ini adalah salah satu hal yang baru untuk Xendra yang terbiasa istirahat sendiri di belakang sekolah.
jika biasa nya ia saat jam istirahat pergi ke belakang sekolah dan menikmati udara sejuk di sana, sekarang ia sedang duduk di salah satu bangku kantin bersama Farel dan Davin.
sebenar nya hanya dengan Davin, karena Farel sedang pergi untuk memesan makanan.
Xendra merasa risih dengan tatapan mengintimidasi milik Davin, sedari Farel pergi Davin terus saja menatap nya dengan tatapan mematikan!
kalau ini dunia komik dan bukan novel, pasti akan tergambar di mana Xendra yang menjadi seorang tikus dan Davin yang menjadi kucing. lalu Farel? manusia
"pesanan datang!"
Farel bak seorang malaikat yang menjawab doa doa seorang Frasa Xendra Anggara yang sudah mati rasa di tatap Davin.
Farel memberikan sepiring nasi goreng dengan es teh kepada Xendra kemudian semangkuk bakso dengan es jeruk kepada Davin.
Xendra makan dengan tidak tenang, karena Farel yang terus mengeluarkan suara di sela sela makan nya, dan Davin yang memakan bakso nya sambil menatap hp yang volume nya cukup besar itu.
seperti nya hanya Xendra saja yang selalu tenang dan tidak tantrum di sini. kenapa orang waras seperti nya deket dengan yang seperti ini?
tolong untuk semua orang waras lah sedikit. Xendra lelah lahir batin
"Davin, aku gabung sama kamu yaa soal nya bangku lain penuh semuaa gapapa kan Davin?"
astaga, datang lagi setan satu ini
penuh apa nya? jelas jelas ada banyak bangku kosong di sana, ya walaupun terisi beberapa orang tapi tetap saja ada yang kosong.
bisa di lihat tatapan orang orang di sana memandang jijik ke Adellia, bagaimana tidak? bisa bisa nya ia minta gabung dengan para lelaki di sana sedangkan masih banyak bangku kosong yang terisi beberapa perempuan. belum lagi nada bicara nya yang terdengar seperti ingin menangis itu, kau ini bukan putri yang sedang di culik oleh raksasa wahai Adellia Anita Wilona yang terhormat.
Davin berdecak, "pergi sana! lu tu ganggu gw lagi nonton One Piece tau gak?!"
bukan nya pergi seperti apa yang Davin ucap kan, Adellia justru gemetar dan mulai menangis tepat di sana di kantin yang sedang ramai ramai nya. apakah dia tidak malu? atau urat malu nya sudah putus?
Xendra justru bingung dengan yang terjadi, hei Adellia ini harus nya kuat lahir batin tidak menye menye dan alay seharus nya, tapi kenapa menjadi seperti ini? fiks seratus persen alur ini berubah!
"uhk.. hiks, Xendra tolong bujuk Davin untuk membolehkan Adellia duduk di sini ya? uhm?" pinta Adellia
apa kata nya? membujuk Davin?
"membujuk diri ku sendiri saja aku malas apa lagi membujuk orang lain" ucap Xendra dengan tatapan yang mengarah ke nasi goreng milik nya yang di comot Farel
tawa Farel menggelegar di susul tawa orang orang kantin yang mendengar nya. tawa Farel seakan penyakit yang menular.
karena tawa dari orang orang kantin yang sangat keras, Adellia pergi dengan perasaan kesal dan muka yang memerah akibat menahan malu. meninggalkan bakso yang sempat ia pesan tadi yang masih hangat hangat nya
"anjay bakso gratis dong, sungguh senin berkah" Farel berucap sambil tertawa senang, ia campur kan bakso milik Adellia tadi ke dalam mie ayam milik nya yang hampir habis.
dari kejauhan Adellia menatap ke tiga orang itu dengan tatapan yang sulit di artikan
"lihat saja setelah ini hidup kalian tidak akan tenang, terutama buat lo Xendra. gw pastiin lo dapet balasan karena semua ini" ucap Adellia
apakah kejahatan itu akan berlanjut? oh tidak semudah itu, Adellia tidak tahu saja bahwa ada orang lain selain dia di sana. akan kah setelah ini hidup Xendra yang tidak akan tenang atau hidup nya sendiri yang tidak tenang?
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
I just want to live in peace
Teen Fictioncover by pinterest. Aksara, seorang pemuda yang mati di bawah hujan yang begitu deras karena kecelakaan. harus masuk ke dalam dunia novel dan menempati tubuh lelaki antagonis, Xendra, yang mati di bunuh oleh saudara-saudara nya dan ayah nya. Aksara...