Faradilla Ayu Anjani putri tunggal pasangan Laksamana Pertama Aji Prawinto dan Novia Handayani, memiliki orang tua berlatar belakang militer dan termasuk salah satu perwira tinggi angkatan laut bintang satu membuat tingkat kepercayaan diri Dilla membumbung tinggi sejak kecil
Tak ada satupun permintaan dan keinginan Dilla yang tak di kabulkan kedua orang tuanya mengingat perjuangan mereka mendapatkan Dilla dulu juga tak mudah setelah penantian bertahun tahun lamanya
Kini gadis cantik itu bebas melakukan apapun yang ia inginkan dan mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya tak ada ke khawatiran, keamanan selalu terjamin dan di hormati sebagai seorang putri perwira tinggi tentu saja Dilla tak kenal rasa takut
Sebagai jurnalis pun tak jauh berbeda pemikiran tajam dan kritisnya membuat Dilla cukup di perhitungkan sebagai salah satu jurnalis muda seperti hari ini ia di tugaskan khusus liputan kegiatan Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih 2024 Bapak Prabowo Subiyanto di daerah pesisir mengamati kegiatan nelayan dan menyerap aspirasi masyarakat sekitar
"Itu orang siapa sih Dill? " Tanya Deny terus saja melihat seorang laki laki muda ada di sekitar Dilla sejak awal dara cantik itu bergabung menjadi anggota teamnya
"Bukan siapa siapa biarin aja" Pengawalan yang di sediakan khusus untuk Dilla namun gadis itu merasa kurang nyaman menceritakan siapa dirinya pada orang orang sekitar karna tentu saja sudah dapat di tebak hasilnya pasti banyak orang memanfaatkannya kelak entah mencari jalan pintas melalui koneksi dan sebagainya
"Serem mukanya" Komentar Deny lagi tak diindahkan Dilla
Lokasi yang panas terik tak menyurutkan semangat Faradilla matanya terus saja terfokus pada sebuah perahu yang di tumpangi Bapak Prabowo dan rombongan orang orang hebat lainnya, hingga perahu menepi Dilla mulai mendekat ke arah rombongan sementara melihat kumpulan wartawan yang kian merapat para anggota keamanan membuka jalan
Tubuh ramping Dilla terdesak terus saja maju hingga tanpa sengaja terdorong ke arah Rizky yang ikut membuka jalan, jarak wajah Dilla dan Rizky sangat dekat membuat Dilla salah tingkah sendiri hingga cegukan
"Modus kan lu? " Bisik Rizky tepat di telinga gadis cantik itu
"Ogah banget modus sama Pak Rizky" Balas Dilla tak kalah sengit
Merasakan tubuhnya terus saja terdorong dari depan tanpa sadar Rizky melingkarkan tangannya di pinggang ramping Dilla menahan tubuhnya agar tak jatuh
"Lepas gak? Ini Pak Rizky kesempatan banget" Dilla meronta namun Rizky justru mengeratkan rengkuhannya di pinggang Dilla
Tak mengindahkan kata kata Dilla, Rizky terus saja membawa gadis itu berjalan ke depan hingga di rasa wartawan yang lain mulai menyingkir dan situasi kembali kondusif maka Rizky melepaskannya
"Harusnya selagi di angkat tadi sekalian wawancarai Bapak kan deket malah di nikmati" Gerutu Rizky dan apa katanya tadi? Menikmati? Ckck.. Yang benar saja
"Mba Dilla gapapa? " Tanya Jerry ajudan Dilla memeriksa kondisi si putri Jendral bintang 1
"Gapapa ga usah lapor ayah" Jawab Dilla cepat dan kembali bergabung bersama rombongan yang lain
'Iya ya? Kok gue bego ga sekalian wawancarai Bapak? Malah fokus banget sama tangannya si kulkas... Fokus Dilla fokus' Dilla menyemangati dirinya lagi
"Permisi Pak.. Ijin, mau tanya bagaimana pendapat Bapak terkait kesejahteraan masyarakat pesisir dan bagaimana upaya upaya yang akan di lakukan pemerintah ke depan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pak? " Pak Prabowo menatap wajah teduh Dilla dan cukup kagum dengan pertanyaan yang di bawakan dengan intonasi dan suara tegas namun tak memaksa
"Ya.. Tentu kita berharap ke depan pemerintah lebih memperhatikan masyarakat pesisir ya khususnya di sektor perikanan dan pariwisata harusnya bisa berjalan sejajar untuk membantu menjadi penyokong utama, pondasi utama masyarakat sekitar tentu pemerintah akan memberikan perhatian lebih besar supaya program tersebut bisa berjalan dengan baik" Jawab Pak Prabowo, semua wartawan diam sementara Dilla melanjutkan wawancaranya
