Chapter 18. Perjalanan Gaib Pijar

70 37 30
                                    

Setelah beberapa menit, akhirnya Pijar pun telah menyelesaikan kegiatannya tadi, yang di mana Pijar sedang merebus mie instan. Kini, mie instan tersebut pun sudah siap di santap. Tercium aroma khas mie instan yang menggugah selera. Segera Pijar menyantapnya dengan nikmat.

Beberapa menit telah berlalu, kini Pijar telah menyelesaikan makan malamnya. Setelah itu, dia memilih untuk duduk bersandar di lantai, sembari mengecek ponselnya yang sudah sedari tadi pagi tak dihiraukannya.

Saat dirinya mengecek ponsel tersebut, ternyata sudah banyak notifikasi, baik itu panggilan atau pun pesan masuk yang masuk ke handphonenya. Pijar melihat beberapa panggilan tak terjawab dan itu ternyata dari Raksa.

"Untuk apa Raksa menghubungi ku sebanyak ini?" gumam Pijar saat melihat ke arah handphonenya sembari membeliakkan netranya.

Setelah melihat hal itu, Pijar masih dibuat kaget dengan adanya banyak pesan masuk ke handphonenya, yang lagi-lagi itu adalah pesan dari Raksa. Langsung saja Pijar membuka dan membaca isi pesan tersebut.

Isi pesan dari Raksa:

"Pijar, bagaimana keadaanmu? Apa sudah membaik?"

"Ohh iya, apa kamu sudah makan malam?"

"Jika belum, aku akan mengantarkan makanan lagi untukmu,"

"Aku sudah berusaha menghubungi mu beberapa kali, tapi tidak di angkat. Jadi, ku putuskan untuk mengirim pesan saja,"

"Jika kau sudah membaca pesanku, jangan lupa di balas ya."

Itulah kira-kira isi pesan dari Raksa untuk Pijar. Setelah membaca pesan tersebut, Pijar pun bergegas untuk membalasnya.

"Emm, kau tak perlu khawatir, Sa. Aku sudah merasa lebih baik sekarang,"

"Tenang saja, aku sudah makan. Jadi, kau tidak perlu repot-repot mengantarkan makanan lagi untukku,"

"Maaf, seharian ini aku belum membuka ponsel ku, maka dari itu aku baru bisa melihat dan membalas pesan mu sekarang."

Setelah membalas pesan dari Raksa, Pijar kembali meletakkan ponselnya di lantai dengan mengaktifkan nada dering di ponsel tersebut, agar jika ada yang menelpon dan mengirim pesan terdengar olehnya.

Sementara Raksa yang masih berada di kedai, dikejutkan dengan suara notifikasi yang masuk di handphonenya. Dia pun segera membukanya, dan ternyata pesan masuk tersebut dari Pijar yang memang sedari tadi sudah Raksa harapkan untuk menghubungi dirinya, setidaknya untuk membalas pesannya. Dan hal itu kini sudah terlaksana, hingga senyuman terpancar di wajah Raksa saat dirinya sedang membaca pesan dari Pijar.

Kembali pada Pijar, beberapa menit telah berlalu, terdengar suara notifikasi masuk ke handphone Pijar, dan itu adalah balasan lagi dari Raksa. Untuk kali ini, Pijar langsung bergegas untuk membuka dan membalasnya.

Chat Mode On

"Syukurlah kalau begitu, aku senang mendengarnya jika kamu sudah sedikit membaik," kata Raksa.

"Iya Sa, apa kau sedang mengkhawatirkan ku saat ini?" balas Pijar dengan nada meledek.

"Hmmm, tidak juga," jawab Raksa singkat. Sebenarnya Raksa sedang menahan malu atas pertanyaan Pijar, tak dapat dipungkiri olehnya bahwa Raksa memang sedang mengkhawatirkan keadaan Pijar saat ini, hanya saja dia gengsi untuk mengungkapkannya.

"Ohh benarkah, baiklah kalau begitu aku mau tidur dulu sudah malam," jawab Pijar.

Sepertinya saat ini Pijar tengah kecewa membaca balasan pesan dari Raksa.

Astral Projection (Revealing Past Events) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang