chapter 7

409 78 19
                                    

"Aku pulang!". Pekik Jay sembari membawa langkahnya memasuki rumah.

"Ayah?". Panggilnya namun tak ada sahutan.

Begitu mencium aroma masakan yang menggugah selera, Jay perlahan menyunggingkan senyum lantas berjalan dengan cepat menuju dapur.

Sesampainya disana, hal pertama yang Jay dapati adalah sesosok lelaki mungil yang tengah membelakanginya.

"Eh?".

Sepasang tangan kekar itu Jay lingkarkan tepat di pinggang rampingnya hingga membuat sang empu pun terkejut.

"Jay? Kapan kau pulang?". Ujarnya sembari tetap melanjutkan kegiatan memasaknya.

"Baru saja". Sahut pemuda Park itu semakin mengeratkan rengkuhannya.

"Oh ya Ayah, hari ini.. aku bertemu dengan Ibu. Ibu kandungku".

'Deg!'

Jantungnya serasa mencelos detik itu juga. Jungwon dengan perlahan mematikan kompornya sebelum berbalik menatap sang putra.

"Kau bertemu dengan Park Jihyun?".

Hanya sebuah anggukkan kecil yang dapat Jay berikan sebagai balasan.

"Apa.. Apa saja yang dia katakan padamu?". Ujar pria manis itu sembari menangkup wajah putranya.

"Dia ingin membawaku pulang bersamanya".

Dapat Jay lihat bagaimana sepasang manik doe itu mulai berkabut. "Lalu... Apa jawabanmu?".

"Aku menolaknya, Ayah. Lagipula aku tak bisa meninggalkanmu. Aku hanya ingin bersama denganmu".

Setelah mendengar penuturannya, Jungwon lantas menarik tubuh yang jauh lebih besar darinya itu kedalam sebuah pelukan.

"Aku tak bisa hidup tanpamu, Jay". Lirih si manis dengan suara yang bergetar semakin mengeratkan pelukannya seolah-olah tak ada hari untuk esok.

Sementara itu, Jay hanya dapat menyunggingkan senyuman di paras rupawannya.

Lagipula siapa yang tak akan senang bila melihat orang yang sangat kau cintai juga ingin bersamamu? Jay berjanji pada dirinya sendiri, ia pasti akan melakukan apapun untuk menghabiskan seluruh hidupnya hanya untuk bersama sang Ayah.

Perlahan keduanya pun mengurai pelukan. Jungwon tampak menghela nafas beratnya sebelum berucap, "Jay, makanannya akan segera siap. Sebaiknya kau bersihkan dirimu terlebih dahulu. Jika sudah selesai, cepatlah turun ya? Kita akan makan malam bersama".

Namun Jay tak lantas bergeming. Ia masih tetap pada posisinya. Berdiri menghadap sang Ayah, mengagumi bagaimana rupa cantik milik lelaki dewasa berkepala tiga tersebut.

"Apa ada sesuatu?". Ujar si manis menginterupsi.

"Ayah..".

"Hm?". Jungwon hanya bergumam sebagai balasan.

"Ayah, aku menyukaimu..". Tuturnya terdengar begitu tulus.

Sudut bibir milik si manispun tertarik keatas, membentuk sebuah senyuman. "Menyukaiku?".

Jay mengangguk tegas. "Aku menyukaimu sebagai seorang pria bukan seperti Ayah dan Anak".

Perlahan senyuman yang terpatri di wajah si manis pun memudar. "A-apa?".

"Ayah...". Panggil Jay sembari menangkup wajah pria mungil dihadapannya.

"Apa kau bersedia menjadi kekasihku?".

Jungwon tampak berdehem pelan sebelum akhirnya angkat suara, "Kau yakin ingin berpacaran denganku? Kita mungkin memang tidak memiliki ikatan darah. Tapi kita terpaut selisih usia yang sangat jauh. Bagaimana tanggapan orang lain nanti hm?".

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unholy | jaywon (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang