Selamat membaca, jangan lupa votement guys!
Minimal 20 vote + 20 komentar lah!
Karena gue libur hari senin, jadi gue lebih sering update hari Senin. :)
****
Hanbin membeku, ia yang tadinya ingin masuk mengurungkan niatnya. Pertanyaan adek bungsunya itu sontak menyakiti relung hatinya.
Ia mengatur nafasnya, suasana di dalam tidak kondusif. Ia harus terlihat biasa saja di depan mereka meski jantungnya berdegup dengan kencang.
Cklek
"Gak ada yang mati. Jangan sembarang ngomong Vin," intrupsi Gunwook melempar kepala beruangnya itu.
"Lagian Ricky ngomong kaya gitu. Gue juga cuman nanya kok," manyun Gyuvin membuang mukanya ke arah lain.
Ricky menghela nafasnya, lalu mengusap lembut surai Gyuvin. Kalau saja Gunwook tak membuka suaranya, mungkin saja ia akan kembali ditodong pertanyaan mengerikan lainnya. Ia tak mau menjawabnya.
"Kata kak Jiwoong jam besuk selesai, kalian boleh pulang. Dan Taerae ganti baju sana, biar kak Hanbin yang jagain," pintah Hanbin menghampiri ketiganya.
"Ayo Rick, Gyuvin harus banyak istirahat," ajak Gunwook menarik Ricky keluar.
"Mas Taerae pulang dulu yah, setelah ini langsung tidur," pesan Taerae memeluk Gyuvin sebelum pergi.
Kini tinggal Hanbin dan Gyuvin di sana. Anak itu diam saja, begitu juga Hanbin yang sibuk dengan ponselnya.
Bukannya Hanbin tidak mau bicara, hanya saja ia begitu canggung dengan Gyuvin. Terakhir dia ajak bicara anak itu mengabaikan, membuatnya urung untuk memulai pembicaraan.
"Mama gak datang ke sini bang?" pertanyaan lirih itu membuat Hanbin mendongkak.
Dia lupa.
Hanbin terlalu banyak berpikir hari ini, ia bahkan lupa memberitahukan Mamanya. Ah, tapi bukannya Mamanya tak bisa diganggu jika seperti ini? Mamanya itu cukup egois dan terlihat tak peduli pada mereka. Hanbin peka soal itu. Soal kepura-puraan Mama mereka yang sayang dan peduli pada mereka semua. Bullshit, justru mamanya bekerja dan jarang pulang karena tidak ingin bertemu lama dengan dia beserta kakak dan adik-adiknya.
Hanbin tidak tahu apa Abang Hao juga sadar hal itu, sehingga ia di amanahkan Mama agar menjaga mereka. Intinya ia yakin Mama sedang menjauhi mereka, dia juga memilih untuk menikah dan tinggal terpisah. Asumsinya 100% benar kan?
"Kak Hanbin, Mama tahu kan Gyuvin sakit?" tanya Gyuvin lagi sontak membuat Hanbin kembali ke realita.
"Mama kan lagi jalan sama Papanya Ricky. Mereka pasti keluar kota," jawab Hanbin sekenanya.
Hanbin melirik Gyuvin yang terlihat murung. Anak itu selalu saja ingin ikut Mama, tanpa tahu bahwa keberadaannya tak diinginkan oleh Mamanya sendiri.
"Kak, apa gak bisa hubungi Mama? Bilang kalau Gyuvin butuh Mama," mohon Gyuvin dengan netranya yang berkaca-kaca.
Tapi Hanbin mana peduli, ia hanya menghela nafasnya dan pergi begitu saja. Meninggalkan Gyuvin dengan sejuta kekecewaan. Gyuvin kecewa sama Kak Hanbin.
***
Seunghwan meremas erat surat rumah sakit. Hasil pemeriksaan adik tirinya yang memang sakit keras sejak kecil. Ia merasa gagal menjadi seorang Kakak, ia bahkan tak mampu mengobati adiknya sendiri. Berbeda dengan Jiwoong, panutan. Dokter itu selalu saja menjadi garda terdepan saat adik-adiknya sakit. Seunghwan sangat kagum padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Apology For G
Conto"Aku bukan pembawa sial kak!" . . . . "Punya banyak kakak itu percuma, mereka juga gak anggap gue adek." . . . || Ket Keluarga Kim : - Zhanghao Kim - Hanbin Kim (Sung) - And Twins Kim Matthew (Seok) & Kim Taerae Si bungsu Kim Gyuvin || Genre : √Br...