7

292 42 12
                                    



Makan malam yang berbahagia,


"Paket lengkap nih, ayoo kita makan!!" Kata Seulgi antusias yang kini membawa makanan yang sejak tadi mereka beli.

Kelima perempuan muda itu kini makan bersama sembari mengobrol sesekali, gak jarang juga mereka tertawa jika ada yang melempar celotehan lucu sebagai lelucon ala grup mereka. Pelan-pelan sih, Wendy merasa bisa masuk ke jokes grup itu. Dia termasuk orang yang mudah bergaul, jadi nyambung aja kalau ngobrol sama anak yang usianya gak jauh beda.

Kecuali satu orang, yang daritadi terlihat gak mau natap dia sama sekali. Bahkan ketika Wendy berusaha melucu pun, orang tersebut tetap gak mau bereaksi lebih.

Mumpung ini malam anniversarry kelima, semua member memutuskan untuk merayakannya bersama, meski hanya makan kecil-kecil an dan saling bertukar kado. Dan ke empat dari mereka setuju untuk mengundang Wendy kedalam acara makan malam ini, hitung-hitung untuk meramaikan.

"Coba lihat lo dapet kado apa?" Ucap Yeri yang kepo sama hadiah Joy yang terlihat lebih besar kotaknya di bandingkan yang lainnya.

Urutannya itu, dari Wendy yang memberikan ke empat member kado, lalu di ikuti dengan satu persatu member yang memberikan ke empat orang lainnya, seadil mungkin.

Joy mendapatkan sebuah litter box anjing, untuk peliharaan kesayangaannya yang selalu ia bawa jalan-jalan ke beberapa tempat, akhir-akhir ini.

"Thankyou" katanya pelan, dengan binar mata yang lembut, cukup terharu sama hadiah yang ia terima.

"Haetnim pasti suka"

Angguk mereka semua atas ucapan Seulgi barusan, semua orang di muka bumi juga tahu betapa sayangnya Joy sama anjing lucu yang ia adopsi setahun belakangan itu.

"Ih dapet mug!" Ucap Yeri girang, sebab beberapa hari yang lalu dia lagi scroll-scroll aplikasi belanja online buat lihat mug lucu, sebab di dorm baru aja kedatangan mesin kopi otomatis kecil, untuk nemanin mereka ngopi-ngopi lucu.

Ia menghamburkan diri memeluk tubuh Wendy, sangat erat. Sampai-sampai yang lebih tua berusaha melepaskan diri karena mulai sesak nafas.

"Mau mati gue, Yer" ungkapnya setengah kesal, tapi tertawa juga karena lihat muka cemberut Yeri barusan.

"Eh iyaa, sini peluk lagi" katanya sambil berusaha meluk, tapi Yeri nya keburu lari. Gak lupa sambil meletin lidahnya.

"Lo dapet apa?" Bisik Joy pada Seulgi, sedangkan Seulgi cuma tertawa nyengir.

"Kebetulan gue request sendiri sih, di beliin kanvas sama Wendy" ucapnya sambil menunjuk benda persegi panjang yang masih di selimuti kertas kado warna-warni.

"Curang!" Kata Yeri gak terima, tahu gitu kan dia request rokok elektrik aja sama sang manajer. Walau dia tahu pasti kalau gak bakal di kabulin, yakali ngasih senjata ke anak bandel kayak Yeri ini. Bisa pusing sendiri Wendy untuk nutupin skandal di hari-hari kedepan.

Sedangkan Irene masih diam, membuka kotak yang di tutupi pita merah muda di depannya dengan pelan, meski gak di minta ia sendiri juga penasaran atas hadiah apa yang bakal diterima.

Satu buah jaket sport yang ia yakini keluaran terbaru, meski harga gak terlalu mahal, tapi Irene yakin kalau merk ini lagi ramai di pasaran. Alias bakal banyak orang lain yang pakai.

"Suka gak?" Bisik Wendy pelan, matanya masih menatap ke arah Seulgi dan Yeri yang masih berdebat soal hadiah yang mereka terima, sedangkan telinganya sudah lebih dulu bersiap siaga untuk mendengar jawaban dari perempuan di sebelahnya.

"Suka aja sih, tapi buat apa jaket?" Tanyanya ingin tahu, sebab Irene terbilang tak begitu suka pakai baju berbau olahraga. Ia lebih suka pakai cardigan tipis atau blazer super tebal sekaligus untuk mengatasi cuaca yang ada. Sudah jelas kalau jaket sport bukan gayanya.

Moonlight Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang