Kinanti Maheswari Pov
.
Pipinya yang merona, salah tingkah, menjadi pemandangan terakhir yang membuatku senyum-senyum sendiri. Sedikit rahasia yang menumpuk di ruang penyimpanan yang berada di hatiku perlahan kukeluarkan. Menjadi lebih longgar. Ternyata se lega ini menumpahkan kumpulan rasa penasaran perihal pasangan, ini baru satu dan aku seperti mendapat satu tabung penuh pasokan oksigen. Seharusnya sejak awal aku yang mengawali lebih dulu. Mungkin saat ini kami telah menjadi sepasang istri-istri yang menjalankan pernikahan seperti yang seharusnya.
Tepat saat aku selesai menaruh baju ganti untuknya di atas tempat tidur kami, bel rumah berbunyi. Aku masih bisa mendengarnya dengan jelas meskipun berada di lantai dua, di kamar kami. Suara shower dinyalakan dari dalam kamar mandi menandakan dia belum akan segera mengakhiri ritual mandinya. Sedikit informasi, dia adalah golongan manusia yang menghabiskan banyak waktu untuk mandi. Tapi aku juga. Jadi kami satu golongan.
Aku keluar dari dalam kamarku, turun ke lantai bawah untuk membuka pintu.
Pintu terbuka menampilkan sosoknya yang langsung membuat kecerahan di wajahku meredup. Aku masih mengingat jelas bahwa dia mencintai istriku . Mungkin aku bisa mengatakan bahwa dia sangat mencintai istriku. Sial ! Ternyata ada beberapa part di masa depan yang tidak seharusnya kuketahui tapi.. aku terlanjur mengetahuinya. Aku jadi tidak bisa memandang persahabatannya dan Daf dengan cara yang sama mengingat bagaimana perasaannya pada Daf.
Satu Desember ??
Aku ingat bahwa hari itu menjelang jam 12 malam Devon mengantar Daf ke rumah dalam keadaan mabuk berat. Jika hari ini disambungkan menjadi sebuah cerita utuh, kusimpulkan Daf mabuk hari itu karena berita investor yang baru diketahuinya setelah dia menandatangani perjanjian apapun itu dengan investor tersebut. Dia kacau lalu lari pada alkohol. Itu menjadi masuk akal sekarang !
Aku telah salah mengira dia bersenang-senang di bar dengan gadis-gadis sementara aku menunggunya bak istri yang baik dirumah. Kehidupan kami di kelilingi salah sangka.
" Apa aku tidak dipersilahkan masuk wahai nyonya rumah ?? "
" Seandainya bisa untuk sementara aku tidak ingin melihatmu di sekitar istriku. " Gumamku pelan.
" Apa ? Aku tidak mendengar kamu bicara apa Kinan. Kamu terlihat seperti sedang berkumur. "
" Tidak ada. Masuklah. "
Dia berjalan mengikutiku di belakang.
" Dimana Daf ? Aku mencarinya ke kantornya tapi dia tidak ada. "
" Apa firma hukum mu sangat sepi klien ? Kamu sangat menempel pada istriku. "
" ISTRIKU ?? Panggilan yang sangat manis ( tertawa menggoda ) biasanya kamu hanya memanggil nama padanya. ( Mendekat ke wajahku ) kalian baru selesai bergulat di tempat tidur ?? "
Ku jauhkan diriku darinya. Dia masih tertawa tapi kali ini sambil menaruh pantatnya dengan nyaman di sofa ruang tamuku.
" Daf sedang mandi. Mungkin 7 jam lagi dia baru selesai. Masih mau menunggu ? "
" Kurasa kalian tidak habis bergulat di tempat tidur melainkan adu mulut. Kamu tampak kesal. Tapi jika aku jadi kamu sudah sejak lama aku mengajaknya bertengkar ha ha. Kamu wanita yang sangat sabar menghadapi monyet kutub itu."
Monyet kutub yang juga kamu cintai.
" Siapa monyet kutub ? " Suara dari arah tangga terdengar. Dia sudah selesai rupanya.
" Kamu tentu saja Daf. Istrimu bilang kamu masih mandi dan bisa menghabiskan 7 jam disana, aku baru berada disini 10 menit. Kembalilah mandi lagi, kamu masih memiliki waktu 6 jam 50 menit. Aku bisa menunggu bersama istrimu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK to DECEMBER [GL]
FantasyDia mencium keningku sangat dalam dan penuh perasaan yang tidak pernah dia lakukan. Biasanya dia hanya mengecup keningku sekilas sebelum berpamitan ke kantornya. " Kinan... Jaga dirimu baik-baik... Aku PAMIT... " Dan dia tidak pernah kembali lagi...