seven

6.7K 611 4
                                    

masalah memang tidak bisa di prediksi kapan akan datang nya, kita hanya bisa berharap dan berdoa bahwa akan selalu datang hari yang baik.

tapi keinginan itu tidak selalu tercapai bukan?

seperti hal nya jika hari ini kita merasa senang dan bahagia setiap waktu, terkadang masalah itu akan datang dengan sendiri nya dengan waktu yang cukup cepat.

atau bisa saja jika kita tidak mengalami masalah dalam beberapa bulan terakhir, dan saat masalah itu tiba, bagaikan mantra yang begitu ampuh dan dahsyat masalah itu akan datang bertubi tubi dan tidak ada kata celah sedikit pun untuk keluar dari masalah itu.

itulah yang di alami beberapa orang

betapa beruntung nya orang yang mengalami masalah sekali dalam seumur hidup, bisakah keberuntungan itu di bagi kepada orang yang juga ingin seperti itu walau sekali dalam seumur hidup? sungguh bahagia jika keberuntungan itu bisa di bagikan kepada orang yang tidak pernah merasakan apa itu keberuntungan dan kebahagiaan, dia adalah orang yang sudah sangat akrab dengan kata musibah, masalah, bencana dan hal hal menyakitkan sebagai nya.

pernah kah kamu bertemu dengan orang yang selalu mendapatkan musibah?

semoga saja di kehidupan yang sekarang, orang orang yang di beri musibah seperti itu diringankan cobaan nya.

seperti hal nya Xendra yang sekarang termenung dan menatap kosong ke arah depan. manik nya terus menatap lekat perempuan itu.

tidak, masalah yang sebenarnya sudah datang. kenapa perempuan itu sudah datang sekarang? ini terlalu awal untuk diri nya datang.

ia sangat ingat jika perempuan itu akan datang setelah lelaki lain datang lebih dulu. tapi kenapa justru perempuan itu yang datang lebih dulu? apakah alur cerita ini berubah? tapi mengapa? apakah ia melakukan sesuatu yang fatal?

perempuan itu, Adellia Anita Wilona. tokoh utama dalam novel ini.

perempuan itu datang begitu cepat bagaikan petir yang datang dengan cepat nya dan mengguncang kan alam. pasangan nya saja belum muncul kenapa ia duluan yang muncul?

dan lagi, seingat Xendra perempuan ini baru saja mengalami tabrakan mobil. itu yang ia ingat saat membaca novel ini, tapi jika dilihat bahwa Adellia baik baik saja? atau ia sudah lupa apa yang sebenarnya terjadi di novel? tapi itu lah yang Xendra atau Aksara ingat! ayolah tidak mungkin ia salah ingat, ia masih muda dan ingatan nya masih cukup baik!

"dra.."

apakah kejadian terjatuh dari tangga yang membentur kepala nya itu membuat ingatan seorang Frasa Xendra Anggara lupa lupa ingat? atau memang dia saja yang salah ingat?

"Xendra!"

bentakan itu membuyarkan lamunan nya"hah? oh? kenapa?"  kaget tentu saja, sedang asyik asyik nya melamun tiba tiba di panggil dengan suara bentakan.

salahkan saja Xendra yang telinga nya kurang mendengar saat di panggil baik baik. jarang di bersihin ya gitu tetek bengek segala macem nempel di telinga

"eh gw duduk bareng lu ya! soal nya noh ono si anak baru kepingin duduk di bangku gw. cih gw juga tau dia kepingin deket deket sama Davin, segala pake alesan kepingin duduk di dekat jendela yang ada di bangku gw"  jelas Farel

Farel itu salah satu teman sekelas Xendra, dan Davin itu sahabat Farel mereka berdua duduk sebangku.

tapi kejadian ini juga tidak ada di novel aslinya! Adellia harus nya berada di kelas lain, kelas yang sama dengan tokoh pasangan nya. dan untuk Farel, harus nya Farel memuja muja sosok Adellia yang begitu cantik dan menawan bak seorang dewi.

tapi kenapa seperti ini???

"astaghfirullah, cobaan hidup apalagi yang engkau berikan kepada hamba mu yang malas menghadapi masalah ini, yaAllah?"  gumam Xendra yang dapat di dengar Farel

Farel menyerngitkan dahi nya,  "lu gk suka gw duduk di sini dra? indra?"  tanya Farel

"gk. kau beban. bisa nya cuma nyontek. dan lagi nama ku Xendra bukan Indra"  ucap Xendra

"oke fine! bangku sama meja di kasih pembatas!"

"terserah kau lah"

Farel telah selesai dengan pembatas nya dan pelajaran pun di mulai dengan pemandangan Adellia yang berusaha mendapatkan perhatian Davin tetapi Davin justru acuh tak acuh dengan keberadaan Adellia. dan untuk Farel.. anak itu tertidur di bahu Xendra. dasar, untuk apa memberi pembatas tadi jika tidak di gunakan

sebelum tertidur, Farel sempat berpesan ke pada Xendra untuk membangun kan nya jika guru itu mengarah ke belakang. guru itu memiliki kebiasaan tidak pernah mengarah ke belakang dan jarang memperhatikan murid murid laknat itu, makanya banyak murid yang memilih tidur dari pada mendengar kan penjelasan dari guru tersebut. tetapi jika sekali nya tertangkap sang guru, jangan harap saat waktu pulang nanti akan aman.

dasar Farel, air liur nya mengenai seragam Xendra. mana itu seragam putih.

tapi Xendra bisa merasakan hawa dingin di sekitaran Davin menyebar, tatapan milik Davin mampu membuat bulu kuduk Xendra berdiri. apakah setelah ini Xendra akan di cap perebut sahabat orang lain? mimpi buruk yang berharap tidak akan pernah terjadi pada Xendra.






to be continued

I just want to live in peace Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang