Seungmin akhirnya bisa melepas penat setelah berjam-jam menidurkan anaknya yang kembali rewel. Ahin menjadi rewel sejak tinggal di tempat ini, bahkan Jeongin ikut kewalahan menanganinya. Karena kasihan, Seungmin menyuruh Jeongin untuk beristirahat dan pemuda itu langsung tertidur pulas di sofa besar yang terdapat di kamar Ahin.
Karena belum mengantuk, Seungmin memutuskan menyusun mainan Ahin yang berserakan di ruang tengah. Ia juga mencuci piring kotor bekas makan malamnya bersama Jeongin. Setelah mencuci piring, ia bersantai di ruang tengah sambil menonton televisi yang menayangkan komedi tengah malam. Terkadang ia tersipu malu karena tayangan tersebut sedikit vulgar.
Ia menoleh ke arah pintu yang terbuka. Chris yang ia pikir tidak akan menginap, tiba-tiba datang di tengah malam seperti ini.
"Kau belum tidur?" Chris menghampiri Seungmin kemudian mengecup singkat bibir kekasihnya. Ia duduk disebelah Seungmin sembari melepas jas dan dasinya lalu melemparnya ke sofa yang satunya lagi.
"Wajahmu kenapa?" Seungmin refleks menyentuh wajah Chris karena ia melihat bekas kemerahan seperti tamparan di sana.
"Tidak apa-apa."
Seungmin menarik tangannya kembali setelah merasa sedikit canggung menyentuh wajah lelaki tampan itu.
"Kau bertengkar lagi dengan ibumu?"
"Kau tahu ibuku seperti apa."
Sudah Seungmin duga, pasti akan ada pertengkaran antara ibu dan anak itu setelah mengetahui Chris yang ingin menceraikan Miyeon. Dulu, ia sangat menginginkan Chris lepas dari kekangan orang tuanya, bahkan ia pernah berpikir akan membuat Chris membenci keluarganya sendiri.
Seiring berjalannya waktu, Seungmin sadar bahwa tindakan itu tidaklah benar. Mau sebenci apapun ia terhadap Nyonya Bang, wanita itu tetaplah orang yang telah melahirkan Chris ke dunia ini. Ia baru paham seperti apa rasanya takut kehilangan seorang anak setelah ia melahirkan Ahin. Ia menginginkan yang terbaik untuk Ahin, begitu pula dengan ibu Chris. Ia menempatkan dirinya seolah ia adalah ibu Chris, ia pasti menjadi setengah gila jika Ahin lebih memilih pergi bersama kekasihnya.
"Jangan terlalu membenci ibumu. Kau harusnya beruntung masih memilikinya dan memiliki keluarga yang utuh."
Tatapan Chris meredup. Perasaan gelisah kembali menyeruak memenuhi diri. Ia takut sewaktu-waktu Seungmin bertanya mengenai orang tua kandungnya karena dulu ia pernah berjanji pada lelaki itu bahwa ia akan mencari tahu siapa orang tua kandung Seungmin sebenarnya.
"Apa anakmu sudah tidur?" Chris mengalihkan topik pembicaraan.
"Dia tidur bersama Jeongin."
Chris mengangguk. Matanya bergerak memperhatikan Seungmin yang berjalan menuju dapur kemudian kembali ke ruang tengah dengan membawa air mineral dan piring berisikan makanan yang tadi sempat ia panaskan.
"Makanlah. Setelah itu mandi dan segera istirahat." Chris tersenyum. Namun hatinya berteriak ingin memberi tahu bahwa bukan makanan ini yang ia butuhkan sekarang. Mau sampai kapan Seungmin menolak disentuh olehnya? Bahkan dulu mereka sering bercinta dan selalu Seungmin yang memulai.
Tiba-tiba Chris menarik tangan Seungmin hingga membuat lelaki cantik itu terduduk di atas pangkuannya.
"Kenapa kau selalu menolak saatku sentuh?" Chris membuat Seungmin sulit untuk bangkit karena dekapannya di pinggang lelaki itu sangat erat.
"Ini bukan seperti Seungmin yang aku kenal. Apa kau sudah lupa caranya bercinta? Apa perlu kuajari lagi?" Chris mengusap pelan bibir bawah Seungmin. Jangankan untuk bercinta, ia bahkan sulit untuk sekedar mencium bibir merah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BODY
Fiksi Penggemar-aku mencintanya dan juga uangnya- ⚠️warning⚠️ 🔞 ■ bangchan x seungmin □ rate-M ■ bxb □ mpreg ■ bahasa baku