18

226 27 2
                                    

Enjoy the story:3









... . .-.. .- -- .- - / -- . -- -... .- -.-. .-

" Nanti mau ke RS lagi nggak?" Mereka berlima sekarang lagi di rumah Leehan

Ganti tempat nongkrong soalnya yang punya apart lagi sekarat di RS :(

" Boleh aja sih, mumpung besok libur kan"

" Kak sungho udah berapa lama ya di RS, kangennn" woonhak mengerucutkan bibirnya

" Udah mau seminggu nggak sih dia koma" Riwoo mengambil camilan di atas meja dan melanjutkan

" Kalian nyadar nggak sih ada yang aneh sama keluarganya Sungho "
Pertanyaan Riwoo membuat yang lain langsung fokus ke arahnya

" Maksudnya?" Tanya taesan minta penjelasan

" Ya selama hampir 3 tahun gua tau dia, nggak pernah sekalipun gua liat sungho pulang sekolah di jemput dan untuk pertama kalinya dia di jemput sungho langsung berakhir di rumah sakit"

" Emang agak aneh sih tapi mungkin aja juga cuma kebetulan kan, lagian bang Minhyun juga bilang kalau Sungho di tabrak karna nggak liat rambu penyebrangan"

" Tapi bisa juga karna keluarga nya atau karna tekanan di keluarganya makanya dia malah jadi kayak gitu, nggak fokus dan berakhir kecelakaan "

" Bentar ini kenapa malah tiba-tiba jadi ngomongin keluarganya kak sungho sih?" Leehan sedikit bingung dengan perubahan topik obrolan mereka yang cepat

" Nggak tau si Riwoo noh kepoan jadi orang, bukan urusannya juga tapi pengen tau banget"

" Itu namanya peduli ya anjing "

" Peduli apaan kalau kayak gitu, malah ngegosip doang yang ada. Lagian emangnya lu mau pas lu lagi sekarat tapi temen-temen lu yang lain malah ngomongin keburukan keluarga lu?!"

" Kenapa jadi kesana dah, kan gua cuma bilang mungkin aja ada hubungannya "

" Ya makanya gua bilang kagak usah kepo jadi orang"

" Kok jadi lu yang ke singgung sih? Kan gua nggak ngomongin lu. Oh.... Atau lu ngerasa makanya malah marah-marah kagak jelas. Apa jangan-jangan keluarga lu juga aneh-

Bugh

" Diem lu"

" Ah elah malah berantem" taesan langsung memisahkan Riwoo dan juga Jaehyun

" Kalian kenapa sih, lu bang Riwoo suka amat mancing emosi orang. Dan bang jaehyun selama ini lu orang yang paling sabar yang gua tau kenapa lu malah mendadak emosi?"

Jaehyun cuma diam dan langsung duduk, memilih untuk mengabaikan pertanyaan dari taesan

" Lu tau jae, gua ngomong kayak tadi karna gua Pengen tau semua masalah kalian,  gua pengen tau kalau kalian itu bener-bener baik-baik aja. Gua nggak mau temen gua malah memilih suicide tapi gua bahkan nggak tau alasannya dan gua juga nggak bisa nolongin kalian karna gua bahkan nggak tau apapun. Selama ini gua tau kalau diantara kita berenam nggak ada yang hidupnya baik-baik aja"

Sekarang bukan cuma jaehyun yang terdiam tapi Leehan Taesan dan woonhak ikut diam setelah mendengarkan apa yang Riwoo ucapkan.

" Gua cabut, besok chat aja jam berapa perginya " Riwoo langsung jalan pergi mau nenangin dirinya.

Efek kejadian sungho bikin Riwoo sedikit takut, entah kenapa dia ngerasa sungho bukan kecelakaan karna tidak di sengaja tapi emang sunghonya yang pengen mati.

Dan dia takut kalau itu beneran terjadi, Riwoo bener-bener nggak bisa ngebayangin kalau temennya pergi.

Dia udah nggak dapet perhatian dari kedua orang tuanya dari lahir karna mereka sibuk bekerja, dia nggak mau kalau harus sampai kehilangan teman yang selama beberapa bulan ini berhasil ngebuat dia berhenti buat nyelakain diri sendiri demi dapat perhatian kedua orangtuanya.

Iya, dia sering sengaja jatuh dari motor, nabrakkin diri ke mobil atau loncat dari gedung dua lantai demi dapet perhatian orang tuanya.