"Untuk merealisasikan program program tersebut apakah akan di masukan ke dalam program kerja di tahun anggaran selanjutnya Pak? Mengingat Bapak Prabowo sendiri menjadi bakal calon Presiden apakah bisa di konfirmasikan terkait siapapun pemimpinnya nanti masyarakat akan tetap bisa merasakan kesejahteraannya Pak? " Tanya Dilla balik
"Tentu.. Saya kesini silaturahmi dengan masyarakat yang lain soal nanti siapapun yang terpilih setiap pemimpin pasti tergerak hatinya membawa Indonesia ke arah yang lebih baik" Riuh banyak pertanyaan dari wartawan lain seolah menenggelamkan Dilla
Rizky masih mengamati gadis itu dengan seksama matanya tak lepas dari keringat yang membasahi dahi cantik itu, tanpa sadar ia mengeluarkan sapu tangan dari sakunya dan menaruhnya di tangan Dilla yang terbuka
Sedikit terkejut namun Dilla menerimanya begitu saja, berada di antara kerumunan seperti ini juga tak membuat otaknya berfikir jernih rasanya. Tanpa di duga perhatian kecil itu tak lepas dari mata elang Dimas yang menyembunyikan sedikit senyumnya
"Kii... Sapu tangan dong Ki.. Keringetan gua" Goda Dimas begitu mereka semua sampai di mobil untuk melanjutkan perjalanan mereka selanjutnya menuju Kertanegara
"Apa sih Bang" Dalam hati Rizky mengumpat sepertinya ia ketahuan
"Sapu tangan gua ilang.. Minjem sapu tangan lu" Goda Dimas lagi kini membuat Pak Prabowo ikut keheranan
"Saya keringetan.. Mana sapu tangan? " Ucap Pak Prabowo mengulurkan tangan meminta Rizky yang duduk di samping beliau untuk menyerahkan sapu tangannya
"Ga ada sapu tangan saya Pak, pakai tissue aja ya" Rizky dengan sigap memberikan beberapa lembar tissue di tangan Pak Prabowo Subiyanto
"Tumben kamu ga bawa biasanya kemana mana bawa" Ucap Pak Prabowo tanpa tau kejadian beberapa waktu lalu
"Tadi Rizky itu bawa Pak" Ucapan Dimas memancing percakapan mereka
"Trus kamu ga mau kasih pinjam ke saya? " Goda Pak Prabowo juga
"Bukan begitu Pak.. Jatuh tadi jatuh" Jawab Rizky asal
"Jatuh Pak di tangan Dilla jatuhnya" Dimas merasakan pukulan keras di lengan kanannya, Dimas yang duduk di kursi samping pengemudi membuat Rizky leluasa memukul salah satu seniornya itu
"Aduuhhh" Pekik Dimas keras
"Dilla? Dilla siapa? " Pak Prabowo penasaran pasalnya walau beliau tau Rizky dan beberapa staff lain yang sudah di anggap seperti putra putranya sendiri ini kerap di issue kan dekat dengan beberapa wanita namun nama Dilla sepertinya baru pertama kali beliau dengar
"Bukan siapa siapa Pak" Jawab Rizky asal
"Reporter yang tadi wawancara Bapak itu.. Yang cantik, tinggi, putih, wangi, senyumnya manis" Dimas menggambarkan sosok Dilla masih dengan tawa jahilnya menggoda Rizky
"Oh yang itu? Mantu saya nanti yang itu Ki? " Pak Prabowo ikut menjahili Rizky yang nampak salah tingkah dengan telinga yang memerah
"Mantu Bapak? Calonnya Mas Didit? " Pak Prabowo menghadiahi Rizky dengan pukulan kencang di bahu kirinya
"Ya dari kamu lah.. Namanya Dilla ya? Saya tadi liat kamu angkat dia supaya ga ke dorong dorong, makanya saya yakin nanti mantu saya yang itu" Habis sudah.. Rizki tak punya kalimat pamungkas yang bisa menyelamatkannya dari bulan bulanan Pak Prabowo dan Dimas
"Mulai sekarang reporter yang namanya Dilla masukan ke jajaran VIP ya Dim, masa calon mantu saya panas panasan kayak tadi kasian" Tawa Dimas dan Pak Prabowo meledak melihat Rizky menutup wajahnya dengan buku catatan yang sedari tadi ada di tangannya
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Cerita ini hanya Fiksi belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh tokoh di real life yang memiliki nama, jabatan, gelar yang sama... apabila ada pihak yang kurang berkenan maupun kesamaan tokoh dan alur cerita, say...