25 - Perubahan

4 1 0
                                    

Seperti yang dijanjikan, tiga hari kemudian Ryuma menyerahkan hasil foto kelas 3D. Semua yang terlibat tampak bersuka cita melihat hasil editan jyga jepretan Ryuma yang bak profesional. Membuat siswa yang tidak ikut berfoto tempo hari merasa menyesal.

"Ya ampun Ryu! Kau benar - benar berbakat! Terimakasih banyak!" Ujar Moe antusias.

"Kau pasti sudah susah payah mengedit foto kami sampai kantung matamu menghitam seperti itu." Ujar Futarou merasa segan namun Ryuma hanya menampilkan smirknya.

"Kalau kau perlu bantuan apapun, bilang saja pada kami." Ujar Izaki sembari menepuk bahu Ryuma yang dibalas oleh laki - laki itu.

"Wah aku cantik sekali disini! Aku bagaikan seorang peri! Aku bahkan lebih anggun dari Ayumi!" Heboh Suki yang langsung dikerumuni teman - temannya.

"Ryuma pasti mengeditnya dengan susah payah." Ledek Aika.

"Kau sirik saja. Tak cukupkah fotomu dan Izaki yang seperti prewed itu?" Cecar Suki membuat pipi Aika bersemu.

"Sudah - sudah. Bagaimana nanti jika sepulang sekolah kita ajak Ryuma makan ramen? Kau mau Ryu? Usul Koto yang mendapat persetujuan yang lain.

Ryuma hanya mengangguk sembari berpamitan menuju kelasnya. Suki yang hendak mengejar malah menemukan laki - laki itu menaiki tangga menuju rooftop. Ia pun dengan segera mengikuti Ryuma dari belakang.

Suki mengamati Ryuma dari belakang. Tampak laki - laki itu langsung menyalakan sebatang rokok saat sampai di atas. Ia pun dengan segera menghampiri Ryuma.

"Pantas tadi aku mencium sesuatu di kelas. Rernyata memang benar kau merokok." Ujar Suki.

Ryuma menghembuskan asap rokoknya ke arah berlawanan agar tidak terhirup Suki.

"Kau kembalilah ke kelas."

"Apa ini caramu agar mendapat inspirasi?" Tanya Suki

Ryuma menatap Suki yang nampak sedikit tak nyaman dengan dirinya yang merokok. Hingga ia pun hanya mengangguk. Lebih baik gadis itu salah sangka daripada tahu yang sebenarnya pikirnya Ryuma

"Aku hanya bisa bilang kalau merokok tak baik untukmu. Jika kau butuh inspirasi lebih baik kau melihat langit." Ucap Suki sembari menatap langit yang berwarna biru cerah di hadapannya dengan tersenyum.

"Aku pergi dulu. Sekali lagi terimakasih Ryu." Pamit Suki. Ia tersenyum begitu lebar sehingga Ryuma pun berusaha membalasnya. Meski sepeninggal gadis itu, ia kembali ke wajah datarnya. Dengan rokok yang masih terselip di bibirnya, ia pun memandang ke arah langit. Namun tak seperti ucapan Suki, baginya memandangi langit hanya membuat perasaannya makin buruk

*****

Sepulang sekolah, seperti yang sudah direncanakan mereka menuju kedai Moe untuk makan ramen. Mereka makan dengan lahap disertai obrolan satu sama lain. Ini kali pertama bagi Ryuma makan ramen bersama teman - temannya seperti ini. Dan ternyata menyenangkan meski mereka berisik. Dulu ia pernah sesekali makan ramen namun hanya berdua dengan Ayano. Ryuma segera meminum nya saat ia kembali teringat gadis itu.

"Kau tidak apa - apa?" Tanya Suki yang duduk di samping Ryuma.

"Kenapa memangnya?"

"Entahlah. Hanya saja aku merasa kau sedikit berbeda beberapa hari ini. Apa ada yang sedang kau fikirkan? Atau ayahmu marah karena ya kau tahu" Tanya Suki sedikit khawatir sembari memberi isyarat menunjuk ke teman - temannya. Ryuma hanya tertawa kecil.

"Nyatanya menghabiskan waktu dengan mereka sangat menyenangkan. Tak ada yang bersikap pura - pura baik dan menjaga sikap hanya karena nama keluargamu."

Sorry For Telling You LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang