7

357 43 4
                                    

Waktu berjalan semestinya. Tak lambat, tak juga begitu cepat. Seimbang adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikannya.

Aktivitas sehari berjalan dengan lancar. Hanya tersisa satu kegiatan yang sebentar lagi selesai.

Duduk berdiam diri di salah satu sudut ruangan. Hari yang di anggap spesial bagi sebagian temannya, tetapi gadis itu tidak pernah menganggap hari itu spesial.

Perayaan ulang tahun katanya. Sungguh hari yang sangat dihindari Kathrina. Ia tak pernah merayakan hari ulang tahunnya, itu sama saja seperti ia merayakan hari kematian bundanya.

"Kath, kamu nggak apa-apa?" Suara lembut menyapa telinga, terasa nyaman saat masuk pendengaran.

"Iya, aku nggak apa-apa ka" balasan keluar.

Gadis yang bertanya itu kemudian duduk di sampingnya sembari menatap curiga ke arahnya.

"Aku nggak apa-apa ka Gita." Seolah paham apa yang mau disampaikan oleh gadis yang duduk di sampingnya itu.

"Kamu aneh tahu nggak. Biasanya orang-orang di hari ulang tahunnya bahagia, senang-senang, ini kamu malah berdiam diri di sini"

Kekehan terdengar, sungguh kesimpulan yang lucu. "Nggak semua hari ulang tahun itu bahagia." Sebuah kalimat pelan gadis itu ucapkan. Sangat pelan hingga hanya seperti bisikkan kecil di telinga.

"Kamu ngomong sesuatu?"

Kathrina menggeleng kecil. "Kakak sendiri ngapain di sini? Nggak gabung yang lain?"

"Aku mau ngajak kamu pulang bareng"

"Lagi? Emangnya nggak ngerepotin?"

Gita terkekeh, sejak kapan gadis itu merepotkan. Ia tak pernah menganggap gadis itu merepotkan. "Nggak kok, lagipula mobil kamu masih rusak kan?"

"Nanti kayak biasa, aku tunggu di parkiran." Gita mengelus rambut Kathrina secara lembut, sebelum ia bangkit meninggalkannya.





Malam semakin larut, show sudah berakhir beberapa jam yang lalu.

Kathrina dan Gita saat ini berada dalam satu mobil yang sama, mengantar Kathrina pulang.

Tak ada percakapan dari kedua insan tersebut, hanya suara kendaraan lain yang berlalu lalang.

Beberapa menit berlalu, mereka tiba di rumah Kathrina. Tak ingin membuat repot yang punya, Kathrina turun pertama dari mobil tersebut. Gita terlihat kecewa, padahal ia ingin gentle seperti kemarin.

Gadis itu mengikuti yang muda turun walaupun ada sedikit rasa kecewa. "Kamu besok sore ada kegiatan nggak?"

Kathrina berpikir sejenak, sepertinya tidak ada kegiatan besok hari. "Nggak ada sih kak, kenapa memangnya?"

"Mau jalan? Mumpung besok nggak ada kegiatan"

"Boleh, kemana?"

"Ada deh"

Mendengar jawaban dari Gita, gadis yang lebih muda itu memanyunkan bibirnya lantaran kesal. Sementara Gita di buat gemas akan gadis yang ada di hadapannya ini.

Gita berjalan perlahan menghampiri gadis yang sedang merengut gemas. Di belainya puncak kepala secara lembut.

Posisi saling berhadapan, dengan mata saling bertemu. Membuat gadis yang lebih tua itu terpana akan pahatan wajah Kathrina untuk kesekian kalinya.

"Ya sudah, masuk sana di luar dingin nanti masuk angin. Udara malam nggak baik buat anak kecil." Tangannya masih betah berada di rambut gadis itu. Mungkin ini akan menjadi hal yang candu baginya.

LADITAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang