▪️You, Again!▪️

1K 294 16
                                    

Irene menggeram didalam selimut tebal yang saat ini membungkus tubuh mungilnya. Sumpah serapah dan juga kalimat penyesalan terus keluar dari mulutnya.

"Kyaakk! Bagaimana kalau pria itu benar-benar mencariku huhu?"ringis Irene membayangkan kejadian malam tadi dimana ia sempat beradu argumen dengan pria yang tidak ia kenali saat itu.

"Harry shibal! Ini semua salahnya!"umpat Irene pada Harry dalang dari semua penyesalannya saat ini.

Terbesit dibenaknya yang seharusnya ia tidak mendengarkan usikan Harry padanya saat itu, disaat dirinya sedang kesal dengan para penagih hutang yang terus menuntutnya agar segera membayar hutang mendiang ayahnya disaat ia sedang tak memiliki uang sepeserpun.

"Hidupmu terlalu sial Irene ahh huhu~"lirihnya sedih membayangkan semua masalah hidupnya.

Tak lama setelah itu ia diam sejenak berusaha untuk menjernihkan pikirannya hingga akhirnya suara perutnya berhasil membuatnya bernafas kasar.

"Aaaa baegoppa~"rengeknya lagi kemudian bangun dari tempat tidur minimalisnya itu menuju kebagian dapur untuk mencari masih adakah sebungkus ramen simpanannya.

"Aku menemukanmu!"teriaknya senang disaat ia masih menemukan ramen terakhir di dalam lemari dapurnya.

Kini tak terlihat wajah frustasi diwajah indahnya karena sudah tergantikan dengan nada bahagia untuk segera menikmati ramennya.

5 menit berkutat didapur akhirnya ramennya sudah siap untuk disantap.

"Ramyeoonnn~"dramatisnya dan langsung menyantap ramen yang ia masak itu.

Tok...tok...

Suara ketukan pintu dirumah sederhananya itu membuat Irene menjeda kunyahannya saat seseorang mengetuk pintu rumahnya.

"Huh? Nugu?"gumamnya bergerak untuk melihat siapa yang datang.

Harry.

Rekannya itu berdiri didepan rumahnya dengan cengiran polos dan beberapa tentengan yang ada ditangannya.

"Ada apa?"ketus Irene bersedekap dada menatap tajam kearah Harry.

"Heheh noona~"cengir Harry dan Irene tau maksud dari cengiran dan panggilan 'noona'  dari Harry itu berarti pria jangkung itu sedang merasa bersalah.

"Untuk apa kau datang kemari?"tanya Irene masih dengan nada ketusnya.

"Hmm maafkan aku untuk apa yang terjadi malam itu~"cicit Harry pelan merasa bersalah.

"Huftt! Masuklah"ajak Irene mempersilahkan Harry masuk

"Kau tidak bekerja?"tanya Irene kembali menyantap ramennya dan melupakan kekesalannya pada Harry saat itu juga karena biar bagaimanapun hanya Harry satu-satunya teman yang ia miliki disaat seluruh temannya yang lain menjauhinya.

"Aku bertukar shift sementara dengan Jeha"jawab Harry meletak tentengan yang berisikan aneka makanan siap saji disana untuk Irene.

"Ini untukmu sebagai permintaan maafku"kata Harry mengusap tengkuknya yang tak gatal

"Kau tak perlu melakukan itu"ucap Irene menatap Harry

"Anniya! Tetap saja. Seharusnya aku tak mengatakan hal seperti itu disaat dirimu sedang banyak pikiran. Hahh dan karena itu juga pria itu jadi marah besar padamu"sesal Harry

Irene menghembuskan nafasnya pasrah.

"Apa semua pria akan benar-benar terluka dengan kalimat itu?"tanya Irene terlihat ragu dan kembali mengingat ucapannya saat itu.

Harry mengangguk kepalanya pelan dengan wajah polosnya.

"Biar bagaimanapun bagi kebanyakan pria itu adalah kebanggaan dan kepercayaan diri nya"jelas Harry sedangkan Irene hanya mengangguk kepala paham.

A Good Potion || SEULRENE || ON-GOING!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang