1. Alethea Alordy

6K 332 2
                                    

Aku sangat senang jika kalian tertarik membaca Alethea.

BUT PLEASE jangan menjadi silent readers, kita saling menghargai yaa. Because aku membuat cerita juga memerlukan waktu dan tenaga untuk berpikir.

Terima kasih atas perhatiannya dan menjadikan Alethea teman saat mengisi waktu luang kalian.
Selamat membaca.

Salam hangat.
Reee 💗.

Freya meraba rambutnya yang tergerai panjang dan sedikit bergelombang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Freya meraba rambutnya yang tergerai panjang dan sedikit bergelombang.

'Sama.'

Lalu setelah itu tangannya meraba ke arah poni rambutnya yang panjangnya sepanjang pipinya, poninya terbelah menjadi dua.

'Sama.'

Netranya semakin menajam melihat ke arah depan, seakan memastikan itu nyata atau hanya sekedar kebetulan.

Bibir, Freya meraba bagian bibirnya.

'Bentuknya sama.'

Tunggu, apakah itu dirinya?

Tapi bagaimana bisa, bagaimana bisa dirinya ada pada lukisan zaman dulu. Lukisan bersejarah yang terdapat pada ratusan tahun silam?

Matanya bermasalah, Freya rasa dia salah lihat. Freya menggosok matanya dengan punggung tangan, lalu setelahnya kembali metap lukisan di depannya.

'ITU BENAR AKU!'

Tangan mungil Freya meraba lukisan itu, bukan ke arah potret dirinya. Tapi ke arah potret sosok yang berdiri tegap di samping wanita yang mirip dirinya itu.

Tampan, sangat tampan. Apalagi baju kebesaran yang pria itu pakai, belum lagi jubahnya yang dari punggung lebarnya itu menjuntai ke lantai.

Tes.

'Aku menangis?'

Freya menyeka pipinya yang basah akibat air matanya, gadis itu terheran-heran. Bagaimana dia bisa menangis begitu saja, sedangkan hatinya hanya merasakan kebingungan bukan sebuah kesedihan.

"Kau menyesal?" suara merdu seorang perempuan mengalun ditelinga Freya, tiba-tiba saja bulu kuduknya terangkat.

Merinding.

"Kamu siapa? Dimana kamu?" Freya memutar tubuhnya mencari arah suara itu, tapi nihil. Tidak ada siapapun.

"Kau menyesal?"

Lagi, pertanyaan itu yang keluar.

"Ada apa? Kenapa dengan hatiku? Kenapa rasanya aku sangat menyesal?" Freya memegangi bagian dadanya, sesak sekali. Sulit untuk sekedar menarik napas, rasanya berat.

"Kau benar-benar menyesal?"

Kali ini Freya tidak menjawab, gadis itu kembali memutar tubuhnya menatap lukisan tadi. Lukisan yang masih terlihat jelas walau sudah berabad-abad, memang betul-betul dijaga.

ALETHEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang