saat ini Xendra telah berada di depan sekolah nya, SMA 04 bangsa.
dia tidak peduli jika murid di sini memiliki akhlak setan semua. selagi itu tidak mengganggu nya ia tidak peduli.
sebenernya ia sangat malas untuk datang ke sekolah. dia yang sudah lulus sekolah di kehidupan yang dulu, harus mengulang kembali dari kelas 11. sangat lelah
kemudian Xendra masuk ke dalam kelas nya dan duduk di barisan belakang dekat dengan jendela.
"pintar juga Xendra mencari tempat" batin nya
tak lama kemudian bel berbunyi bersamaan dengan guru yang memasuki kelas. murid murid sudah siap. dan pelajaran pun di mulai.
Xendra yang mengantuk mendengar kan suara guru nya yang ada di depan sana begitu tenang dan lembut, memilih untuk tertidur dengan tumpuan tangan. semoga saja guru itu tidak melihat Xendra
tak!
harapan itu pupus sudah. penghapus guru berhasil mengenai kepala nya dengan sangat tepat.
"FRASA XENDRA ANGGARA!" tamat sudah kedamaian seorang Xendra.
"ya?"
"maju ke depan dan jawab pertanyaan yang ada di papan tulis!"
Xendra maju dengan tenang nya dengan wajah yang datar terlihat seperti tidak ada beban sama sekali. langkahnya terhenti di depan guru itu.
"apa lihat lihat hah?"
"bapak pms? marah marah aja" Xendra mengatakan itu dengan wajah nya yang datar. murid murid tak kuasa menahan tawa mereka.
"DIAM"
hening melanda, Xendra pun mulai menjawab soal soal yang ada di papan tulis. tangan nya dengan lihai menulis angka angka dan huruf huruf dengan cepat. tidak berhenti sama sekali. menandakan dia sudah sangat bisa tanpa berpikir dulu
ayolah, di kehidupan sebelumnya dia sudah lulus sekolah. tentu saja pertanyaan mudah seperti ini bisa ia selesaikan.
spidol nya ia tutup dan di taruh di meja guru itu, "silahkan di periksa" Xendra menunggu perkataan guru nya.
guru itu cukup terkejut karena, seorang Xendra yang peringkat satu dari belakang bisa menjawab soal ini? peringkat pertama saja masih memikirkan jawaban yang ada di papan tulis.
"baiklah kau boleh duduk. terserah saja jika kau ingin tidur lagi atau melakukan apa pun di belakang sana. tetapi kau harus bisa menyelesaikan pertanyaan yang saya beri"
malas sekali mendengar kan guru ini berbicara panjang. Xendra hanya menjawab dengan deheman. kemudian ia kembali duduk dan tidur.
sudah di izinkan bukan?
_
__
___
Xendra duduk di atas rumput, tidak ada larangan untuk menduduki dan menginjak rumput. jadi ia duduki saja.
sejuk sekali berada di sini. saat ini adalah jam istirahat sudah pasti kantin sekarang sedang ramai ramai nya dengan semua manusia.
sangat malas untuk berada di sana. maka dari itu Xendra memilih untuk pergi ke belakang sekolah dan duduk di rerumputan sekarang ini.
angin kecil mengenai wajah Xendra. sangat nyaman dan tenang. mungkin setelah ini ia akan sering berada di sini. entah itu untuk sekedar tidur dan melamun.
"siapa?" dari arah sana datang lah seorang lelaki dengan wajah yang tidak baik baik saja. lelaki itu duduk di samping Xendra.
"Xendra" jawab nya singkat, ketenangan itu sudah hilang sekarang. ia sangat kecewa
"kenapa di sini? biasanya murid murid lain akan pergi ke kantin"
"malas" ada ya manusia seperti ini, padahal sebenarnya dia juga lapar. hanya memakan roti dan meminum susu kotak tidak membuat nya kenyang dengan lama.
"apakah kau tidak ingin menanyai luka di wajah ku?"
"tidak. tidak ada untungnya bagi ku"
"haha cuek sekali dirimu"
Xendra tidak menanggapi perkataan lelaki itu. tatapan nya terus menatap ke arah pohon mangga muda yang sedang berbuah banyak.
"jika aku memetik nya dan memakan nya dengan garam dan cabai tanpa di ulek sepertinya enak, tapi aku tidak ada garam dan cabai, apa membeli di kantin bisa ya? tapi memang mangga itu boleh di ambil?" lelah berpikir keras akhirnya ia memutuskan untuk tidak jadi memakan mangga muda itu.
merasa di abaikan akhirnya lelaki itu kembali mengajak Xendra berbicara.
"kenalin, nama ku Destra" dan di jawab anggukan oleh Xendra.
tak ingin berlama-lama berdekatan dengan Destra, Xendra memilih pergi dari sana dan ingin kembali ke kelas. tapi tangan nya di tahan oleh Destra.
"mau kemana?"
Xendra sedikit bergidik dengan tatapan Destra. tapi tenang saja, hal itu bisa di atasi karena ia sudah sering mendapatkan tatapan amarah saat di kehidupan yang lalu.
"kelas"
kemudian Destra melepas kan tangan nya dan membiarkan Xendra pergi.
sepanjang melewati koridor sekolah, Xendra terus memikirkan nama itu.
"Destra? sepertinya dia adalah salah satu orang yang menyukai pemeran utama wanita, kasihan sekali diri mu Destra. kau duluan yang menyukai nya tetapi malah orang lain yang mendapatkan hati nya. lebih baik aku tidak usah terlalu dekat dengan nya, itu akan membuat ku repot"
kemudian Xendra memasuki kelas dan duduk di kursi nya. tak lama bel berbunyi, menandakan kelas masuk. guru berbeda memasuki kelas itu dan pelajaran pun di mulai.
kali ini Xendra mengikuti pelajaran dengan baik tanpa tertidur.
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
I just want to live in peace
Teen Fictioncover by pinterest. Aksara, seorang pemuda yang mati di bawah hujan yang begitu deras karena kecelakaan. harus masuk ke dalam dunia novel dan menempati tubuh lelaki antagonis, Xendra, yang mati di bunuh oleh saudara-saudara nya dan ayah nya. Aksara...