Riwoo nggak bisa ngebayangin kalau teman yang udah kayak obat bagi dia malah pergi, mungkin Riwoo juga bakalan ikut pergi.




... . .-.. .- -- .- - / -- . -- -... .- -.-. .-




Suasana rumah leehan masih hening selepas Riwoo pergi, mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Terlebih Jaehyun, dia sadar kok kalau selama ini diantara kelima temannya dia adalah orang yang paling tertutup. Walaupun sering di jadiin tempat curhat yang lain tapi dia nggak pernah mau ngomongin tentang masalahnya. Jaehyun terbiasa buat masang topeng dan berpura-pura hidup normal walaupun kenyataannya dia juga nggak pernah ada di situasi 'normal' itu.

" Jadi.... Jam berapa kita pergi besok?" Nggak mau lama-lama sama suasana yang kurang mengenakkan, taesan milih buat memecah keheningan.

" Pas jam besuk aja " woonhak menanggapi pertanyaan Taesan

" Jam pastinya jam berapa biar gua bisa siap-siap dan nggak telat "

" Oh iya, bang jae kan pelor "

" Jam 2 aja deh, makan siang dulu lah seenggaknya pas kita dateng kesana kita nggak perlu makan lagi. Gantiin bang Minhyun biar dia beli makan sekalian istirahat juga  " yang lain mengganggukkan kepalanya menyetujui perkataan Leehan

" Oke jam 2 yak, gua chat bang Riwoo nanti" 

" Iya"




... . .-.. .- -- .- - / -- . -- -... .- -.-. .-

Mereka berlima sekarang udah ada di dalam ruang rawat sungho, Minhyun juga udah mereka suruh istirahat sampai jam besuk abis. Setidaknya walaupun nggak bisa nolong banyak, mereka bisa bantu Minhyun sedikit lah.

Keadaan sungho masih sama kayak terakhir kali mereka ke rumah sakit, sedih sih ngeliat temen mereka terbaring di ranjang rumah sakit dengan bantuan alat buat menunjang kehidupannya, tapi mau gimana lagi mereka juga nggak bisa ngapa-ngapain.

" Bang Sungho nggak bangun-bangun apa kagak capek ya tiduran mulu " woonhak memperhatikan wajah Sungho yang masih terlelap.

" Agak nggak pas sih gua ngomong gini tapi cuma pas kak Sungho koma gua bisa liat wajahnya tenang "

Yang lain langsung ngeliatin taesan heran

" Maksud lu? Lu ngedoain sungho biar nggak bangun lagi gitu?" Riwoo udah mau nonjokin taesan kalau aja dia nggak inget sekarang lagi di mana

" Ya kagak lah, tapi kalian sadar nggak sih kalau selama ini kak sungho pasti selalu ngerasa cemas dimanapun dia berada. Bahkan pas tidurpun dia nggak tenang, tapi sekarang gua ngeliat wajah kak sungho yang beneran damai dan tenang. Dan hal itu bikin gua takut "

" Takut kenapa? " Tanya leehan penasaran

" Gua takut kalau kak sungho lebih suka pergi dari pada disini bareng kita semua  "

Mereka berlima tidak ada yang menanggapi ucapan taesan, karna semuanya juga merasakan hal yang sama.

Mereka sudah bergantung satu sama lain, susah untuk merelakan kepergian salah satu diantara mereka.

Dan kalau memang harus pergi mereka berenam harus pergi bersama.

Minhyun yang kebetulan ingin kembali ke ruang rawat untuk memberikan camilan kepada teman-teman adiknya hanya terdiam didepan pintu setelah mendengar ucapan Taesan.

Dalam hatinya dia membenarkan pa yang taesan ucapkan, tapi dia juga tidak ingin adiknya pergi. Masih banyak hal yang belum dia lakukan untuk adik kecilnya itu.

Minhyun tidak jadi masuk dan memilih untuk menuju tempat beribadah yang ada di rumah sakit, dalam kondisi kalut dia memutuskan untuk berdoa agar adiknya tidak lagi menderita dan bisa hidup tenang bersamanya.












.
.
.











Segini dulu ya, maaf lama up lagi ada kesibukan nanti kalau udah lumayan senggang aku up lagi

See ya :3


PLEASE STAY ALIVE || BOYNEXTDOOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang