9

15 1 0
                                    

Ini area 🔞 bijaklah dalam membaca.

×××

"Jin.." Gumam Luna sebelum bibir mereka saling bertaut. Hal yang membuat Luna semakin mengeratkan pelukannya dileher Jin.

Luna tidak menyangka jika dia dan Jin akan kembali melakukan ciuman secepat ini setelah pagi tadi. Luna pun mulai tersadar dan ingat dengan ucapan Jin pagi tadi yang memintanya untuk membalas ciumannya. Jadi saat ini secara perlahan Luna mulai membalas ciuman Jin.

Namun, saat ciuman mereka semakin intens tiba-tiba saja Jin menarik bibirnya menjauh dari Luna dan menatap Luna dalam.

"Apa aku melakukan sesuatu yang salah?" Tanya Luna dalam hatinya karena tidak mengerti dengan tindakan yang Jin lakukan.

"Maafkan aku, jika aku terlalu jauh." Ucap Jin yang membuat Luna tidak mengerti dan hanya memperhatikan gerak bibir tebal Jin yang sedikit basah karena ciuman mereka tadi.

Belum sempat Luna memberikan respon, Jin sudah kembali mempertemukan bibir mereka dan kali ini Jin juga memeluk pinggang Luna lalu merapatkan tubuh mereka tanpa jarak.

Perlahan namun pasti, Luna mulai membalas ciuman Jin lagi dan saat Jin menggigit bibir bawahnya, Luna pun langsung membuka bibirnya dan membiarkan Jin memasukan lidahnya kedalam mulutnya.

"Eungghh.." Desah Luna saat Jin semakin merapatkan tubuh mereka. Terlebih lagi saat sebelah tangan Jin meraba perut Luna dan berhenti di dadanya.

"Hmmpphh.." Desah Luna lagi dan berusaha untuk menahan desahannya saat tangan Jin mulai masuk kebalik bajunya dan menangkup dada Luna langsung dengan tangan besarnya.

"Boleh aku melakukannya?" Tanya Jin seraya menatap Luna dengan tatapan penuh hasrat.

Luna tidak menjawab ucapan Jin, ia malah kembali menarik tengkuk Jin lalu mempertemukan bibir mereka. Seakan mengerti Jin pun mengangkat tubuh Luna untuk ia gendong didepan tubuhnya dan berjalan keluar dari area dapur.

"Dimana kamarmu?" Bisik Jin ditelinga Luna yang membuat Luna menunjukkan kamarnya. Setelah tahu dimana letak kamar Luna, Jin pun membawanya masuk kedalam kamar yang bernuansa merah muda itu dan menurunkan Luna didepan ranjang yang spreinya juga berwarna merah muda.

Tanpa bicara Jin kembali mencium Luna dengan mesra dan melepaskan satu persatu baju mereka secara bergantian hingga tubuh mereka berdua sama-sama polos.

Jin membawa tubuh Luna keatas ranjang dan ia pun berada tepat diatas tubuh Luna. Melihat Luna tanpa sehelai benang membuat Jin menelan salivanya berat hingga membuat jakun miliknya turun naik.

Ini bukan yang pertama untuk Jin, tapi entah kenapa dia merasa sangat gugup saat ini dan takut melakukan kesalahan.

Dan kalian juga jangan tanya bagaimana dengan Luna, karena saat ini dia benar-benar sangat malu hingga membuatnya ingin sekali menarik selimut yang ada di bawah tubuhnya untuk menutup dirinya.

Dengan perlahan Jin kembali mempertemukan bibir mereka dan hampir sepuluh menit lamanya ia bermain di dada, leher dan akhirnya turun keperut datar Luna lalu kembali menarik kepalanya turun hingga tepat berada di antara dua paha Luna.

"Eungghh!" Lenguh Luna saat Jin menyentuh inti tubuh Luna dengan satu jarinya.

"Cantik sekali." Gumam Jin saat melihat milik Luna yang berwarna merah muda tanpa satu pun rambut yang tumbuh disana. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Jin mendekatkan wajahnya dan menyapa inti tubuh Luna dengan lidah hangat.

"Ahhh.." Desah Luna dengan sebelah tangan yang menarik rambut Jin dan sebelah tangan lagi meremas selimut yang ada di bawahnya untuk melampiaskan rasa nikmat dan geli sekaligus yang ia rasakan saat ini.

Mendengar desahan Luna semakin membuat Jin bersemangat bahkan sekarang sudah memasukan satu jarinya kedalam lubang kecil milik Luna, ia sama sekali tidak menghiraukan rambutnya yang Luna tarik atau menahan kepalanya. Bagi Jin semua itu adalah sesuatu yang membuat nya ingin lebih lagi.

"Jin.. sudah- Ahhhh." Desah Luna lagi seraya sedikit mengangkat tubuhnya dan menarik kepala Jin dengan kedua tangannya agar pria itu berhenti melakukan kegiatannya.

Jin pun kembali menindih tubuh Luna dengan sebelah tangan yang memegang miliknya yang terlihat sudah sangat tegang itu.

Perlahan Jin mengangkat kaki Luna dan dengan perlahan juga Jin mulai menekankan miliknya agar masuk kedalam lubang kecil Luna.

"Eungghh!" Luna mencengkram bahu Jin kuat hingga meninggalkan jejak merah disana.

"Kau belum pernah melakukannya?" Tanya Jin yang hanya di angguki oleh Luna. "Aku akan melakukan perlahan." Ucap Jin namun dalam hatinya dia juga tidak bisa berjanji.

"Hmmpphh!" Lenguh Luna dengan mengatupkan giginya dan saat milik Jin terasa merobek miliknya, Luna benar-benar mencakar punggung Jin dengan nafas yang memburu.

Sakit. Rasanya sakit sekali hingga tanpa Luna sadari jika air matanya mengalir pelan di ujung matanya.

"Maafkan aku." Bisik Jin lalu mencium wajah dan sudut mata Luna yang masih mengeluarkan air mata. Ia berharap agar rasa sakitnya cepat berkurang.

Perlahan Jin mulai menggerakkan miliknya keluar masuk yang membuat Luna kembali mengerang, namun erangan itu tidak lama berubah menjadi sebuah desahan karena menahan nikmat.

"Ahhh.." Desah keduanya saat sama-sama merasakan kenikmatan yang di timbulkan oleh gesekan dua kelamin yang saling menyatu itu.

Gerakan Jin yang tadinya pelan kini berubah menjadi semakin cepat saat merasakan jika miliknya bagaikan di remas dengan nikmat oleh milik Luna yang berkedut-kedut dibawah sana.

"Jin.. ahhh, aku mau pipis." Ucap Luna saat merasakan jika ada sesuatu yang akan keluar dari inti tubuhnya.

"Keluarkanlah." Jawab Jin dengan terus memompa milik Luna.

Melihat Luna yang semakin frustasi, Jin mencium Luna dan mempercepat gerakannya, hingga saat tubuh Luna menegang dan melemas secara bergantian setelah pelepasannya. Jin pun memeluk tubuh itu menggerakkan miliknya lebih cepat lagi.

"Ternyata Jin benar-benar tidak bisa menepati janjinya untuk melakukannya secara perlahan ya."

Dan saat ia merasakan jika milik nya juga hampir sampai Jin pun menarik nya keluar dan menumpahkan cairan miliknya diatas perut rata Luna.

Mereka berdua terlihat masih mengatur nafasnya yang terengah-engah. Jin tidak tahu jika bercinta dengan Luna akan sedahsyat ini. Ia benar-benar tidak menyangka jika efek Luna akan sehebat ini pada dirinya.

Jin pun meraih tisu yang ada di atas meja nakas untuk mengelap cairannya yang terlihat memenuhi perut Luna itu. Setelahnya ia pun merebahkan tubuhnya disamping tubuh Luna dan menyelimuti tubuh mereka berdua lalu memeluk tubuh Luna erat.

"Terima kasih." Ucap Jin seraya mencium kepala Luna. Luna tidak menjawab ucapan Jin ia hanya membalas memeluk Jin dengan cara memegang tangan kekar Jin yang ada di perutnya.

Semoga saja keputusan Luna memberikan semuanya pada Jin bukanlah sesuatu yang salah dan yang perlu dia sesali nantinya.

×××

Ramai nggak nih? Kalau nggak ramai aku taro cerita ini karya karsa loh! Jangan lupa tinggalkan jejaknya. :*

All About You - Kim Seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang