Nunew yang sudah mengambil stik baseball segera membalikan badannya untuk segera menyerang Zee tetapi tenaga nunew kalah cepat dengan Zee, Zee segera menghindar dari nunew dan berhasil menahan tangan nunew. Stik baseball itu segera di rampas oleh Zee lalu di buang kesembarang arah agar nunew tidak dapat menjangkaunya lagi.
Zee sengaja mendorong nunew hingga menempel pada tembok agar Zee bisa mengunci pergerakannya.
"Kau pikir dirimu hebat nhu, jika bisa membunuhku disini."
"Apa mau mu bajingan?"
Plaakkk...
Emosi Zee kini sudah ada di ubun-ubun mendengar ucapan yang di lontarkan dari nunew, tidak sadar akan dirinya yang telah menampar nunew, nunew yang sudah tegang, syok, meneteskan air matanya, karena pertama kalinya Zee menamparnya seperti ini. Nunew langsung terdiam saat tamparan itu sudah di layangkan Zee untuknya.
Tidak ada pergerakan dari nunew membuat Zee tersadar dan kebingungan kenapa nunew diam, akhirnya Zee memeluk tubuh nunew yang di rasanya dingin oleh Zee, nunew yang terus mematung tidak menjawab segala apapun pertanyaan yang ucapkan oleh Zee.
"Nhu, nhu kenapa, kenapa badanmu sangat dingin sekali nhu? Nhu sadarlah nhu."
"Maafkan aku yang telah menamparmu tadi, tolong maafkan aku nhu."
Nunew yang sudah tidak kuat pun akhirnya pingsan di pelukan Zee. Zee sangat takut terjadi apa-apaan dengan nunewnya, akhirnya Zee menidurkan nunew di ranjangnya, menelfon dokter agar segera datang ke apartemen nunew. Setelah itu Zee merapikan isi kamar nunew yang sempat berantakan akibat pertengkaran mereka tadi.
Tak lama suara bell dari kamar apartemen nunew berbunyi, menandakan bahwa dokter yang di telfon oleh Zee sudah datang. Zee langsung membukakan pintu dan mempersilahkan dokter itu untuk langsung masuk saja.
"Dok, tolong periksa kekasih saya, dia tiba-tiba saja pingsan."
"Baik Khun Zee."
Setelah memeriksa beberapa menit dokter pun akhirnya bertanya pada Zee apa yang telah terjadi pada nunew.
"Khun Zee, saya mau bertanya sesuatu sebelum Khun nunew pingsan apa yang telah terjadi sebelumnya?"
"Kami sempat bertengkar dok dan saya tidak sengaja menamparnya karena saya marah dengan kata-katanya yang di ucapkan."
"Begini Khun Zee, Khun nunew saat ini sedang syok, terlebih lagi keadaan beliau sedang tidak baik-baik saja, sepertinya Khun nunew ini memiliki tekanan stress pikiran yang cukup tinggi juga trauma yang pernah di alaminya, entah apa yang telah terjadi pada hidupnya selama ini, saya hanya bisa memberi tahu pada Khun Zee, jangan terlalu keras terhadapnya, usahakan temani Khun nunew dalam keadaan apapun jangan pernah biarkan dia sendiri, jika ada hal yang terus membuatnya stres maka Khun nunew akan mengalami depresi dan itu akan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya, karena selama ini Khun nunew tidak pernah bercerita tentang keluh kesahnya, dia hanya memendam semuanya sendirian."
Penjelasan dokter membuat Zee menutup matanya rapat, menyesal apa yang telah dirinya lakukan beberapa jam yang lalu dan beberapa Minggu yang lalu, Zee akan melakukan apapun untuk nunewnya, tidak di sangka bahwa nunew mengalami hal seperti ini, apa yang membuatnya sampai seperti ini? Pikir Zee, mungkin setelah nunew sadar dirinya akan meminta maaf juga menanyakan keadaannya selama ini jika nunew sudah kembali sehat.
"Khun Zee, saya sudah menyuntikan vitamin saja untuk Khun nunew, biarkan beliau beristirahat dulu, jangan pernah tanyakan hal apapun yang membuatnya kembali berpikir berat."
"Baik dok, sekali lagi terima kasih untuk penjelasannya."
"Sama-sama Khun Zee, kalau begitu saya permisi."
15 menit akhirnya nunew sadar melihat sekeliling ruangannya sudah kembali rapi, melihat ke arah sampingnya ternyata Zee yang sedang tidur sambil memeluk tubuh kecil nunew.
"Maafkan aku hia, jika aku tadi ingin membunuhmu begitu saja, itu hanya gertakan saja agar kau mau pergi dari sini dan membiarkan ku pergi jauh dari hidupmu Zee, tapi aku salah semakin aku menjauhi mu semakin kau mendekat padaku tanpa memikirkan dirimu sendiri Zee, pelukan hangat yang seperti ini tidak pernah aku menemukannya kembali Zee, kaulah orang pertama yang memeluk seerat dan sehangat ini lagi zee." Tanpa terasa air matanya kembali menetes.
Zee yang merasakan basah pada dada bidangnya mulai membuka matanya perlahan dan melihat nunewnya yang kembali menangis.
"Sayang, nhu kamu kenapa?" Tanya Zee lembut."
Yang di tanya langsung mengusap kedua matanya lalu membalikan tubuhnya untuk membelakangi Zee.
"Sayang, hia meminta maaf padamu na, maaf hia tadi kelepasan untuk menamparmu, hia sangat emosi sekali mendengar ucapan mu itu, hia tidak bermaksud untuk menamparmu tadi sayang, tolong maafkan hia na, hia janji hia tidak akan kembali seperti itu padamu."
Yang di ajak berbicara hanya diam tidak bergeming sedikitpun.
"Jika kau butuh teman cerita hia siap untuk mendengarkan semua ceritamu, hia siap menjadi pendengar yang baik untukmu, jangan kau simpan sendirian sayang, kesedihanmu kesedihan hia juga, bahagiamu bahagia hia juga, kamu sekarang tidak sendirian hia bersamamu sampai kapanpun itu nhu."
Bahu nunew bergetar saat Zee terus melontarkan kata-kata itu pada dirinya, nunew memang sangat kuat jika di liat oleh orang lain dari sisi luarnya tetapi jika sampai di apartemen nunew kadang menangis sendirian hingga tertidur akibat lelah menangis.
Nunew sangatlah rindu pada kedua orang tuanya, kedua orang tuanya kini sudah menikah kembali dengan pilihannya masing-masing, rindu dengan dirinya yang di manjakan oleh kedua orang tuanya dulu, tetapi dari semenjak perceraian itu nunew menjadi kurang kasih sayang, sambil sekolah nunew sudah mencari pekerjaan kesana kemari untuk mencukupi kebutuhannya karena orang tua nunew sudah tidak mau lagi membiayainya untuk hidupnya. Di buang begitu saja oleh kedua orang tuanya, membiarkan anak semata wayangnya terpuruk begitu saja tanpa belas kasih.
Sampai saat ini kedua orang tua nunew tidak pernah menanyai kabar anaknya seperti apa,mencari keberadaan anaknya ada dimana, kecewa, marah itu pasti yang di rasakan oleh nunew, tetapi dirinya tidak mempunyai tempat untuk bercerita, selama ini nunew hanya memendam semuanya sendirian akibatnya nunew sering sakit tapi itu semua akan di tahannya jika di tempat kerja saja.
Zee terus mengelus pucuk kepala nunew dari belakang sambil terus memeluk tubuh ringkih itu, karena nunewnya belum mau melihat Zee untuk saat ini jadi Zee mengerti itu semua.
"Jangan terus menangis sayang nanti dadamu bisa sesak." Ucapnya kembali dengan lembut.
"Tinggalkan aku sendirian Khun Zee." Pinta nunew dengan suara seraknya.
"Tidak nhu, hia tidak akan meninggalkanmu sedikitpun, hia akan terus menemanimu disini, menurutlah pada hia na."
"Jika kamu lelah tidurlah kembali nhu, hia tidak akan pergi kemanapun, hia akan tetap disini bersamamu." Sambil mencium bahu nunew.
Lelah menangis nunew pun akhirnya tertidur kembali. Sangat sedih melihat keadaan orang yang di sayangnya seperti ini, hancur hatinya melihat nunew menangis lagi di hadapannya seperti waktu di taman itu.
Setelah lama tertidur akhirnya nunew kembali terbangun, merasakan kenapa tidak ada yang memeluknya lagi, kemana perginya Zee? Begitulah pikir nunew.
Nunew berusaha untuk bangun dari tempat tidurnya, baru saja nunew bangun pintu kamarnya sudah kembali terbuka, Zee kembali masuk ke kamar nunew membawakan bubur dan susu hangat untuk nunewnya, ternyata Zee memasak untuk nunew.
"Nhu, kamu mau kemana? makan dulu ya, hia sudah membuatkanmu bubur dan susu hangat, hia tahu kalo kamu laper, duduklah nhu jangan terlalu banyak bergerak."
Zee menyuapinya secara telaten, walaupun nunew terus membuang muka pada orang yang saat ini ada di depannya tetapi itu tidak jadi masalah untuk Zee, Zee akan menunggu nunew agar bisa kembali seperti biasa, paham akan kesalahan yang sudah di perbuatnya untuk nunew.
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secretary Is My Love
Romance10 tahun memendam cinta, akhirnya takdir bisa mempertemukan mereka kembali