Terima kasih yang masih setia nungguin cerita ini. Semoga kalian suka dan enjoy!
×××
"Minum dulu." Wina mengulurkan teh camomile hangat pada Luna. Luna menerima teh itu dan mulai meminumnya sedikit demi sedikit.
"Apa yang kalian bicarakan tadi? Aku melihat Yura keluar dari ruangan mu dan kau menjadi seperti ini." Tanya Wina pada akhirnya karena Luna hanya diam saja sedari tadi.
"Tidak ada." Jawaban Luna membuat Wina memutar bola matanya malas.
"Jangan bohong Luna Lee. Aku menjadi sahabat mu bukan setahun dua tahun. Dan apa yang kau katakan tadi? Jin akan meninggalkan mu seperti orang tuamu? Yang benar saja." Wina benar-benar tidak habis pikir dengan semua yang Luna katakan saat ini. Wina pikir setelah mereka jadian ia dan Jin akan baik-baik saja, dia sudah berharap dan banyak bertanya pada Yoongi bagaimana hubungan mereka karena Luna benar-benar seorang wanita yang tertutup.
"Aku hanya takut, Wina."
"Kau itu jangan mengkhawatirkan yang tidak perlu Luna. Percayalah jika Jin bukan orang yang seperti itu." Luna menatap sahabatnya dan mencoba mempercayai semua yang Wina katakan.
Jangan mengkhawatirkan yang tidak perlu. Ucap Luna berulang kali didalam hatinya. Hubungannya dengan Jin akan baik-baik saja jika mereka saling percaya.
+++
Setelah kejadian waktu itu dengan Yura, Luna memblokir semua akses sang kakak, bahkan setiap kali Yura datang ke cafe Luna tidak segan-segan akan meminta stafnya untuk mengusir Yura.
Dan setelah beberapa bulan menjalin hubungan Luna mulai terbiasa di tinggal oleh Jin karena pekerjaannya. Jin sering mengajak Luna untuk ikut dengannya. Karena terus terang Jin pun mencemaskan kekasihnya jika dia tidak ada disampingnya.
Untuk sesekali Luna bisa ikut menemani nya, tapi terkadang juga Luna tidak bisa meninggalkan pekerjaannya. Seperti minggu ini, Jin sudah pergi beberapa hari untuk acara award di luar negeri sekaligus syuting MV untuk album terbaru mereka. Tapi Luna tidak bisa ikut dengannya.
Baik Luna maupun Jin sudah sama-sama dewasanya jadi mereka mencoba selalu mengerti kesibukan masing-masing. Tapi hari ini Luna rindu sekali dengan kekasihnya itu, jadi dia memutuskan pulang ke apartment Jin, walaupun tidak ada Jin disana paling tidak dia masih bisa menghirup wangi Jin yang tertinggal.
Setelah selesai membersihkan diri, Luna mengambil boneka RJ yang ada di ruang tengah dan masuk kembali kekamar. Luna pun merebahkan tubuhnya di ranjang dan mengecek ponselnya berharap Jin mengirimkan beberapa pesan seperti biasa, tapi dari tadi pagi tidak seperti biasanya Jin sama sekali belum mengirimkan satu pesan pun untuknya. Bahkan pesan yang Luna kirimkan dan bilang jika dia akan menginap di apartmentnya pun tidak Jin balas.
Sambil menghembuskan nafasnya berat Luna meletakan lagi ponselnya. Mungkin Jin benar-benar sibuk dan sekarang dia sedang kelelahan. Batin Luna.
Luna meraba sisi tempat tidur yang biasa Jin tiduri, menggeser pelan tubuhnya agar lebih dekat dengan bantal Jin lalu menghirup sisa wangi yang tertinggal di bantal itu. "Sayang... aku rindu sekali padamu." Ucap Luna lirih sambil mengeratkan pelukannya pada RJ.
Mencoba memejamkan matanya berharap segera terlelap, namun setelah hampir memasuki mimpinya Luna seperti mendengar suara pintu depan dibuka, dia manajamkan pendengaran nya, sedikit khawatir jika yang datang adalah orangtua Jin, walau gimana pun dia belum siap bertemu orang tua Jin apalagi sekarang Jin sedang tidak ada di apartmentnya.
"Sayang aku pulang." Teriak suara yang membuat Luna langsung bangun dengan tergesa-gesa lalu turun dari ranjang dan hampir jatuh karena selimut yang menyangkut di kakinya, namun dia tidak perduli. Luna dengan segera membuka pintu kamar dan melihat Jin merentangkan lebar tanganya, yang membuat Luna berlari dan langsung masuk ke pelukan Jin.
"Sayang... aku rindu sekali." Bisik Luna sedikit serak saat mengatakannya. Jin pun meletakkan tangan Luna di belakang lehernya dan mengangkat tubuhnya untuk dia gendong dan otomatis kaki Luna langsung melingkar di pinggang ramping Jin.
Jin berjalan kearah sofa dan duduk disana dengan Luna yang ada di atas pangkuannya. "Aku juga sangat merindukanmu sayang.. menahan agar aku tidak menelpon mu seharian benar-benar membuat ku hampir gila." Ucap Jin dan ia pun melonggarkan sedikit pelukannya ingin melihat wajah sang kekasih yang sangat ia rindukan.
Membelai lembut pipi kekasihnya lalu mengecupnya pelan dan berbisik. "Ada apa dengan baju tidur mu malam ini?" Tanya Jin saat baru menyadari jika Luna memakai baju tidur berwarna pink yang sangat seksi.
"Ak-aku membelinya beberapa hari yang lalu dan ingin memakai saat bersamamu, tapi karena kau belum juga pulang aku memutuskan untuk mecoba nya terlebih dahalu." Ucap Luna sambil menundukkan kepalanya sedikit malu yang membuat Jin begitu gemas dengan kekasihnya itu.
Jin mengangkat kepalanya keatas memandang wajah cantik sang kekasih, lalu mengecup pelan bibir Luna sebelum berkata "Sepertinya aku yang lebih terkejut disini, padahal niatnya aku yang ingin memberimu kejutan." Ucap Jin tepat di bibir sang kekasih dan langsung menciumnya dengan mesra.
Lama kelamaan ciumannya semakin dalam dan intens. Jin membuka kaus yang dia pakai dan kembali merapatkan wajahnya namun kali ini di leher Luna bukan bibirnya. Jin sedikit menurunkan tali lingerie dari bahu Luna lalu menciumi sepanjang leher, menuju bahu lalu sedikit kedepan dan mengeluarkan payudara dari atas lingerie nya.
Satu tangan besar Jin meremas gundukan kenyal itu, lalu sebelah tangannya lagi ia gunakan untuk menahan tubuh bagian belakang kekasihnya.
Jin meletakkan wajahnya di tengah-tengah belahan dada Luna, meninggalkan tanda disana sebelum kembali mengulum salah puncaknya dan menyedot nya kuat yang membuat Luna menggelincang dan mendesah kuat.
"Aahhhhh sayang, aku mau lagi. Lakukan dengan kuat sayaangg ahhhh." Luna menahan tengkuk Jin dan sedikit membusungkan dadanya agar bisa di hisap lebih kuat lagi oleh Jin.
Jin benar-benar menikmati kegiatannya. Tapi tidak lama kemudian ia meminta Luna untuk berdiri sebentar dan otomatis lingerie yang tadinya menyangkut di pinggul Luna pun jatuh begitu saja.
Semua itu tidak lepas dari penglihatan Jin. Dengan tergesa-gesa Jin melepaskan celana dan celana dalamnya, namum belum juga dia menyeselesaikan nya Luna sudah memegang milik Jin dengan tangannya.
Luna mendorong Jin agar terduduk kembali ke sofa, lalu melepaskan celana Jin yang tadi belum selesai dia lepaskan. Membuka dua kaki jin agar tebuka lebar dan masuk di antara celah kakinya, lalu kembali memegang milik Jin dan memijatnya pelan.
"Aarrgghhh.. sayang.." Jin mengerang saat Luna menjilat ujung miliknya. Baru di jilat ujungnya saja sudah mampu membuat Jin mendesah nikmat. Tidak menunggu lama Luna langsung memasukan milik Jin kemulutnya. Menaik turun kan kepalanya dengan tempo yang sedikit lebih cepat dan sesekali menghisapnya dengan kuat.
Jin sampai tidak sadar jika sekarang dia sudah menggenggam erat rambut Luna yang dia pegang dengan sebelah tangannya, tadinya dia melakukan itu agar rambut Luna tidak mengganggu aktivitas nya, tapi sekarang malah jadi pegangan untuknnya.
×××
See you next chapter ya.. jangan Lupa tinggalkan jejaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About You - Kim Seokjin
FanfictionIni cerita aku yang ada di aplikasi sebelah dan aku revisi lalu aku up disini. Semoga kalian suka dan cerita ini akan aku tulis sampai selesai. Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Kim Seokjin, siapa yang tidak kenal dengan pria itu. Dia anggota bts...