16 - Latihan

8 2 0
                                    

"Hah?? Kenapa kalian seenaknya??" tanya Suki kaget saat mendengar bahwa mereka akan berlatih drama sepulang sekolah di rumahnya. DI RUMAHNYA!!!

"Tapi kau sudah setuju kemarin." ujar Koto dan Futarou mengingatkan.

"Kapan aku menyetujuinya??" tanya Suki semakin bingung

Izaki kemudian memutar rekaman suara Suki di ponselnya saat dia berjanji akan melakukan apapun agar dibiarkan tidur kemarin.

"KAUUU!!!" Suki menunjuk - nunjuk Izaki dengan kesal sementara Izaki langsung bersembunyi di balik badan besar Shirikawa.

"Nah kau dengar sendiri kan??" Kini Moe yang ikut menyudutkan Suki.

"Pasti ada yang menjebakku disini" Suki masih bersungut - sungut kesal sembari mencari keberadaan Izaki di balik badan Shirikawa tapi nihil. Laki - laki itu sudah menghilang dalam sekejap waktu.

"Sudahlah Suki. Jadi bagaimana? Bisa kan??" tanya Hiro tidak memberi Suki kesempatan berkelit. Ditambah tatapan memohon dan putus asa dari teman - temannya membuatnya, ah sudahlah.

Akhirnya Suki menghela nafas lelah. Ia memijit kepalanya yang terasa sedikit pening.

"Ayolah Sukiii. Kami mohooon." pinta mereka.

Tidak ada pilihan lain. Ia hanya bisa pasrah kali ini karena setelah mendengar penjelasan Ayumi dan Hinata - dua orang paling netral di kelasnya - mengenai aula sekolah yang baru bisa digunakan dua minggu lagi. Dan jika mereka mundur atau penampilan mereka kacau, bukannya mendapat nilai B mereka malah ajah mendapat nilai C bahkan D karena beberapa tugas yang dihilangkan.

"Baiklah, sebelum aula sekolah bisa digunakan kalian bisa berlatih di halaman belakang rumahku. Tidak lebih" ujarnya pasrah, berbanding terbalik dengan teman sekelasnya yang bersorak girang.

"Jadi, kalian butuh apa saja untuk properti nanti? Biar aku hubungi Yoko agar mempersiapkan semuanya." Suki bertanya dengan perhatian pada Hinata.

Di depan yang lain mungkin Suki akan bersikap bar - bar. Tapi khusus di depan Hinata ia seolah tertular kesopanan juga kelembutan gadis itu.

"Kami belum tau, tapi yang jelas kami butuh banyak cat, kertas raksasa untuk background layar, beberapa kain untuk kostum nanti dan alat jahit tentunya."

Suki mengangguk paham.

"Baiklah, kau diskusikan saja dulu dengan divisimu. Jika sudah kau beritahu aku biar aku langsung menelfon Yoko." ujar Suki membuat Hinata langsung memeluk Suki dan tak lupa mengucapkan banyak terimakasih.

"Bagaimana dengan makanannya?" Izaki tiba - tiba muncul kembali di samping Zunbe.

"Akan kusampaikan pada Yoko untuk TIDAK MENYIAPKAN APA - APA UNTUKMU, kakak!!" ujar Suki dengan penuh penekanan seraya berlalu meninggalkan kelas bersama Ayumi menuju lapangan untuk berolahraga tanpa memedulikan Izaki yang sedang diolok oleh yang lainnya.

******

"Cut!" teriak Koto - asisten sutradara Ayumi - memberi perintah pada Kenta dan Yura. Saat ini divisi peran tengah mengcasting untuk karakter drama mereka di ruang kelas.

Ayumi menipiskan bibirnya, masih belum menemukan chemistry di antara Kenta dan Yura. Akting mereka sebagai Odeth dan Siegfried benar - benar kaku! Mereka sudah mengcasting peran - peran lain yang
sudah sesuai kecuali peran Odeth dan Siegfried. Padahal dua tokoh itu adalah pemeran utama di dalam drama ini. Meski sudah di coba sebanyak tujuh kali di beberapa adegan berbeda, Ayumi masih belum merasa puas.

"Aku tidak bisa beradegan seperti itu dengan Kenta! Dia sepupuku dan ini sangat aneh!" jerit Yura frustasi pada akhirnya.

"Tolong jangan jadikan hubungan persaudaraan kami aneh." pinta Kenta sama memelasnya.

Sorry For Telling You LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang