2. Hujan kenangan

477 44 0
                                    

"Dek? menurut mu, mama kenapa ya?" tanya Zean.

"Gak tau sih kak, tapi akhir-akhir ini mama berubah banget." jawab Freya.

"Aku curiga, mungkin ada apa apa nya ini mah." timpal Zean.

Muthe yang kebetulan ada di sana sedikit kesal dengan ucapan kedua kakaknya.

"Apasih kalian, harusnya seneng mama berubah." protes Muthe.

Zean dan Freya hanya menghela nafas.

"Ingat perlakuan mama pada kita, mungkin itu hanya pura-pura." timpak Zean.

Muthe hanya bisa diam saat kedua kakak nya merencanakan sesuatu.
~

Di sisi lain

Eli tengah mengobati luka di tubuhnya, bekas cambukan, pukulan dan tendangan kini terlihat jelas saat ia membuka baju nya.

"Shan, luka ini adalah bentuk kekecewaan suami mu, kamu pasti bisa mengetahui nya kan?"gumam Eli.

Rasa sakit yang rasakan tidak sebanding dengan masa lalu nya.

Perlahan ia mengoleskan betadine ke lukanya.

" Ma?" panggil seseorang yang ternyata Muthe.

Eli lupa tidak mengunci pintu tadinya.

"Mama kenapa? kok luka semua?" tanya Muthe seraya menghampiri Eli.

"Engga apa apa, lagi pula ini gak seberapa." jawab Eli.

Muthe berniat membantu Eli, namun dari belakang, Zean menarik Muthe untuk keluar dari kamar.

"Ini karma, biarkan saja." ujar Zean.

"Tapi kak,ma-" ucapan Muthe terhenti ketika Freya menutup pintu kamar dengan keras.

Eli melihat itu hanya bisa tersenyum saja dan kembali mengobatu lukannya.

~

Keesokan harinya.
Terlihat Gracio sudah menggunakan setelan rapih. Ia berjalan menghampiri anak-anak nya.

"Nak, Papa ada kerjaan keluar kota, jadi kalian di rumah sama mama ya." ujar Gracio.

Mendengar itu Zean dan Freya menatap malas ke arah Gracio.

"Pah! kami ikut ya. Kami gak mau di sini sama nenek sihir itu, lagian kan sekolah lagi libur juga." pinta Zean.

"Iya pah, aku juga ikut." sambung Freya.

Muthe terkejut dengan ucapan kedua kakanya tersebut.

"Papa hanya 1 minggu kok, kalian di sini aja ya." jawab Gracio dengan lembut.

Mendengar itu Zean dan Freya hanya bisa mengangguk saja.

"Ya sudah, papa berangkat ya." pamit Gracio.

~

Seminggu berlalu.
Zean dan Freya diam-diam menyusun rencana untuk pergi dari rumah.

Muthe yang tau akan hal itu pun mencoba melarang mereka.

"Kalian mau kemana?" tanya Eli yang tiba-tiba datang.

Freya dan Zean terlihat terkejut dengan kedatangan mama nya.

"Kalian ingin pergi dari rumah ini?" tanya Eli.

Mereka semua terdiam saat Eli bertanya pada mereka.

Eli menghela nafasnya

"Ayah kalian sebentar lagi pulang, lebih baik kalian bersiap dengan kedatangan ayah kalian." ujar Eli seraya pergi meninggalkan mereka.

Lembayung Senja  (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang