EMPAT

213 28 2
                                    

Kinanti Maheswari Pov

.

Mobil Devon telah keluar dari gerbang rumahku tapi kakiku masih betah tak bergerak kemanapun setelah mengantarkan kepergian sahabat istriku yang baru kuketahui ternyata diam-diam mencintai istriku. Itu bukan salahnya, aku lega bahwa aku baru mengetahuinya atau jika tidak, aku tidak yakin bisa legowo membiarkan Daf menghabiskan banyak malam di bar bersamanya. Ya Tuhan... !

Entah aku dan Daf yang terlalu bodoh hingga tak menyadarinya ataukah Devon adalah aktor yang begitu hebat memerankan peran sahabat aku tidak tahu.

Baru saja aku berbalik dan kudapati mamaku berdiri beberapa meter saja dariku dengan matanya yang begitu merah, tidak lama setelahnya sudut-sudut bibirnya tertarik kebawah, terisak.

Aku berlari kecil ke arahnya. Memeluknya seolah aku mama dan dia seorang anak yang harus kutenangkan. Aku tahu, dia pasti diam-diam telah mendengar semua percakapanku dan Devon.

Untuk menit-menit yang cukup banyak aku hanya memeluknya yang terisak. Tidak tahu bagaimana harus menghiburnya sementara aku sendiri berada di jurang kehancuran yang sama dengannya. Mama ku begitu menyayangi Daf, dia menjadi satu-satunya menantu kesayangannya. Itu jelas karena dia masih menjadi satu-satunya menantu dalam keluarga Bumantara. Tapi meski begitu, aku yakin Daf akan selalu menjadi menantu kesayangannya. Mama ku sangat terobsesi dengan tipe-tipe orang cool dan berkharisma yang semua ada dalam diri Daf.

.

" Putri dan menantuku sama-sama memendam penderitaan selama ini. Aku merasa menjadi seorang mama yang tidak berguna ( hikz ) "

" Jangan berkata seperti itu ma. Aku tidak akan tumbuh besar dengan baik jika tanpa mama. Kesalahpahaman mungkin membuat aku dan Daf menderita tapi selama 5 tahun terakhir aku juga merasa bahagia karena memilikinya di hidupku. Aku juga yakin, memiliki ku di sisinya juga merupakan kebahagiaan bagi Daf. "

Mama bergerak keluar dari pelukanku. Melihat ke kedalaman tatapanku. Aku pasti tidak akan bisa menyembunyikan kehancuran hatiku yang pasti tercermin sempurna dalam netraku.

" Tentang aku dan Awan.. itu letaknya di masa lalu ma. Sudah lama aku berhenti mencintainya dengan cara yang tak sepantasnya. Perasaanku padanya telah murni seperti adik kepada kakak kandungnya. "

Tangannya membelai penuh semangat rambutku yang terurai. Menunjukkan kasih sayangnya yang menggebu padaku.

" Bahkan jika letaknya di masa sekarang, mama tidak akan marah pada kalian. Menjadikanmu anak ataupun menantu, kamu sama-sama putriku. Kalian bisa bersatu jika kalian mau, mama dan papa selalu mendukung kalian_ "

" Aku tidak ingin menggantikan Daf dengan siapapun ma ! Dia tidak hanya membawa separuh diriku, dia membawa hatiku bersamanya utuh. Jika pada akhirnya aku menjalani hidupku, itu tidak lain hanyalah demi ketenangan Daf disana dan demi kalian keluargaku. Tapi kembali menjadi Kinanti Maheswari yang dulu.. aku tidak bisa menjanjikannya pada mama, pada kalian semua. "

Mama meresponku dengan usapan lembut tangannya di kepalaku.

" Dan aku juga tidak akan meninggalkan rumah kami ma. Mama, papa dan Awan bisa mengunjungiku sesekali ataupun seringkali tapi maaf, aku tidak bisa membawa kalian bersamaku. Daf kurang suka banyak orang ma. Tolong jangan terlalu mencemaskanku, aku akan makan dengan teratur, aku tidak akan banyak menangis, aku akan membiarkan matahari menyapaku, aku akan menjalani hariku seperti manusia lain menjalaninya ma... "

Kini pelukan untukku datang dari mama. Dia kembali menangis banyak. Mengasihaniku, satu-satunya putrinya.

Desember akan segera pergi. Tuhan.. dari sekian luas keajaiban yang Kau miliki bisakah Kau membaginya sedikit untukku.. ? Bisakah waktu diputar kembali ? Atau jika itu terlalu besar untuk Kau bagi denganku setidaknya ijinkan aku mengulang kembali satu Desember terakhir dengannya. Sehingga aku bisa melewati Desember lain sepanjang sisa hidupku dengan kenangan itu. Tapi...

BACK to DECEMBER [GL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang