13

21 1 0
                                    

"Aku kan sudah bilang padamu jika ingin bercinta lakukan dengan benar. Kau sungguh menyusahkan." Make up artis Jin sedari tadi mengomel karena kesulitan menutupi tanda yang ada di tubuhnya yang jumlahnya tidak sedikit itu.

"Noona.. kan aku tidak sengaja, dan bukan aku yang membuatnya." Jawab Jin sambil menahan senyum.

"Kau ini.. semoga saja ini bisa membantu, jika hanya pemotretan tidak masalah karena masih bisa di edit. Tapi ini juga akan ada live kau tau itu kan?"

"Maaf noona, aku akan melakukannya lagi." Hahaha tawa Jin membuat para member ikut tertawa dan menggelengkan kepalanya.

"Hyung, kau sungguh memiliki kekasih? Jarang sekali pulang ke dorm sekarang." Jungkook bertanya dan medekatinya. "Waahhhh pantas saja kau di marahin dari tadi. Kalian bercinta atau adu tinju hyung?" Perkataan jungkook membuat yang lain tertawa terbahak-bahak.

"Yaaaa... Jungkook-ah, dia wanita yang luar biasa." Ucap Jin sambil mengedipkan sebelah matanya.

Tidak lama datanglah kurir yang mengantarkan makanan ringan beserta minuman atas nama Jin. Dan semua itu dari Luna tentu saja.

"Apakah aku tadi sudah bilang kalau kekasih ku itu luar biasa?" Ucap Jin dengan sombongnya seraya menghubungi Luna.

"Hyung ucapkan terimakasihku pada kekasihmu." Teriak hoseok.

"Sayang.. terimakasih. Padahal kau tak perlu repot-repot melakukannya." Ucap Jin saat sambungan teleponnya diangkat oleh Luna.

"Sudah sampai ya makanannya sayang?" Tanya Luna yang ada diseberang sana.

"Sudah sayang. Kau sudah makan siang?"

"Baru saja akan turun kebawah dan makan siang bersama Wina."

"Baiklah kalau begitu selamat makan sayang." Ucap Jin sebelum mematikan teleponnya yang membuat para member menggelengkan kepalanya.

"Apa?" Tanya Jin dengan menatap mereka satu per satu.

"Kau menjijikan." Ucap Jungkook dan ucapan Jungkook yang membuat para member menyetujuinya.

+++

Setelah pulang kerja Jin datang keapartment Luna bersama dengan Yoongi.
Sesampainya di apartment Luna, Jin menekan bel. Tidak lama Luna pun membuka pintu dengan senyum lebarnya.

"Hai."

"Sayang.. aku rindu." Ucap Jin yang langsung memeluk erat kekasihnya hingga dia melupakan seseorang yang ada dibelakangnya.

"Ehem!" Seperti mendengar seseorang yang batuk, Luna pun melonggarkan sedikit pelukannya.

"Aku hampir lupa. Sayang, ini Yoongi. Kau pasti ingat dia kan?"

Luna menganggukkan kepalanya dan tersenyum canggung pada Yoongi. "Maaf aku tidak tahu jika ada kau." Ucap Luna seraya mempersilahkan mereka masuk dan Luna menuju dapur membuat minuman untuk mereka.

Tiba-tiba terdengar suara seseorang memasukan password pintu depan dan terdengar suara seseorang yang sudah sangat Luna hafal. "Kaaaakkkk.. tolongin aku, mesin cuciku mati dirumah." Ucap Wina yang belum menyadari jika ada tamu.

"Benar-benar bisa gila aku. Aku lelah sekali tapi masih harus sibuk dengan baju-baju kotor ini, sebenarnya aku bisa saja sih membawa mereka ke laundry, tapi aku malas dan kalau bisa gratis disini kenapa harus bayar kan? hehehe." Wina masih belum menyadari jika disana ada Jin dan Yoongi padahal Luna sudah memberinya kode hingga dia berjalan ke area pantry dan mendengar seseorang memanggil namanya.

