24 - Pecah

4 1 0
                                    

Suki memandangi sekeliling dengan alis sedikit bertaut. Pasalnya, jam tengah menunjukkan waktu istirahat makan siang tapi tumben sebagian besar teman sekelasnya berada di kelas. Jangan tanyakan Izaki dan Aika kemana karena mereka pasti sedang berduaan. Yang pasti hampir smuanya menumpukan kepala mereka di atas meja. Begitu juga Moe, yang biasanya pecicilan dan tak bisa diam.

"Moe"

Suki menggoyang - goyangkan lengan Moe dan gadis itu hanya menatapnya datar.

"Kenapa kalian semua jadi aneh seperti ini?"

"Kau tidak merasa? Setelah sebulan latihan drama yang menguras waktu tapi menyenangkan, kita dipaksa kembali ke realita seperti biasanya." Dengus Moe.

"Ya.. apalagi Minami sensei sepertinya sangat ingin membalas ketertinggalan kita di hari pertama." Gerutu Ayumi

"Kalau itu aku setuju. Tapi.. aku merasa ada di tempat lain kalau kalian terus - terusan seperti ini"

Moe hanya mengerjap menatap Suki. Ia tak memiliki minat untuk mendebat.

Tak berselang lama, Futarou, Izaki, Aika dan Yuuto datang membawa dua buah kardus berukuran besar berisikan kostum mereka saat drama kemarin.

"Kenapa dibawa kesini?" Tanya Moe bingung.

"Sejujurnya, kepala sekolah meminta properti ini untuk tim drama. Tapi kalian tau kan kalau ini hasil jerih payah kita semua dan bahan bakunya pun dari Suki. Aku merasa sedikit tak rela karena itu." Futarou menatap Suki dengan segan

"Jangan tatap aku. Itu milik kalian!" Teriak Suki gemas.

"Tapi memang benar sih. Kostumku terlalu bagus untuk diberikan begitu saja." Ujar Aika

"Kostum tupaiku juga" ujar Koto dan lainnya yang tiba- tiba ikut mengerumuni Fuutarou.

"Bagaimana kalau kita mengadakan foto bersama?" Usul Izaki.

Yang lain mengangguk bahkan bersorak antusias. Tapi lagi - lagi mereka bingung kapan, dimana dan bagaimana konsep acaranya. Tak ada lagi yang berani meminta tolong Suki karena gadis itu sudah membantu terlalu banyak. Meski mereka sedikit bar - bar tapi mereka bukan tipe orang yang tidak tahu diri bahkan suka memanfaatkan. Dan Suki pasti akan mengusahakan yang terbaik kalau diijinkan.

"Mereka sedang apa?" Tanya Ryuma yang tiba - tiba muncul di samping Suki.

"Astaga! Kapan kau datang!"

Suki sempat memukul Ryuma karena kaget. Sedangkan Ryuma hanya tertawa kecil.

"Maaf."

"Mereka mau berfoto dengan kostum kemarin"

"Dimana?

"Entahlah. Mereka belum memutuskan"

"Kau tak membantu?"

"Jika aku ikut campur, kemungkinan aku akan meminta pemotretan dengan standar perusahaan Hinno." Ujar Suki yang malah ditertawai Ryuma karena sudah pasti Suki tidak suka setengah - setengah.

"Bagaimana kalau aku yang jadi fotografer kalian? Kita bisa berfoto di sekitar sekolah" usul Ryuma pada Izaki yang kebetulan tengah menatap mereka.

"Setuju!" Jawab Izaki langsung yang mendapat keengganan dari yang lain.

"Biar saja. Dia yang menawarkan diri. Lagi pula dia anak fotografi yang pasti memiliki studio sendiri di rumahnya. Bukankah begitu Ryu?"

Ryuma hanya mengedikkan bahu mendengar ucapan Izaki yang memang mengungkapkan kenyataan.

"Kadang aku lupa kalau mereka berbeda level denga  kita" decak Koto kagum.

Ryuma dan Suki hanya memutar bola matanya dengan malas.

Sorry For Telling You LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang