Kinanti Maheswari Pov
.
Setengah 6 pagi, itu seperti jam bangun setelan pabrik untukku.
Aku harus menyiapkan sarapan dan bekal untuk Daf, aku juga belum menyiapkan setelan bisnisnya untuk dipakai ke kantor !
Seketika aku langsung terduduk dengan sakit kepala hebat yang tiba-tiba saja di derita kepalaku. Ouww.. !! Ini sakit sekali !!
Lalu sakit lain yang lebih sakit melandaku saat aku akhirnya mengingat bahwa Daf sudah tidak ada lagi. Ini hari ketiga kepergiannya dan aku masih sering melupakan itu.
Aku masih tidak membiarkan cahaya masuk kedalam kamarku dan Daf tapi cahaya di pagi hari seolah memiliki banyak cara untuk masuk kesini. Mungkin Daf tahu bahwa suatu hari aku akan menjadi manusia anti cahaya makanya dia mendesign kamar kami seperti ini. Cahaya selalu bisa menyusup disini.
Kuharap mama sudah kembali ke rumah. Aku tidak ingin mama melihatku terus terpuruk seperti ini. Dan aku akan tetap disini sampai rumah ini benar-benar sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Semua kenanganku dan Daf dimulai dan dirangkai disini.
.
Pohon natal masih menghiasi lantai satu rumah kami, natal kali ini aku menghiasnya sendiri karena seperti kataku, Daf sangat jarang berada dirumah dan akhirnya aku tahu karena apa. Dia sedang berjuang melawan kebangkrutan sendirian. Dia menyimpannya sendiri. Selalu menanggung beban di pundaknya sendirian.
Ku seka airmataku sambil kembali melangkah menuruni anak tangga satu demi satu. Pohon natal membawa ingatanku kembali pada natal pertama kami yang terjadi hanya satu Minggu setelah pernikahan kami...
Natal pertama kami 5 tahun yang lalu...
Ini Weekend jadi kupikir dia belum bangun karena seharusnya dia libur bekerja. Aku tahu itu perusahaannya sendiri tapi, selama seminggu aku menjadi istrinya dan belajar memahami kesehariannya, dia pulang pergi bekerja sebagaimana aku tahu selama ini papaku pulang pergi bekerja. Dia terlihat lebih mirip karyawan perusahaan daripada pemilik perusahaan.
Awalnya aku tidak terbiasa dengan kostum tidurnya tapi setelah satu minggu melihat aku masih saja belum terbiasa. Dia hanya memakai bra sport dan celana boxer saja.
Kuletakkan baju ganti santai dan handuk bersih untuknya di kaki tempat tidur. Aku akan turun untuk memasak sarapan untuk kami. Dia tidak memiliki asisten rumah tangga sama sekali yang cukup membuatku terkejut. Dia hanya memiliki 2 penjaga keamanan, lalu seseorang khusus yang datang 2 hari sekali hanya untuk membersihkan rumah dan mencuci pakaiannya yang sudah kukatakan padanya bahwa mulai sekarang akulah yang akan mengerjakannya. Aku BEKERJA sebagai ISTRI sekarang. Aku tidak menyangka bahwa suatu hari dalam hidupku ISTRI adalah karir yang kugeluti.
.
" Kamu sudah turun syukurlah.. baru saja aku akan ke atas untuk membangunkanmu. Sarapan sudah siap. "
Dia berhenti tepat di sisiku, mengecup pelipisku seperti yang selalu dia lakukan tiap pagi setelah kami menikah. Dia melihat semua menu di meja makan dengan sorot berbinar. Dia selalu memiliki reaksi berlebihan pada menu sederhana yang kumasak untuk kami.
" Aku akhirnya suka menantikan momen aku duduk di meja makan sejak aku menikahimu. " Dia menyeret kursi untuk ku duduki terlebih dahulu, aku mulai terbiasa setelah satu minggu diperlakukan selembut ini olehnya.
Awalnya aku berinisiatif mengambilkan makanan di piringnya tapi dia menolak dengan ucapan ' Aku suka dirawat olehmu, tapi biarkan aku mengambil makanan untuk diriku sendiri, kamu tidak harus melakukan segalanya untukku, kamu istriku, kamu boleh menjadi manja, boleh merasa lelah, boleh tidak memasak, boleh hanya bersantai saja selama di rumah. Jangan berpikir bahwa semua yang kamu lakukan selama merawatku adalah hal yang HARUS kamu lakukan secara continue, kamu bisa mengambil waktu libur dari segala rutinitas rumah tangga kapanpun dan sebanyak yang kamu mau. Aku biasanya tidak mengulangi kata-kata ku , kuharap kamu mengingatnya ' . Sejak itu kami mengisi piring kami sendiri-sendiri tapi aku masih tidak mengambil waktu libur sama sekali sebagai istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK to DECEMBER [GL]
FantasyDia mencium keningku sangat dalam dan penuh perasaan yang tidak pernah dia lakukan. Biasanya dia hanya mengecup keningku sekilas sebelum berpamitan ke kantornya. " Kinan... Jaga dirimu baik-baik... Aku PAMIT... " Dan dia tidak pernah kembali lagi...