PT 4

380 34 8
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 12 siang, kini Zee dan nunew sudah berada di cafe mawar sambil menunggu clientnya datang. Tak lama berselang clientnya pun datang.

"Hallo Khun Zee, maaf jika saya terlambat di perjalanan sangat macet sekali Khun.

"Tidak apa Khun, saya juga baru datang." 

"Bagaimana kita makan siang dulu baru kita bahas pekerjaan." Tawar clientnya tersebut.

"Baiklah kalau begitu Khun."

Setelah makan siang selesai Zee beserta clientnya itu pun sedang membicarakan bisnisnya, membicarakan jika clientnya itu mau berinvestasi pada perusahaan Zee, dan akhirnya setelah 2 jam segala pembahasaan itu mereka berdua pun sepakat untuk bekerja sama dan sudah deal.

"Terima kasih khun Zee, semoga kerja sama kita bisa selamanya terjalin." Sambil berjabat tangan dengan Khun Zee.

"Sama-sama Khun, senang bekerja sama dengan anda juga." Ucap Zee.

"Baiklah saya harus kembali dulu Khun Zee, saya duluan Khun."

"Baik hati-hati di jalan Khun."

"Kita sekarang balik ke kantor kan Khun Zee?" Tanya nunew.

"Siapa yang kau panggil Khun nhu?"

"Saya berbicara dengan sepatu anda." Jawab nunew random.

"Hia atau sayang, ingat itu baik-baik nhu."

"Punya bos banyak banget ngaturnya."

"Itu yang saya mau nhu jadi laksanakan saja." Zee tak mau kalah.

"Bukan donatur dilarang ngatur." Sarkas nunew yang sudah sangat kesal dengan bos nya ini.

"Jadilah pacar atau istri saya, saya akan menuruti semua keinginanmu, bantu aku menghabiskan uangku."

"Kau tidak boleh bekerja lagi, kau hanya boleh duduk cantik di rumah dan melayaniku saja nhu."

"Cihh,, ternyata anda sombong juga ya, anda pikir saya pria murahan yang bisa anda kasi uang terus."

"Saya juga punya harga diri ya Khun Zee pruk panich."

Mereka sudah jadi tontonan gratis di cafe itu, karena mendengar perdebatan kecil dari mereka berdua. Nunew dengan secepat kilat menundukkan kepala dan berjalan keluar dari cafe itu, wajahnya yang sudah sangat merah karena sudah sangat malu menjadi pusat perhatian dari para pengunjung disana.

Zee yang masih tidak mau mengalah juga ikut mengejar nunew dan menggenggam tangannya untuk menuju mobil Zee. 

"Lepas, saya mau naik taksi saja."

"Kalo ada hia kenapa kamu harus naik taksi nhu?"

"Suka-suka gue lah."

Sambil membukakan pintu untuk nunew dan mendudukkannya di samping kursi pengemudi, lalu Zee masuk ke dalam mobilnya. 

"Kamu mau diem atau hia akan cium kamu sekarang juga."

"Dasar bos mesum."

"Mesum saya juga sama kamu saja nhu."

"Dasar bos gila."

"Ya saya gila karena kamu nhu."

Deg..deg...deg..

"Duhhh, jantung gue ini kok gak bisa di ajak kompromi sih, disko mulu kerjaannya heran dah, Baru juga di giniin doang, tenang nhu, tenang." Batin nunew.

Zee yang hanya bisa tersenyum saja melihat nyali nunew sudah menciut secepat ini. Zee mengendarai mobilnya menuju taman dan bukan ke kantor lagi. Zee sadar jika nunew agak bingung karena ia tahu bahwa ini bukan jalan menuju kantornya.

"Hia, kita mau kemana ? Ini bukan jalan menuju kantor."

"Bentar lagi kita sampai nhu." Sambil tersenyum pada nunew.

Akhirnya mereka sampai di taman seperti yang di rencanakan oleh Zee tanpa sepengetahuan nunew, mereka berdua turun dari mobil dan berjalan ke arah bangku yang ada di taman tersebut.

"Kenapa Khun zee mengajakku kesini?" 

"Nhu!!!

"Iya iya sih, hia kenapa ngajak saya kesini?"

"Jangan formal jika kita berdua nhu, biasa saja pake aku kamu."

"Ini orang sinting apa gimana sih, banyak banget maunya, setan!!! Suka sih, cuma jangan bawel gini dong." Batin nunew yang sudah mencak-mencak dari awal pertemuannya kembali dengan Zee pruk.

Hening, sunyi, tidak ada yang membuka pembicaraan, pandangannya fokus mengarah kedepan, tanpa di sadari nunew meneteskan air matanya, entah kenapa hati nunew merasa sangat pilu, susah untuk di ungkapkan, kemungkinan terbawa suasana saat ini.

Zee yang mendengar suara isak tangis pun mulai buyar dari lamunannya dan melihat ke samping memastikan nunew yang duduk di sebelahnya. Zee yang kaget melihat nunew menangis mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Nhu, ada apa kenapa kamu menangis hm?"

"Ah, tidak ada yang menangis hia, mataku hanya kelilipan saja." Bohong nunew 

"Cerita pada hia na, hia akan selalu mendengarkanmu."

"Tidak apa hia, aku tidak apa-apa." Sambil terus mengusap matanya agar bisa berhenti menangis tetapi tetap saja tidak mau berhenti.

"Oiya nhu, untuk yang tadi pagi hia mewakili karyawan hia, hia minta maaf na, maaf jika banyak karyawan hia yang tadi merendahkan mu begitu saja, hia tahu jika kamu sangat sedih mendengar mereka yang berbicara seperti itu." 

"Tidak masalah hia, aku mungkin merasa sedih saja sedikit, tapi aku sungguh tidak apa, jangan terlalu mengkhawatirkan ku hia." Ucap nunew dengan sendu.

Zee tidak tahu masalah apa yang sedang di hadapi oleh nunew, tetapi Zee berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menjaga nunewnya, sampai nunewnya bisa menerima cintanya, menjaga nama baiknya juga, itulah janji Zee.

"Apa kau sudah merasa baikan nhu?" Tanya Zee.

"Hm, sudah hia, kita akan kemana setelah ini?"

"Apa kau makan dulu?" 

"Aku tidak lapar hia, aku ingin pulang saja."

Di saat nunew yang akan membalikan badannya, tiba-tiba saja Zee menarik pergelangan tangannya dan merengkuh tubuh mungil itu dengan sangat erat. Terasa sangat nyaman sekali di saat dirinya bisa memeluk nunew seperti ini, begitupun nunew hingga tangisannya menjadi pecah di saat pelukan yang Zee berikan semakin erat padanya.

"Menangislah nhu, hia akan menemanimu, keluarkanlah semuanya apa yang mengganjal di hatimu selama ini." Ucap Zee yang terus mengelus punggung dan mencium pucuk kepalanya.

Next...😽😽


My Secretary Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang