Sepanjang perjalanan dari lorong gedung apartemen ke ujung lantai dua puluh lima, bikin kaki Joy jadi lecet, heels yang ia pakai tentu melukai pergelangan kakinya, apalagi sembari membopong tubuh yang tak sadarkan diri, siapa lagi kalau bukan si Wendy.
Ia memencet bel yang ada di pintu berulang kali, sebab tangannya sudah tak mampu memencet passcode, terlalu penuh dengan dua tas jinjing milik keduanya, dan tentunya salah satunya untuk memeluk tubuh yang masih tak sadarkan diri itu.
Gak sampai lima menit, syukurnya ada seseorang yang masih terjaga di pukul tiga pagi seperti ini, yang membukakan pintu. Meski ia juga gak berharap kalau yang buka pintu bakalan Irene.
Yang seharusnya Joy yakini kalau perempuan itu masih berada di apartemen pacarnya, sebab di jadwal libur begini, Irene pasti gak pernah betah di dorm.
"OH MY GOD, JOY!!" Teriak Irene yang mulai marah, saat menyaksikan tubuh terkulai Wendy di pelukan adik nya itu.
Joy yang semula takut, kini pun membopong tubuh Wendy ke sofa, tubuhnya gak kuat lagi untuk lama-lama mengangkat massa yang beratnya gak jauh beda dari miliknya.
"Jangan marahin gue please, gue abis berantem sama mantannya dia, yakali lo tega marahin gue lagi" ungkap Joy sembari duduk, menyeka keringatnya dengan tissue.
"Mantan? Siapa?"
"Siapa lagi kalau bukan senior kebanggaan agensi"
"Taeyeon? Hah? Kok lo bisa ketemu?"
"Panjang ceritanya kak, tapi please biarin gue istirahat dulu, gue capek banget bopong tubuh bogel ini dari tadi" ucap Joy kesal, bahkan rasa memabukan di kepala sudah berangsur hilang entah kemana, yaiyalah capek deluan bikin sadar.
"Loh berutang cerita ke gue ya!"
"Iya-iyaa, please badan gue gaenak banget, ambilin minum kek!"
Irene merengut sebal, tapi tetap beranjak dari posisinya ke arah dapur, tentunya menyiapkan segelas air lemon hangat, untuk meredakan mabuk untuk adik kesayangannya itu.
Ia menyerahkan secangkir air lemon itu yang tentunya langsung di ambil tanpa babibu, Joy menegak seluruh isi cairan lemon tadi dengan semangat 45, berharap kalau alkohol di tubuhnya bisa langsung ternetralisir.
"Ah segernya!" Ucap Joy yang kini mulai bersandar ke sofa, ia bahkan belum melepaskan heelsnya sama sekali, terlampau lelah.
"Jadi gimana?" Tanya Irene yang kini menyeka jidat Wendy yang masih tertidur pulas itu dengan kain yang sudah ia basahi dengan air hangat.
"Tadi gue diajakin anak-anak bareng sama aktor lain juga, si bogel marah-marah terus maksa buat ikut karena takut gue kena berita miring lagi. Yaudah, tau-tau udah mabuk aja, tadi ijin ke toilet, eh di tolongin Kak Taeyeon mau di bopong pulang"
Ungkap Joy panjang lebar soal kejadian tempo tadi, yang teringat samar di kepalanya, meski sejujurnya Joy juga mabuk parah, tapi dia masih ingat kalau ada entitas Wendy yang ikut bersamanya.
"Kan gue udah bilang Joy, jangan party mulu. Lo gak tau betapa gegernya perusahaan tadi pagi karena berita lo, dan gue juga ikut di omelin habis-habisan karena gak becus jadi pemimpin kalian. Lo gak mikir apa? Gimana dampak berita ini bagi grup? Gimana karir kita kedepannya?"
Belum sempat Irene berhenti mengomel, Joy lebih dulu mengubah posisi duduknya menjadi tegak kembali, seolah bersiap mematahkan seluruh ucapan Irene dengan opininya.
"Ya lo pikir aja tingkah lo gimana? Lo sih aman ya, berita pacar lesbian lo yang abussive itu gak naik kepermukaan, karena si manager ini terlalu sayang buat jadi tameng lo mulu. Gausa sok suci deh kak, baik lo, gue, Yeri atau bahkan Seulgi sekalipun punya dosa masing-masing, jadi stop ceramahi gue!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
RomanceWendy menjadi manager sebuah Girl grup terkenal yang banyak kontroversi. 100% fiksi, bahasa non baku. Gxg content.