34 - Perjanjian

2 0 0
                                    

Izaki berjalan dengan lesu menuju kelasnya. Sudah satu minggu ini ia tak bertingkah pecicilan seperti biasa. Begitu memasuki kelas pun ia hanya diam di kursi miliknya sendiri. Tak berkeliaran kesana kemari dan bahkan mengganggu teman - temannya hingga bel pulang berbunyi. Ia berubah menjadi pendiam.

Hal ini tidak hanya berlaku bagi Izaki rupanya. Namun juga Aika, Moe, Ayumi, Shirikawa, Koto, Hinata juga Futarou. Mereka seolah kehilangan semangat hidup apalagi saat mendapati lagi - lagi pagi ini bangku di samping aika tak lagi terisi. Okai sensei yang biasanya antusias mengajar di kelas mereka pun kini merasa kebingungan karna penurunan minat kelas 3E yang begitu drastis padahal pelajaran seni biasanya menjadi favorit mereka semua.

Namun Okai sensei tak bisa berbuat apapun karna ia sendiri tahu alasan mereka seperti itu. Dan sejujurnya ia juga merasa kehilangan akan ketidakhadiran Suki satu minggu ini. Ditambah kabar yang ia dengar dari Kepala Sekolah bahwa Suki mungkin akan pindah karena pihak keluarganya sedang mengurus kepindahan gadis itu.

Yang Okai sensei tahu hanya bahwa gadis itu tidak berpamitan sama sekali pada teman - temannya. Dan saat ia bertanya pada Ryuma, laki - laki itu hanya tersenyum formal seperti biasa. Rasanya ia tidak akan pernah memahami dunia orang - orang dengan nama belakang Hinno, Tanaka, Okura, Hanabe, ataupun Shigata di SMA Taiyou meski salah satu diantara mereka menunjukkan sikap paling bersahabat dan ceria sekalipun.

Okai pun hanya mengajar tanpa mengharapkan respons seperti biasa. Setelahnya ia hanya memberikan tugas untuk membuat kliping dari salah satu judul musik klasik yang ia ketahui dan dikumpul tiga minggu lagi.

Bel istirahat berbunyi namun tidak ada perubahan berarti. Begitu juga saat bel pulang. Izaki berjalan bersama yang lainnya menuju kedai Moe dengan lesu. Jika biasanya mereka banyak memesan makanan, kali ini mereka hanya makan ramen dan ocha.

Ryuma datang tak lama kemudian. Hal ini membuat raut lesu di wajah mereka berganti tegang seketika.

"Maaf terlambat. Aku harus membuat alibi lebih dulu." Aku Ryuma yang lain hanya mengangguk memaklumi.

"Bagaimana? Apa sudah ada kabar dari Suki?" Tanya Izaki

"Apa dia akan kembali ke sini?" Tanya Aika

"Kapan dia pulang?" Tanya Moe

"Apa Suki baik - baik saja?" Tanya Ayumi.

"Apa benar ia pindah sekolah?" Tanya Shirikawa

Ryuma hanya tersenyum tipis mendapati teman - teman Suki yang begitu peduli pada gadis itu. Namun kabar yang akan disampaikannya mungkin membuat mereka kembali kecewa.

"Suki memang berada di Paris, namun ia masih sekedar mengikuti pelatihan dengan para tutor yang disediakan ayahnya."

"Kenapa nomornya tidak bisa dihubungi?" Tanya Koto kemudian.

"Suki tidak diperbolehkan memegang ponsel."

"Bagaimana dengan emailnya?" Tanya Hinata penuh harap.

"Asisten ayahnya mengunci email Suki sementara waktu."

"Ayahnya benar - benar menjauhkan Suki dari kita." Gumam Futarou namun masih bisa didengar yang lain.

"Apakah Suki akan kembali?" Tanya Izaki penuh harap, begitu juga yang lain.

Ryuma menatap wajah - wajah di hadapannya dengan ragu. Sejujurnya ia tak sampai hati untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Entahlah." Gumam Ryuma yang disusul dengan keheningan singkat.

"Ryu, bisakah kau membantu kami menghubungi Suki? Setidaknya biarkan kami meminta maaf padanya dan memberikan semangat pada Suki meski itu untuk yang terakhir kali." Ujar Aika serak.

Sorry For Telling You LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang