AFG : Pembohong

281 27 6
                                    

'Bagaimana jika kesakitan mu berasal dari orang-orang terdekatmu? Orang yang gak pernah kamu kira ternyata alasan kamu disakiti, alasan kamu dihancurkan. Dan alasan kamu dituntut untuk mengingat suatu hal yang samar diingatan kamu? Apa kamu pernah memperkirakannya?


Warn : 3K Word :)

***

Ricky menendang kasar motornya. Sialan, dia kalah lagi. Hampir tiap malam balapan dan selalu saja berakhir kalah. Haruto yang menjadi lawannya tertawa remeh.

"Cemen lo, sekarang mobil lo deh yang gue ambil," ejek Haruto mendekati Ricky.

"Lu curang yah? Motor gue selalu oleng tiap tikungan. K-kalau gue gak pintar bawa motor bisa aja gue celaka," protes Ricky menatap tajam Haruto yang tersenyum remeh.

"Kalah mah kalah aja, gak usah banyak ngeles. Mana kunci mobilnya, sesuai perjanjian!" Haruto merampas kunci mobil itu membuat sorakan teman-temannya semakin keras.

Ricky mengacak surainya, ia segera pergi dari sana sambil mendorong motornya. Ia selalu merasa ada kecurangan, apalagi dia hampir saja jatuh karena remnya blong, untung saja dia tetap tenang untuk mengendalikan motornya. Sayangnya Ricky hanya sendirian di sana tidak ada yang dipihaknya. Toh, Haruto selalu menantangnya sehingga ia terlalu gengsi untuk menolak.

Ricky mendorong motornya sampai bengkel. Dan benar saja kata teknisinya rem motornya blong. Ricky  itu tidak bodoh, tapi hanya kalah jumlah jika berdebat di sana.

"Anjing, dia pikir bisa curang sama gue? Awas aja, gue bakal balas dengan setimpal," dendam Ricky mengepalkan tangannya erat.

Tring

Notifikasi ponselnya membuat Ricky kembali ke realita. Gyuvin mengirim pesan padanya. Dan Ricky menepuk keningnya pelan.

"Astaga Papa kan mau datang hari ini. Bodoh Rick kok lu bisa lupa sih," makinya, ia pergi menggunakan taksi dan menitipkan motornya di sana.

Di rumah Gyuvin hanya bisa terdiam, di depannya kini sang Mama tidak lepas memeluk Yujin. Gyuvin yakin tinggal dirinya yang belum dipeluk Mamanya sendiri. Ia menunduk, apa Mama lupa dengan dirinya?

"Maaf yah dek pasti adek kangen Mama dan Papa kan?" sesal sang Mama memeluk erat Yujin yang terlihat nyaman diperlukannya.

"Mama aja, kalau Papa ogah," celetuknya membuat mereka semua terkekeh.

Papa Shim mencebik kesal mendengar itu, ia alihkan pandangannya ke arah bungsu Kim. Setelah mendengar cerita sang istri, entah kenapa ia ingin menyayangi anak itu juga.

"Gyuvin terlihat kesepian, kamu sadar itu kan Yoona?" tanya Jongsuk suatu hari.

"Itu karena Abang dan kakak-kakaknya sibuk. Dia anak yang ceria kok Mas, sudah gak usah kamu pikirkan," jelas Yoona fokus pada layar laptopnya.

"Aku gak yakin, dia gak seceria itu Yoon. Dia bahkan sedih saat kamu tinggal dan saat kumpul keluarga dia juga banyak diam, kakaknya juga pada cuek, kenapa?" bingung Jongsuk membuat Yoona menghela nafasnya.

"Dia yang buat Junho meninggal. Dia yang buat aku kehilangan Mas. Mungkin aja Abang dan kakaknya masih marah. Aku gak bisa lihat dia lama karena dia selalu mau nangis tiap liat aku, begitu pun aku Mas. Jadi aku selalu berusaha menghindar, walau aku tahu dia selalu sedih aku tinggalkan. Tapi aku gak bisa Mas, lebih baik aku menjaga jarak daripada aku benci dia kan? Aku bingung, dia anak aku Mas tapi kalau aku liat dia rasa kesal dan marah aku selalu aja muncul. Mas, maaf aku baru bilang," jelas Yoona mulai emosional ia mulai menangis membuat Jongsuk memeluknya erat.

Apology For GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang