3

333 45 3
                                    

Flashback

Langit biru dengan kabut tipis menghiasi langit. Sinar matahari belum terlalu tampak. Semilir angin yang bertiup membuat udara pagi yang sejuk. Suasana yang membuat tubuh enggan untuk bangkit. Namun, itu tidak berlaku bagi sebuah keluarga di sana.

Duduk bersantai di meja makan sembari menikmati sarapan. Kegiatan yang biasa mereka lakukan. Menunjukkan keluarga yang harmonis.

"Mas, kamu yakin hanya bawa itu saja?" sebuah pertanyaan terucap dari seorang wanita, ingin memastikan bahwa suaminya membawa barang yang lengkap.

"Itu cukup kok sayang, lagi pula aku ga lama di sana" jawab sang lelaki yang sudah selesai sarapan.

Bangkit dari duduk, berjalan perlahan ke arah luar. Berniat mengantar suaminya untuk pergi ke luar kota karena pekerjaan.

"Dara belum bangun?"

"Belum, kalau dia bangun susah nanti. Yang ada dia ga izinin kamu pergi" balasnya seraya merapihkan dasi sang suami.

"Kamu jaga Dara ya, aku pamit dulu" ucap lelaki dengan mencium kening sang istri.

"Kamu juga hati-hati"






Malam itu, suara gelak tawa memenuhi sebuah klub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, suara gelak tawa memenuhi sebuah klub. Mereka bersulang merayakan keberhasilan kinerja perusahaan. Menabrakkan gelas yang mereka genggam satu sama lainnya bersamaan.

"Selamat Pak Gavin atas berhasilnya projek anda" ucap lelaki tua yang duduk di hadapannya.

"Terima kasih Pak Alan, saya juga tidak mungkin berhasil tanpa bantuan Bapak" balasnya dengan senyum sumringah.

"Oh ya, istrimu tidak ikut?" ucap Alan sambil meminum secangkir alkohol.

"Tidak, saya bahkan tidak memberitahunya kalau ada acara ini." Seraya meneguk habis alkohol. "Dia tak pernah mengizinkan saya untuk datang ke klub."

"Tampaknya Reva merubahmu dengan baik." Alan tertawa mengingat Gavin bukanlah orang yang penurut. Namun lihatlah sekarang, ia bahkan takut dengan istrinya.

"Apa kau masih berhubungan dengan Gyna?" tanya Alan. Tidak ada balasan hanya anggukan yang ia terima.

"Kau harus cepat memutuskan untuk pilih Reva atau Gyna. Cepat atau lambat Reva akan mengetahui hal itu."

"Aku tidak bisa, Reva sangat berharga bagiku dan Gyna kamu tahu kan dia cinta pertamaku. Aku tidak bisa memilih salah satu dari mereka." Hela nafas dihembuskan bingung memilih.

Tidak banyak yang tahu bahwa pernikahan Gavin dan Reva hanya sebatas perjodohan oleh kedua orang tua mereka.

Gavin yang saat itu masih berhubungan dengan Gyna terpaksa harus menuruti keinginan kedua orang tuanya.

Lalu apakah setelah Gavin menikah hubungan mereka kandas? Tentu tidak. Gavin yang masih menaruh perasaan terhadap Gyna memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka, tanpa diketahui oleh Reva.

LADITAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang