Chapter 17 : Precious Things

397 68 6
                                    

Alarm ponsel berdering, membangunkan seorang pemuda yang tenggelam bersama alam mimpinya. Tubuh yang sedikit berisi itu menggeliat pelan, mengusir rasa pegal karena posisi tidur yang mungkin saja kurang nyaman. Reyan membuka matanya perlahan-lahan, irisnya bergerak kesana-kemari sembari mencoba mengumpulkan kesadaran. Keningnya berkerut ketika mendapati warna dinding dan plafon kamar yang asing. Sontak saja Reyan bangkit dari posisinya.

"Hah?! Ini kamar siapa anjir?!!" paniknya. Reyan juga memeriksa pakaiannya yang masih utuh tanpa ada yang kurang. "Hah ..., semalem gue ngapain? Kok gue ada disini?" bingungnya lagi.

Perhatiannya terarahkan pada sebuah kasur sempit yang diisi oleh dua orang pemuda lain yang masih tertidur nyenyak. Keduanya berpelukan, mengarungi alam bawah sadar mereka bersama-sama. Kepanikan yang awalnya memenuhi relung hati, kini digantikan oleh perasaan gemas. Reyan lantas menahan gelak tawanya ketika menyadari jika dua pemuda itu merupakan Hadden dan Reno. Mereka terlihat sangat akur dan damai jika dalam kondisi seperti ini.

Reyan jadi menyimpulkan, bahwa dirinya ketiduran ketika menonton film bersama Hadden tadi malam. Perutnya yang sudah terisi penuh oleh makanan, ditambah lagi dekapan Hadden yang nyaman dan hangat membuat rasa kantuknya tak dapat terbendung. Matanya kembali melotot ketika menyadari dirinya baru saja membuat kesalahan besar. Ia tak mengabari Rean tadi malam. Dengan tergesa Ia memeriksa ponselnya. Reyan menduga jika adiknya, Rean pasti akan memarahinya habis-habisan setelah ini.

"Duh, Re .... Maaf banget ini, tapi Abang ketiduran," gumamnya.

Jarinya sibuk menekan tombol-tombol ponselnya, mencoba mencari kontak Rean pada ruang obrolan. Keningnya semakin mengernyit, Rean tak mengirim spam kepadanya? Tidak biasanya adiknya itu akan diam saja ketika Reyan belum pulang ke rumah. Saat membuka obrolan Rean, Reyan terkesiap.

"Huh? Hadden kirim pesan ke Rean?"

"Huh? Hadden kirim pesan ke Rean?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Savor The Sweetness!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang