9

241 33 4
                                    

Seungmin benar-benar seperti seorang tahanan yang tidak bisa kabur ke manapun. Dinding lantai dua yang terbuat dari kaca membuat Seungmin dapat menikmati pemandangan kota Seoul baik di siang maupun malam. Bagaimanapun juga ia pernah tinggal di tempat ini, tempat yang dulu menjadi tempat ternyaman baginya kini sudah seperti penjara.

Tak hanya memikirkan cara keluar dari tempat ini, ia juga mengkhawatirkan anaknya yang sekarang entah di mana keberadaannya. Apa anaknya dirawat dengan baik? Apa anaknya diberi makanan yang sehat? Apa mereka memberinya susu? Lalu bagaimana dengan biaya rumah sakit Junhan? Mama Jay pasti kerepotan mengurus semua orang.

Semua orang berpikir ia masih di desa itu dan tak ada satupun yang tahu bahwa ia telah diculik oleh Chris. Ia bahkan tidak bisa kabur karena Chris memegang kendali tempat ini. Dulu pintu utama hanya menggunakan password, sekarang sudah berganti menjadi kartu yang kini dipegang oleh Chris. Tombol di dinding tidak berfungsi jika tanpa kartu itu. Tidak bisa ia bayangkan jika terjadi kebakaran, ia langsung hangus terpanggang karena tidak bisa menyelamatkan diri.

Seungmin memasuki walk in closet untuk mencari sesuatu yakni baju-baju bayi yang dulu ia beli jauh sebelum Ahin hadir. Ia menyukai anak kecil namun saat itu Chris tidak pernah mau mengajaknya ke panti asuhan, alhasil ia membeli pakaian bayi ini karena berharap suatu saat ia memiliki anak yang lucu. Tuhan telah mengabulkan keinginannya, memberikannya sosok Ahin yang menjadi alasannya untuk bertahan hidup di dunia yang kejam ini.

Ia menyimpan kembali pakaian bayi itu ke dalam kotak yang ditumpuk dengan tumpukan selimut tebal ketika mendengar langkah kaki menaiki tangga. Rupanya Chris datang sambil membawakan banyak paper bag yang berisi pakaian-pakaian baru untuk Seungmin.

Chris melihat makanan di atas meja tidak tersentuh sama sekali, padahal ia rela pagi-pagi sekali datang ke sini saat Seungmin masih terlelap untuk membuatkannya sarapan.

"Seungmin." Chris meletakkan barang bawaannya di atas meja lalu pergi ke kamar mencari Seungmin.

"Sayang, kau di mana?"

Ia memeriksa lantai dua namun tidak menemukan Seungmin di manapun. Ia yakin Seungmin sedang bersembunyi karena sangat tidak mungkin lelaki manis itu kabur. Ia tidak tahu Seungmin bersembunyi di balik tembok bersiap memukulnya menggunakan vas bunga.

Namun ia berhasil menghentikan serangan Seungmin setelah melihat pantulan Seungmin dari meja kaca yang terdapat di hadapannya. Ia mendorong Seungmin ke dinding hingga vas di tangannya jatuh ke lantai.

"Kau mencoba kabur dariku? Jangan lupa nyawa anakmu ada di tanganku, sayang."

Seungmin merasa tulang punggungnya hampir remuk karena Chris terlalu kuat menekannya ke dinding.

"Kenapa kau tega lakukan ini padaku?!" Rasanya Chris sudah bosan mendengar kalimat itu sejak kemaren. Ia tidak akan seperti ini jika hari itu Seungmin mau lebih bersabar sedikit, tetapi Seungmin memilih pergi dan menghilang seperti ditelan bumi.

Chris melepaskan Seungmin lalu mendapat pukulan (yang tidak menyakitkan) secara bertubi-tubi. Ia biarkan Seungmin memukulnya sampai lelaki itu lelah dan menyerah. Seungmin terduduk di sofa sambil menangis.

"Kau cukup menurut padaku, maka aku tidak akan melukaimu dan juga anakmu. Tidak ada yang perlu kau pikirkan. Biaya rumah sakit adikmu sudah aku lunasi begitu juga dengan sekolah mereka."

Seungmin menatap lelaki itu dengan marah.

"Itu sama saja kau membeli tubuhku menggunakan uangmu!"

"Kau boleh beranggapan begitu. Aku hanya ingin kau kembali padaku. Kau milikku Seungmin, kau harus tahu itu."

"Aku bukan milik siapapun!"

Chris mengangkat bahunya tidak peduli. Ia meraih paper bag kecil lalu menyerahkannya ke pangkuan Seungmin.

MY BODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang