22. Penerus

877 68 29
                                    

Helloooo, maaf agak telat ya malam ini heheh.

selamat membaca, kalau ada typo kasih tanda aja ya. 

"Bagaimana tidurnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana tidurnya?"

"Sangat nyenyak kaisar, terima kasih." Jawaban malu-malu Margareth membuat Jaesen tersenyum kecil.

Keduanya sedang berjalan beriringan di taman istana, terlihat sangat akrab untuk ukuran orang yang baru bertemu.

"Eumm—kaisar saya ingin bertanya boleh?"

"Kenapa meminta izin, katakan yang ingin kau katakan." Jaesen kini berhenti, pria itu menatap Margareth dalam.

"Teman-teman saya bilang permaisuri menolak ajakan untuk pesta minum teh, apa itu benar?"

Jaesen mengernyit disana, pria itu tentu tidak tau tentang hal seperti itu. Itu sudah menjadi urusan Alethea karena ajakan minum teh bersama seperti itu memang acara khusus yang dibuat oleh para bangsawan wanita.

"Entahlah, memangnya kenapa?"

"Ah tidak, telinga saya sedikit panas jika mendengarkan para lady diluar sana membicarakan permaisuri. Rasanya saya tidak terima."

Raut wajah sedih Margareth membuat Jaesen Kembali tersenyum kecil.

"Terima kasih atas perhatianmu pada permaisuri."

Keduanya Kembali berjalan bersama, sesekali Margareth tertawa kecil saat melihat burung-burung yang berterbangan di atasnya.

Jaesen memang menyempatkan waktu luangnya untuk Margareth, gadis itu tamu disini jadi sebisa mungkin Jaesen memberikan perhatian yang cukup khusus.

Apalagi untuk seukuran Perempuan cantik, manis dan lugu seperti Margareth ini terkadang membuat Jaesen gemas.

"Oh maaf ada ranting kecil dirambutmu."

Jaesen berjalan mendekati Margareth, gadis itu yang memang tidak terlalu tinggi hanya bisa menatap dada bidang Jaesen disana.

Pria itu terlihat mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan ranting yang ada dirambut Margareth.

"Terima kasih kaisar." Kembali, senyum malu-malu itu terlihat lagi.

"Sama-sama."

Bukan suara Jaesen yang menjawabnya, membuat Margareth melunturkan senyumnya dan mundur cepat.

"Sudah acara mesra-mesraannya?"

Alethea, gadis itu berjalan santai dengan kedua tangan yang terlipat di depan.

"Apa yang kau lakukan disini permaisuri."

Tentu saja memergoki suaminya itu, bagaimana tidak, Alethea temui kedua manusia ini asik tertawa dan berduaan di taman.

Bagaimana pandangan semua orang yang melihatnya, Alethea merasa harga dirinya tercoreng.

Dengan cepat gadis itu mendekati Jaesen, bahkan Alethea tadi melompati rerumputan yang menjadi penghalang antara taman dan Lorong istana.

ALETHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang