REUNITED - 10

515 105 7
                                    

Semenjak kehadiran farel, rumah yang semula penuh dengan rasa bersalah dan kekhawatiran berubah menjadi rumah yang nyaman untuk dihuni. Perubahan ini terjadi dan terlihat sangat mencolok pada putri kecil keluarga itu, Trisha. Kesibukan farel sekarang adalah menghabiskan waktunya bersama trisha. Dari mengantar dan menjemput sekolah, menemani mengerjakan tugas, sampai menemai trisha tidur. Hal itu perlahan membuat cemburu greesell. Sosok trisha yang baisanya manja, apa-apa selalu ibunya, sekarang berubah apa-apa ayahnya, makan disuapi ayahnya, makan ikan juga disuwirin ayahnya. Namun tak apa, ia senang melihat anaknya kembai menemukan kebahagiaan, bahkan kebahagiaan itu bertambah beratus kali-kali lipat.

Semenjak menjadi freelancer di dunia design, farel memutuskan untuk membentuk brand-nya sendiri, ia mulai dari brand clothing. Hari ini adalah hari pertamanya untuk mencari bahan pakaian yang pas untuk design pertamanya, ia memastikan bahwa bahannya nyaman dan cocok untuk orang indonesia yang setiap hari harus merasakan panasnya matahari. Setelah menemukan bahan yang tepat, ia dibant oleh trisha untuk membuat akun instagram, "ih jangan itu atuh ayah, masa mau pake nama trisha sih nama brand-nya?" Ucap trisha tak habis pikir ketika mereka sedang mendiskusikan tentang nama brand yang akan digunakan.

"ya- trus apa dong?" Ucap farel menggaruk kepalanya yang tak gatal 

"kan design ayah lebih ke streetwear gitu, cocoknya kan ke anak muda, bener kan?, " hanya diangguku farel. "nah cari nama yang anak muda juga dong" tambah trisha

"hmmm gimana kalo RogueThreads?" tanya farel

"artinya apa emangnya? kok serem banget sih, kaya penjahat penjahat gitu"

"RogueThreads itu kaya mengisyaratkan kebebasan individu gitu. jadi nama ini dirancang untuk ayah yang mau mengekspresikan diri secara berbeda dan unik, jadi ga kaya orang-orang tuh." jelas farel

"wuihhh keren banget ayahh, aku dukung deh!!!" Seru trisha kemudian memeluk ayahnya itu, pandangan itu tak terlepas dari shani dan greesell yang sedang bersantai

"mama seneng deh semenjak farel kembali" Ucap shani 

"aku juga seneng mah" ucap greesell yak melepaskan pandangannya

"oh seneng ya....."

"eh ya iya lah kan seneng apa sih mah, masa ga seneng liat ayahnya anakku kembali" Greesell sedikit kikuk

"eleh, mama tau kok, semangat ya dapetin hati farelnya, good night"

"mamaaaaaaaa" Teriakan greesell itu mempu membuat farel dan trisha kaget, "eh hehe, udah lanjut mainnya, jangan malem malam loh tidurnya" Ucap greesell malu kemudian segera kembali ke kamarnya.

"kenapa tuh ibu mu?" tanya farel bingung

"gatau, btw niiihhhh, hmm ayah gamau balikan sama ibu?" Tanya trisha mengawali obrolan berat ini

Farel terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan Trisha yang sangat tiba-tiba ini. Ia menatap putri kecilnya yang kini tumbuh begitu cepat, begitu ceria dan penuh semangat. Pertanyaan itu seperti memukul kepalanya, mengingatkannya pada semua kenangan yang pernah ia dan mantan istrinya lalui bersama. Farel sadar bahwa Greesell masih mencintainya, terlihat dari cara memperlakukannya.

Greesell mulai memperhatikan kebutuhan Farel dengan cara-cara yang sederhana namun bermakna. Ia selalu memastikan kopi Farel tersedia setiap pagi, sesuai dengan selera Farel yang suka kopi hitam tanpa gula. Selain itu, ia sering memasak makanan favorit Farel tanpa mengatakan apapun. 

Greesell menunjukkan dukungan penuh terhadap keputusan Farel menjadi freelancer dan membangun brand clothing-nya sendiri. Ia membantu Farel mencari inspirasi desain dan bahan pakaian, bahkan tanpa diminta. Saat Farel sibuk dengan proyeknya, Greesell dengan sukarela memberi ruang bagi Farel untuk fokus bekerja. 

Greesell mulai merencanakan kejutan-kejutan kecil untuk Farel. Seperti suatu hari ketika Farel pulang setelah mencari beberapa bahan untuk clothing-nya, Greesell sudah menyiapkan makan malam dengan menu yang Farel sukai. 

Greesell tidak merasa tersaingi dengan kedekatan Trisha dan Farel, tetapi justru mendukung sepenuhnya. Ia mulai mengajak Trisha untuk bersama-sama membuat kejutan kecil bagi Farel, seperti merencanakan piknik keluarga di akhir pekan atau sekedar mengajak farel ngobrol. Greesell berharap, melalui cinta mereka berdua, Farel akan merasakan kehangatan keluarga yang sesungguhnya dan telah lama mereka tak rasakan.

Farel menghela napas, mencoba menyusun kata-kata yang tepat untuk menjawab Trisha. "Ayah nggak tahu, ca...," katanya pelan. "masih banyak hal yang ayah pertimbangkan"

Trisha menatap ayahnya dengan tatapan polos, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Maksud ayah?"

"Kadang... ada hal-hal yang bikin kita ragu untuk kembali ke momen yang sama kayak masa lalu, apalagi kalau pernah ada rasa sakit yang dalam," ucap Farel. "Ayah nggak mau menyakiti ibu lagi, ca."

Namun, pikiran Farel mulai melayang ke sosok Greesell yang selama ini dengan sabar menantinya, memberinya perhatian-perhatian kecil. Ia ingat bagaimana dulu mereka saling mencintai dengan begitu dalam, sebelum semua kesalahpahaman dan masalah mengahncur leburkan hubungan mereka. Farel tak bisa mengabaikan fakta bahwa Greesell telah banyak berubah, dan sepertinya ia benar-benar berusaha memperbaiki diri.

Malam itu, Farel tak bisa tidur dengan tenang. Pikirannya terus dipenuhi oleh Greesell dan Trisha. Bayangan tentang keluarga yang utuh dan bahagia mulai terlintas dalam benaknya, sesuatu yang dulu terasa mustahil untuk diraih kembali. Namun sekarang, sudah ada di depan matanya.

Keesokan harinya, Farel memutuskan untuk berbicara dengan Greesell. Setelah mengantar Trisha ke sekolah, ia menemui Greesell yang sedang duduk di teras rumah, menikmati secangkir kopi.

"Greesell, apa kita perlu bicara?" ucap Farel dengan nada serius.

Greesell menatap Farel, mencoba membaca ekspresi wajahnya. "apa yang ingin mau dibicarain mas?"

Farel duduk di sampingnya, mengambil nafas panjang sebelum berbicara. "apa semua yang kamu lakuin ke aku, perhatian kecil maupun besar, semua kebaikan kamu dan keluarga kamu ke aku, apa itu ada artinya? Aku juga tahu aku telah menyakiti mu, dan aku nggak mau hal itu terjadi lagi."

Greesell menundukkan kepala, sedikit merasa khawatir dengan arah pembicaraan ini. "mas... aku hanya ingin kita bisa kembali seperti dulu. Aku tahu ini bukan kesalahan kecil, tapi aku benar-benar berusaha untuk memperbaiki semuanya, termasuk......rujuk"

Farel mengangguk pelan. "Aku tahu, dan aku sangat menghargai itu. Aku juga ingin memberi kita kesempatan lagi. Tapi aku nggak bisa janji kalo semuanya akan berjalan mulus. Aku perlu something buat menyakinkan ku saat ini."

Air mata Greesell mulai mengalir di pipinya, tetapi kali ini ada harapan di dalamnya. "Aku akan nunggu kamu mas. Apapun yang terjadi, aku akan tetap di sini, berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu dan Trisha, demi keluarga kita. Semua keputusan ada dikamu mas"

"aku ga masalah kalau kita belum bisa bersama cel, karna fokus kita sekarang juga harus ke putri kita, kita mungkin gagal sebagai pasangan, tapi kita ga boleh gagal untk trisha cel, bukan sekedar orang tuanya, tapi juga menjadi bagian dari perjalanan hidupnya"

Mereka saling bertatapan dalam keheningan, tetapi kali ini ada pemahaman di antara mereka. Farel tahu bahwa keputusan ini bukanlah hal yang mudah, namun ia juga sadar bahwa jika ada sedikit harapan untuk kembali membangun keluarga yang utuh, ia harus mencobanya. Bagi Greesell, itu adalah secercah harapan yang selama ini ia tunggu, dan ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.




Ah lama lu rel!!!!!!!

hehehe jangan lupa vote + komen ya!!!!!


REUNITEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang