Makan malam di kediaman keluarga Bang terasa menegangkan usai nyonya Bang meminta anak dan menantunya agar sesegera mungkin memberikan keturunan. Sudah hampir 2 tahun mereka menikah, namun belum ada tanda-tanda Miyeon mengandung anak Chris.
"Memiliki seorang anak itu sangat penting."
"Penting untuk menjadi penerus, itukan yang ibu maksud?"
Hyunjin yang duduk dihadapan Chris hanya diam mendengar pembicaraan yang semakin serius ini. Terkadang ia menikmati perdebatan Chris bersama sang ibu karena setiap kata yang keluar dari mulut Chris bagaikan duri yang menancap di kulit ibunya. Ia juga menikmati reaksi kesal di wajah ibunya setiap kali Chris menjawab dan melawan.
Sejak kecil mereka selalu diajari sopan santun dan menuruti ucapan para orang tua. Namun dua anak yang terlahir di rumah ini justru tumbuh menjadi anak yang pembangkang. Hyunjin menaruh rasa iri terhadap sepupu-sepupunya yang hidup bersama orang tua yang tidak suka memaksakan kehendak terhadap anak mereka.
Sedangkan di rumah ini semua orang harus menuruti keinginan sang nyonya besar. Bahkan ayahnya saja sampai bertekuk lutut dihadapan ibunya. Satu-satunya orang yang bisa membuat ibunya mati kutu hanyalah kakeknya, kini laki-laki itu telah tiada sehingga sudah tidak ada tempat bagi para cucu untuk mengadu.
Mereka juga di didik dengan keras. Di usia dini mereka sudah dihadapkan dengan pelajaran berbisnis. Mereka juga diajari bagaimana caranya bersikap santun di hadapan para tamu yang rata-rata sangat menyebalkan.
"Sudah tidak ada waktu untuk menunda-nunda lagi. Kalian harus segera memberikan kami cucu."
"Ibu, jangan terlalu memaksa mereka."
"Tapi ibumu ini sudah tidak sabar menggendong seorang cucu. Hyungmu butuh penerus, bukankah kau sendiri yang bilang tidak ingin berurusan dengan perusahaan? Kalau kau menolak, berarti Chris harus segera memberi keturunan untuk menggantikan posisimu."
"Ck! Kalian sudah memilikinya." Semua mata kini tertuju ke arah Hyunjin yang tengah memotong daging steaknya. Sadar karena ia keceplosan, Hyunjin langsung meralat ucapannya
"Maksudku kalian akan segera memilikinya. Hyung dan noona pasti juga menginginkan seorang anak. Aku yakin mereka juga sedang berusaha memberikan kalian cucu."
"Iya, ayah setuju dengan Hyunjin. Jangan terlalu mendesak mereka. Biarkan saja mengalir seperti air. Kau membuat anak-anakmu menjadi tidak nyaman."
Ny. Bang mendelik tidak suka. Mau sampai kapan Chris dan Miyeon seperti ini? Tidak mungkin mereka belum pernah melakukan hubungan suami-istri, bahkan mereka sudah dua kali berbulan madu.
"Kemaren ibu bertemu dengan seorang bayi yang sangat lucu. Dia adalah anak dari temannya Hyunjin. Ibu sempat bermain dengannya di studio."
Hyunjin langsung tersedak. Ia bergegas meneguk air putih yang diberikan oleh Miyeon padanya. Belum lagi tatapan mematikan dari kakaknya yang semakin membuat jantungnya nyaris melompat keluar.
"Kalau Hyunjin tidak bilang kalau anak itu adalah anak temannya, mungkin ibu sudah salah paham dan menganggap anak itu adalah anak adikmu. Wajah anak itu seperti wajah dari keturuan keluarga kita. Dia sudah terlihat berwibawa sejak kecil. Dan kau tahu, dia memiliki alis yang sama seperti kau saat kecil dulu."
Hyunjin mencuri-curi pandang ke arah Chris yang sepertinya sedang menahan amarah karena ia telah lalai dan membiarkan ibu mereka bertemu dengan anak Seungmin. Jika Seungmin tahu, lelaki itu akan sangat marah atau mungkin akan membawa Ahin kembali ke rumah bordil.
"Aku tidak mau punya anak." Ucapan Chris langsung membuat ibunya diam.
"Apa maksudmu?"
"Aku dan Miyeon sudah membicarakan tentang masalah ini, bahwa kami memutuskan tidak akan memberikan keturunan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BODY
Fanfiction-aku mencintanya dan juga uangnya- ⚠️warning⚠️ 🔞 ■ bangchan x seungmin □ rate-M ■ bxb □ mpreg ■ bahasa baku