pria berambut panjang berwarna hitam legam dengan mata merah yang mengkilat, terduduk dengan santai di ruangan berwarna hitam ke merahan ini.
"ah~ ini membosankan"
pria itu berpikir keras dengan jari yang terus menerus menekan pelipis nya seolah olah sedang berpikir. kelopak mata nya yang semula tertutup kini terbuka lebar memancarkan kilatan di manik merah itu.
pria itu menjentikkan jari nya
sorot mata nya menatap tajam dengan lurus ke arah cahaya yang menyilaukan di sebrang sana. cahaya itu sangat terang sampai sampai bisa membuat penglihatan orang lain kabur dengan waktu yang lama, bagi orang pada umum nya.
tapi hal itu tidak berlaku dengan pria yang tetap melihat cahaya itu
perlahan lahan cahaya terang itu meredup tergantikan dengan bayangan seseorang di sebrang sana
pria itu-- Enel
ya, dia Enel
Enel melangkah mendekat ke arah bayangan seseorang di sana, semakin dekat dan semakin dekat dengan langkah pelan yang terbentuk indah.
seseorang terbaring dengan tenang di sana, tidak sedikit pun terganggu akan kehadiran Enel
Enel tersenyum
..namun bukan senyuman yang indah, tetapi senyuman kelicikan terpatri di wajah menawan nya. kelopak mata nya menyipit membentuk bulan sabit tetap dengan senyuman kelicikan di wajah itu.
Enel berjongkok di samping seseorang itu
tangan nya mengambil salah satu benda tajam dari balik baju kehitaman milik nya. sebelah tangan nya ia gunakan untuk mencengkeram wajah milik seseorang itu.
tangan yang memegang benda tajam itu ia angkat tinggi tinggi dan-
jlebb
jlebb
apa yang barusan Enel lakukan?
ya, menusuk perut seseorang itu sebanyak dua kali. namun tak hanya itu, tangan yang bersimbah darah itu ia bawa ke arah perpotongan leher seseorang yang masih tetap terbaring dengan tenang tidak bergeming sedikit pun. lalu-
srett
srett
srett
Enel memberikan tiga goresan yang dalam di perpotongan leher seseorang itu
masih. seseorang itu masih tetap terbaring dengan tenang seperti tidak terjadi apa apa pada tubuh nya, seperti tidak merasakan ada nya luka pada tubuh nya.
entah apa yang telah di perbuat oleh Enel sehingga seseorang itu tidak sadar dengan semua rasa sakit ini
Enel tersenyum seperti telah mendapat kan apa yang dia ingin ingin kan selama ini
benda tajam itu ia buang ke sembarang arah, lalu ia kembali berdiri seperti semula. masih dengan bercak noda darah di tangan nya dan juga beberapa percikan darah yang terkena pakaian nya.
"nah' tugas ku di sini sudah selesai~"
"sekarang kau bisa kembali ke tempat mu berada sebelum nya~"
takk
seseorang itu hilang dari dalam ruangan hitam ke merahan ini
Enel bersiul
ia pun berjalan menuju pintu di sebrang sana
_
__
___
Xendra terbangun dari tidur nya
perut nya terasa berat seperti ada sesuatu yang menimpa perut nya itu. ia melihat ke arah samping, ahh ternyata kaki Farel menimpa perut nya
pantas saja terasa berat
Xendra menjauhkan kaki Farel itu dari atas perut nya, dan pergi menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka.
setelah selesai, Xendra berniat untuk membangun kan Farel dan Davin. namun baru membuka pintu kamar mandi, ternyata Davin sudah bangun lebih dulu dan sedang membangun kan Farel
memang, Farel itu adalah orang yang susah untuk di bangun kan pagi pagi. karena terbiasa bangun siang
dan akhirnya setelah begitu banyak pengorbanan yang Davin lakukan untuk membangun kan Farel, Farel pun terbangun dengan wajah yang masih mengantuk.
Xendra mengajak mereka berdua untuk ber jalan jalan sebentar di pagi hari, supaya sehat.
tanpa pikir panjang, mereka bertiga dengan Xendra di tengah (biasa nya yang di tengah setan) berjalan menuruni tangga keadaan di ruangan itu masih sepi dan gelap tidak ada tanda tanda kehidupan di sana.
mereka pun keluar dari mansion itu dan pergi dari melewati pagar
suasana di pagi hari ini terasa dingin. hanya lampu lampu jalanan yang menemani dan beberapa kendaraan lewat.
"dra, ini masih jam setengah lima pagi. lu kalau mau maraton mending jam sembilan pagi biar gak dingin gini" ucap Farel
"emang ada orang maraton jam sembilan? lagian jam sembilan itu udah siang bukan pagi lagi" balas Xendra
"ada lah, asal kan niat aja"
Xendra memutar bola mata nya malas, "terserah kau lah"
"pokok nya sehabis selesai maraton kita harus makan bubur nya mang ucok" minta Farel
"gak mau sarapan di tempat ku aja?" tanya Xendra
"ogah! paling enak tuh habis maraton kek gini kan menguras tenaga tuh emang paling bener makan bubur mang ucok. beuhh mantap menn" jelas Farel
Xendra dan Davin sendiri hanya manggut manggut membalas perkataan dari Farel
_
__
___
ini sudah pukul tujuh pagi mereka ber tiga dengan Xendra yang berada di tengah (biasanya yang di tengah setan) sedang berjalan menuju bubur mang ucok yang kata nya Farel enak tapi dari ada nya rumor rumor yang beredar, kalau bubur mang ucok ini pakai sempak genderuwo
Xendra jadi was was untuk makan di sana
tapi Farel sendiri sudah menyeret nyeret Xendra agar tetap mau makan bubur di sana. dengan berat hati Xendra pun memesan bubur ayam itu
ia icip sedikit dan,
ya enak rasa nya tapi gak se enak banget cuman enak aja
"enak kan dra? ini tuh udah jadi tempat langganan gw kalau mau beli bubur ayam ya walaupun agak jauh tempat nya sama tempat gw. tapi gw tetep jadi langganan di sini"
"hm"
selesai memakan bubur itu masing masing, mereka pun pergi untuk pulang ke tempat Xendra
tetapi saat Xendra sudah membuka pagar mansion itu Farel berucap, "Indra, gw sama Davin pulang ya thankyou tumpangan nya"
"not Indra but Xendra. terus itu tas kalian gimana?"
"oh tenang nanti Abang gw aja yang ngambil dah lah cabut ya gw, bayyy sayang ku"
Xendra terdiam beberapa saat menatap kepergian Farel dan Davin yang mulai menjauh dari pandangan nya. perkataan Farel tadi...
....
....
"najis"
to be continued
maaf ya udah lama gak update🙇🏻♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
I just want to live in peace
Teen Fictioncover by pinterest. Aksara, seorang pemuda yang mati di bawah hujan yang begitu deras karena kecelakaan. harus masuk ke dalam dunia novel dan menempati tubuh lelaki antagonis, Xendra, yang mati di bunuh oleh saudara-saudara nya dan ayah nya. Aksara...