"Hai, Wina-ssi." Ucap Jin memanggil namanya yang membuat Wina hampir menjatuhkan keranjang laundry nya. Belum sepenuhnya sadar dari rasa kagetnya, Wina kembali di buat terkejut oleh kehadiran Yoongi disana.

"Kau sedang apa disini?" Tanya Wina seraya mendekati Yoongi dan Jin meninggalkan keranjang laundry nya begitu saja.

"Ingin menemuimu." Jawab Yoongi.

"Tapi ini bukan rumahku. Kau lupa dimana rumahku?"

"Tapi aku tetap bertemu denganmu disini." Yoongi berdiri dari duduknya dan menghampiri Wina. Pria pucat itu pun langsung menarik tangan Wina pelan dan keluar dari apartment Luna tanpa berpamitan dan meninggalkan keranjang cucian Wina begitu saja.

Melihat Yoongi dan Wina pergi begitu saja, membuat Luna meraih keranjang laundry milik Wina dan membawa pakaian sahabatnya itu kemesin cuci lalu memasukan cucian itu kedalam mesin dan kembali menghampiri Jin setelahnya.

"Kita jadi kerumah mu?" Tanya Luna yang sudah duduk disebelah kekasihnya itu.

"Setelah disini aku merasa sangat nyaman." Ucap Jin seraya tidur di pangkuan Luna.

"Lelah ya?" Tanya Luna dengan membelai pelan rambut Jin.

"Sedikit. Tapi sekarang sudah tidak lelah lagi." Jawab Jin dengan memejamkan matanya.

"Rambutmu halus sekali." Ucap Luna saat merasakan rambut Jin yang terselip di sela jarinya.

"Mereka milikmu." Luna mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan Jin.

"Huh?"

"Rambutku, mereka milikmu. Jadi ambil saja jika kau menyukainya." Jelas Jin yang membuat Luna menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Hanya rambut?" Tanya Luna yang membuat Jin kembali membuka matanya.

"Semuanya. Semua yang ada diriku adalah milikmu." Jawab Jin dengan menatap Luna tepat di matanya.

Luna tertegun beberapa saat, dia benar-benar tidak menyangka jika Jin akan mengatakan semua itu. Luna pikir jika Jin akan bercanda dengan beberapa hal konyol seperti biasanya.

"Aku tidak pernah bercanda dengan hubungan kita, Luna." Ucap Jin lagi seperti bisa membaca pikiran kekasihnya itu, ucapan Jin membuat Luna tersenyum dan membungkukkan tubuhnya untuk mengecup bibir Jin singkat.

"Terima kasih." Ucap Luna dan kembali membelai rambut tebal Jin.

"Aku lebih suka kau mendesah daripada kata-kata terima kasih yang tidak berguna itu." Luna memukul pelan tangan Jin yang membuat Jin meraih tangan Luna lalu menciumnya.

"Besok aku ada kegiatan di luar kota. Mungkin sampai dua atau tiga hari, apa kau mau ikut denganku?" Luna terlihat sedikit berpikir sebelum menjawab.

"Hmm. Sepertinya aku tidak bisa ikut, karena akan ada acara di rumah Ibuku." Jawaban Luna membuat Jin mengerucutkan bibirnya.

"Sayang sekali. Padahal aku ingin kau ikut." Ucap Jin yang masih mengerucutkan bibirnya.

Muuaachh

Luna mencium bibir Jin dengan tiba-tiba yang membuat Jin menatapnya penasaran.

"Jangan marah lagi, ingat kita bukan anak kecil." Ucap Luna yang membuat Jin tersenyum. Bersama dengan Luna membuat Jin merasa nyaman dan salah satu sifat Luna yang Jin suka adalah kedewasaannya.

Jika wanita lain akan merengek ini dan itu, berbeda dengan Luna. Wanita itu bisa melakukan semuanya sendiri. Wanita itu juga tidak pernah keberadaan jika harus berjauhan dengan Jin, malah Jin yang suka galau dan resah jika Luna tidak ada disisi nya.

×××

×××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All About You - Kim Seokjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang