Cahaya matahari berhasil masuk melalui celah-celah jendela kamar. Semilir angin bertiup menggoyangkan pepohonan menyebabkan embun menetes.
Kegiatan di luar belum terlalu padat. Dan mereka yang bernafas masih enggan menggerakan tubuhnya.
Termasuk bagi gadis yang masih meringkuk dalam selimutnya. Perlahan gadis itu mengerang, dikarenakan cahaya yang mulai mengganggu kelopak matanya.
Membiasakan cahaya menyapa iris, dan hal yang menjadi memory pertamanya hari ini adalah wajah seorang gadis yang akan merubah hidupnya di masa mendatang.
"Kak~" suara serak terdengar. Posisi di bawa duduk, seraya mengucek sebelah matanya.
Menatap balik gadis yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Kenapa senyum-senyum?"
"Kamu cantik banget Kath" ucap gadis itu yang masih tersenyum.
Hanya beberapa kalimat, tapi berhasil membuat yang muda merona. Ditambah lagi dengan elusan lembut di pipinya. Pagi yang tidak aman untuk jantungnya.
"Aku masih nggak nyangka bisa mendapatkan seorang bidadari" ucap yang tua dengan tangan yang kini beralih mencubit kecil hidung gadis itu.
"Apasih"
"Bangun dulu ya... Kita ada kegiatan hari ini. Tapi sarapan dulu" ucap Gita mengutarakan alasan.
"Iya" dan yang muda mengangguk patuh. Berlahan gadis tinggi itu mulai turun merangkak dari tempat tidur. Menimbulkan senyuman kecil dari Gita karena gerakan yang dia buat.
Beralih, kini mereka sedang berada di lobi bersama dengan beberapa member yang lain. Menunggu kegiatan yang akan mereka lakukan selama berada di Bali.
Terlihat beberapa member yang asik bercengkrama satu sama lain, termasuk Kathrina. Sedangkan yang tua sibuk berdiskusi bersama para staf, mengingat dalam line-up dirinya yang paling senior.
Dalam beberapa kali kesempatan terlihat gadis itu melirik ke arah Kathrina, hanya sekedar memperhatikan hal yang dilakukan gadisnya tersebut.
•
"Ka~ fotoin aku di situ bentar" atensi Kathrina terambil saat berada di sisi pantai. Sebuah pemandangan yang indah untuk sekedar berfoto ditambah batu-batu besar disepanjang sisi menambah kesan alami.
Gita yang melihat mengangguk, tak mungkin juga menolak. Ia harus bisa menjadi pasangan yang terbaik bagi Kathrina.
Alhasil dia memotret Kathrina dengan ponselnya.
"Coba lihat hasilnya?" tanya gadis itu kemudian. Mengambil ponsel yang tadi Gita genggam. Ekspresi bahagia ditunjukkan hingga Gita bisa apa selain tersenyum?
"Kenapa nggak menghadap ke kamera?"
"Ih... Aku lagi jelek"
"Sejak kapan kamu jelek, pacarku nggak mungkin jelek" jawab Gita secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADITAH
Fanfictionlangsung aja baca, intinya Gitkath GxG Disclaimer, ini hanya fiksi jangan dibawa ke real life