidasi.
"Tidak bisakah kau bilang terima kasih saja?"
"Terima kasih? Aku bahkan tidak meminta mu untuk ikut campur, Jin-ssi. Dan satu lagi, jangan pernah memberikan apapun pada kakak ku."
"Aku tidak menyangka jika balasan ini yang akan aku dapatkan, Luna." Luna bisa mendengar nada kecewa dalam perkataan Jin.
"Maka dari itu jangan pernah ikut campur urusan dalam hidupku, karena aku tidak ingin berutang budi pada siapapun." Ucap Luna seraya berlalu dari hadapan Jin dan masuk kedalam ruangannya.
Didalam ruangannya Luna hanya bisa menangis dan menyesali perkataannya. Sungguh dia tidak berniat berkata seperti itu pada Jin, tapi saat melihat bagaimana kakaknya manfaatkan Jin membuat Luna semakin ingin menjauhi Jin.
"Maafkan aku. Kumohon maafkan aku lagi." Ucap Luna dengan air mata yang berderai apalagi saat mengingat bekas merah yang ada di pipinya.
Rasanya ingin sekali Luna membelai wajah Jin agar mengurangi rasa sakitnya. Tapi, jika Luna melakukan itu semua dia yakin jika tidak akan bisa melepaskan Jin lagi.
Sedangkan Jin yang sudah berada di mobilnya hanya bisa terduduk diam dengan sesekali menghela nafasnya berat. Dia benar-benar tidak mengerti dengan cara berpikirnya Luna.
"Padahal aku hanya ingin membantu dan melindungimu." Gumam Jin pelan dan mengernyitkan wajahnya saat merasakan perih di pipinya.
"Sial. Kuat sekali wanita itu." Ucap Jin saat melihat wajahnya sendiri di kaca spion mobilnya melihat bekas tamparan yang meninggalkan bekas merah.
Jin memutuskan pergi dari cafe Luna saat melihat Wina dan para staf yang tadi ada di agensinya sudah kembali ke cafe. Jin masih seperduli itu dengan Luna, bahkan saat Luna terus-terusan menolaknya Jin tetap perduli pada Luna.
"Kenapa cinta membuat ku gila." Ucap Jin lalu terkejut dengan ucapannya sendiri.
CINTA?
×××
Jangan lupa tinggalkan jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You - Kim Seokjin
FanfictionIni cerita aku yang ada di aplikasi sebelah dan aku revisi lalu aku up disini. Semoga kalian suka dan cerita ini akan aku tulis sampai selesai. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Kim Seokjin, siapa yang tidak kenal dengan pria itu. Dia anggota bts...