~1~

15 2 23
                                    

Hai, kita ber-4 udah temenan dari bangku kelas 1 SMP.
Awalnya sih cuma gue sama Danu aja yang temenan, tapi tiba-tiba ada 1 cewek yang join, katanya sih nggak ada temen. Selang beberapa waktu, ada satu anak cowok gembul dari kelas lain yang juga ikut join, lagi-lagi alasannya karena nggak ada temen.

Dia, Danu...
Seseorang yang udah gue kenal dari bangku SD. Anaknya kalem, nggak neko-neko, keliatannya si dewasa, cuma emang ada sisi agak lain dalam diri Danu.
Orang super sibuk, yang kalau diajak ngumpul jawabannya pasti 'sorry, gue lagi ada kerjaan'.
Danu itu deket banget sama Naya.

Kanaya...
Saking deketnya dia sama Danu, semua orang yang ngeliat mereka pasti langsung beranggapan kalau mereka itu pacaran, begitu pun dengan gue.
Naya satu-satunya cewek di geng kita.
Kita bener-bener jaga Naya..bukan, tapi Naya-lah yang jaga kita.
Orangnya tegas, lumayan galak, sampe kita para cowok tunduk sama dia.

Yang itu, Zulhan...
Salah 1 mood booster di geng kita. Yang selalu nyiapin semua rencana-rencana, tapi akhirnya tetep jadi wacana aja. Dia adalah orang yang selalu nentuin kapan dan dimana kita semua bisa ngumpul.
Orangnya bulet banget, tapi gini-gini masa depan dia udah terjamin min, soalnya dia udah kaya dari lahir, beda sama gue.

Dan gue, Juna..
Seseorang yang masih bergelut sama 'gue entar mau jadi apa ya?' padahal usia gue udah menginjak kepala 2.
20 tahun gue hidup, masih gini-gini aja hidup gue.
Gue orang yang paling iya-iya aja kalau diajak ngumpul. Gimana nggak, orang kerjaan gue aja bisa ada bisa nggak.
Tapi asal kalian tau, gue yang paling laku diantara ke-3 sahabat gue tadi. Soalnya gue emang cakep si, dan nggak HTS-an sama cewek juga, kayak Danu.

Udah cukup sampe di sini aja perkenalannya, dan ini kisah gue sama temen-temen gue.

~~~

"Oy!"
Sapa Danu kepada kedua sahabatnya yang sudah terlebih dahulu sampai di warung, tempat mereka membuat janji temu.

"Oy!"
Balas keduanya, sambil sedikit melambaikan tangan.

"Widihhh...tumben mau dateng, Yok?!"
(Namanya Danu Aryo, dipanggilnya 'Yok').

"Dipaksa lahhh.. dikit, disamperin ke rumahnya tadi.."
Kali ini Juna yang berbicara, yang juga datang bersamaan dengan Danu tadi.

Danu mengambil tempat untuk duduk di sebelah Naya, pastinya.
Sementara Juna...

"Ett...siapa ini?? Orang San Francisco kok bisa sampe di sini?"
Ucapnya, sambil menunjuk ke arah Zulhan.

"Makan di warung pinggir jalan lagi."
Sambung Zulhan setelahnya, yang berhasil membuat teman-temanya tertawa lepas.

Emang, gue kalo udah disatuin sama si gembul ini, jadinya kayak gini.

"Udah-udah, duduk Lo Jun! Sama buruan pesen makanan."
Perintah Kanaya menyudahi gurauan mereka untuk sementara.

"Nggak ah gue nggak makan, udah kenyang tadi, lagi diet! Dari pada entar badan gue melar kayak Gembul.."
Jawab Juna, dengan menepuk-nepuk perut Zulhan.

Zulhan merengut sebentar, lalu..
"Tenang, gue yang bayarin!"

"Oke!"
Final Juna setelahnya.

"YEEE!! TADI KATANYA DIET!"
Sembur ketiga temannya, dan tangan Danu yang dengan enteng menempeleng kepala Juna.

"Dompetnya yang diet pengeluaran!"
Balas Juna dengan memperlihatkan isi dompetnya, yang isinya hanya 2000-an saja.

"Pesenin gih, Nu!"
Perintah Naya kepada Danu, yang mendapat anggukan oleh orangnya.

Danu menghampiri si bapak penjual.
"pak, bebek goreng 4, sama minumnya kopi 3, teh anget 1!"
Lalu kembali lagi ke mejanya.

Setelah itu, kegiatan mereka hanyalah makan-makan yang sesekali disertai dengan bersenda gurau.

•••

RECTANGULAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang