7. あなたが去ること。(Kepergianmu.)

1.9K 125 20
                                    

Sekali lagi.

Apakah kita bisa menebak takdir? Bukankah sekuat apaun kita coba memikirkan sesuatu, kita takkan pernah bisa melihat apa itu masa depan. Kita hanya bisa merencanakan sesuatu namun sisanya kita di tuntut untuk menerima setiap takdir yang terjadi.

Setiap masa akan selalu silih berganti, entah masanya dengan sang terkasih atau dengan dirinya sendiri. Sudah satu minggu lebih Obito terbaring di ruang perawatan, Minato selaku yang bertanggung jawab sudah melakukan tugasnya. Mereka tengah menunggu kepastian dari Tsunade selaku salah satu yang tersisa dari klan Senju untuk memberikan sel Hokage pertama Hashirama Senju kepada Obito. Mengenai jika separuh tubuh Obito mati tertimpa batu besar, untungnya mata Sharingannya masih berfungsi dan tidak pecah.

Meski begitu kita masih punya harapan untuk hidup pemuda Uchiha itu, meski wajahnya sudah hampir hancur sebelah. Kaki dan tangan nya pun sudah tak bisa di gunakan sebelah. Sel itu akan di tanamkan pada Obito beberapa waktu yang akan datang. Setelah itu harapan mereka adalah Obito akan hidup untuk melanjutkan sisa hidupnya. Meskipun kadang harapan hanyalah tinggal harapan.

Kushina tengah berdiri sambil memegang perutnya yang sudah membesar, perkiraannya bulan depan ia akan melahirkan mendahului Mikoto ibunda Itachi. Kushina mengusap jendela kaca itu melihat bagaimana Obito adik kesayangannya tergeletak disana tak berdaya antara hidup dan matinya. Kalau sel itu gagal tertanam di tubuhnya maka Obito takkan pernah selamat namun jika itu berhasil maka Obito akan selamat.

"Bibi."

Kushina menyeka air matanya, ia melirik Kakashi yang berdiri di sampingnya. Ia menunduk untuk menatap Kakashi. Anak itu meraih tangan Kushina.

"Maafkan aku, bibi."

Kushina menggeleng, ia mengusap surai silver si kecil.

"Tidak. Ini bukan salahmu, kau tidak salah. "

Kakashi menunduk, ia ingin menangis. Kushina menarik tubuh kecil itu agar memeluknya. Kakashi terisak disana. Ia takut, ia khawatir. Ia merasa sangat takut dan tak tahu harus melakukan apa selain berdoa agar Obito bisa di selamatkan.

"Bibi. Aku akan ikut dengan Minato-sama"

Kushina membelakkan matanya, apalagi ini. Apalagi yang akan di lakukan suaminya itu.

"Bibi jaga diri ya, aku akan kembali suatu saat nanti. Aku akan menemui bibi dan bermain dengan keponakanku. Bibi selalu jadi kakak terbaik untukku, selalu jadi ibu yang baik, selalu merawatku dan menyayangi aku. Aku juga menyayangi bibi. Aku akan kembali nanti terima kasih banyak, bibi Kushina."

Kakashi melepaskan pelukannya, ia berjalan menjauhi Kushina. Ia tak pergi keruangan Obito, ia takut. Ia takut takkan sanggup dan ia takut akan mengecewakan Minato. Ia sudah berjanji untuk kali ini ia akan mengikuti apapun perintah dari Minato.

Kakashi pergi dari sana, tubuh kecilnya sudah tak terlihat di pandangan Kushina. Mau kemana anak itu, mau di bawa kemana dia.

"Sore ini aku akan pergi, besok akan kembali. Aku harap tidak ada hal buruk disini, kau tahu kan aku akan terus memantaumu dan desa jadi jaga dirimu."

Minato berdiri di samping Kushina, ia mengusap surai merah sang istri.

"Kau selalu seperti itu, kau memutuskan semuanya seorang diri. Kau pasti sudah merencanakan ini jauh-jauh hari bukan? Apakah tidak cukup kau menyiksa adikku?"

Minato tahu Kushina akan marah, ia sangat tahu. Tapi semua ini ia lakukan demi kebaikan bersama, Kakashi terlalu kecil untuk berada di sekitar Obito. Dia tak bisa memastikan jika Obito takkan mengamuk seperti ini lagi ketika masa rutnya tiba. Dan Kakashi pun takkan tumbuh dengan baik jika terus berdekatan dengan Obito.

Little Mate (OBKK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang