Maudy menghentikan mobil yang sedang ia kendarai secara tiba-tiba saat ia mendengar ringisan dari Monica yang sepertinya masih merasa kesakitan, dengan benturan lehernya pada mobil Monica tadi.
Ia merasa khawatir, dan merasa bersalah. Monica kesakitan seperti ini karena ulah mantannya. Ia tidak bisa menjauhkan Luna dari Monica. Maka dari itu, malam ini Luna berhasil menyakiti Monica, tepat di hadapan matanya.
"Kita ke rumah sakit ya" Ajak Maudy pada Monica.
"Gausah, gapapa" Tolak Monica.
"Benturannya kenceng tadi" Ujar Maudy.
"Gapapa sayang" Ucap Monica.
Maudy pun melepas seat belt yang terpasang ditubuhnya, setelah itu ia mendekat kearah Monica.
"Sini coba aku liat" Ucap Maudy.
Monica dengan peka langsung mengatur seluruh rambut panjangnya ke sebelah kiri agar Maudy bisa melihat leher belakangnya dengan mudah.
"Agak merah ini" Ujar Maudy sambil mengusap leher Monica dengan pelan.
"Urut aja ya?" Tawar Maudy pada Monica.
"Ga mau" Tolak Monica.
"Berobat ga mau, urut ga mau juga. Ini harus diobatin" Ucap Maudy.
"Dikompres dulu aja nanti di rumah" Ucap Monica.
"Nanti kalo masih sakit, baru ke dokter" Lanjut Monica.
Maudy menghela nafasnya dengan pelan. Ia pun mencium leher belakang Monica terlebih dahulu selama beberapa detik, sebelum ia kembali menyalakan mesin mobilnya.
"Aku gapapa, kamu tenang aja" Ucap Monica sambil memegang pipi kiri Maudy.
Maudy hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan. Kini, ia mulai menjalankan mobilnya, dan segera menuju rumah kosnya.
Sedangkan Monica, kini masih melihat kearah Maudy yang saat ini kelihatan sedih. Ia tau, kalau Maudy khawatir padanya. Dan ia tau, kalau Maudy merasa bersalah padanya.
Malam ini, Monica benar-benar yakin jika Maudy memang sudah sepenuhnya mencintainya. Karena selama ini, Monica masih ada sedikit keraguan dengan Maudy. Ia masih belum begitu yakin jika Maudy memang sudah move on dari Luna, dan benar-benar sudah mencintainya.
Kini, mereka berdua saling diam, dan sibuk dengan pemikiran masing-masing. Monica mencoba untuk memejamkan matanya, dan mencoba untuk menahan rasa pusing, mual, dan sakit pada bagian lehernya.
Tetapi, saat ia memejamkan mata, otaknya langsung mengingat bagaimana seramnya Maudy saat sedang mencekik leher Luna tadi. Dirinya langsung berpikir, apakah Maudy melakukan hal keras itu semua memang demi dirinya?
Karena terus-terusan mengingat kejadian tadi, Monica memutuskan untuk membuka matanya kembali. Ia langsung menengok kearah Maudy, yang saat ini masih fokus menyetir, sambil....
Menangis.
Monica langsung mengerutkan keningnya setelah melihat air mata Maudy yang mengalir. Ia merasa heran dan juga bingung. Mengapa tiba-tiba kekasihnya menangis secara diam-diam seperti ini.
"Kamu nyesel ya abis nyakitin Luna?" Tanya Monica sambil melihat kearah Maudy.
Maudy yang mendengar Monica berbicara, langsung mengusap air matanya, dan melihat kearah Monica.
"Engga" Jawab Maudy.
"Terus kenapa nangis?" Tanya Monica dengan suaranya yang datar.
"Aku cuma ngerasa bersalah sama kamu" Jawab Maudy.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELFISH
RomanceMaudy adalah seorang manusia pengalah yang menjadi korban keegoisan kedua orang tuanya. Dirinya lebih memilih untuk mengalah demi kebahagiaan kedua orang tuanya dan membiarkan kedua orang tuanya untuk memilih jalan masing-masing. Maudy yang sudah me...