Drrttt...drrttt...
Danu mendengar ponselnya berdering dari tadi. Tetapi mau bagaimana lagi, dia baru bisa mengangkatnya sekarang, karena pekerjaannya yang menumpuk. Juga pesan spam dari teman-temannya baik di grup maupun pribadi yang ikut menumpuk.
"YOK! KALO MALEM INI NGGAK DATENG, LO DIKELUARIN DARI PANDA!"
Itu tadi pesan suara dari Juna, sampai Danu memincingkan telinganya karena berdengung.
(PANITIA PEMUDA (PANDA) : kumpulan pemuda di desa itu yang nantinya jadi panitia di setiap acara desa)
Danu membalas pesan Juna, dengan..
"Sorry, kerjaan gue numpuk.."Lalu, 5 detik kemudian...
Drrttt...drrttt...
(Telepon dari Juna masuk)"Ya udah, Lo fiks dikeluarin! Gue udah ngomong sama bang Andri!"
"Jancukk! Iya, gue ke sana!"
Final Danu menyudahi sambungan teleponnya dengan Juna.
Mengapa Danu bereaksi demikian, soalnya dari kegiatan itu dia juga bisa dapat uang.
Hehe...~~~
Singkat cerita, Danu pun sampai di kediaman bang Andri, 'markas' mereka buat setiap kali kumpul-kumpul.
Orang yang pertama Danu lihat adalah Juna, yang sedang dengan enaknya duduk menaikkan satu kakinya, sambil mengisap rokok dan secangkir kopi di depannya.
Memang, yang mengikuti kegiatan ini hanya Juna dan Danu saja. Alasannya...ya karena hanya mereka yang 1 desa, sementara untuk Naya dan Zulhan, mereka berada di desa lain.
"Woy, Yok!"
"Tadi kata Juna, Lo nggak bisa dateng?"
Sapa bang Andri menyadari kehadiran Danu."Diamcem, bang."
Jawab Danu dengan muka masamnya, setelah itu melengos pergi meninggalkan bang Andri, dan menghampiri si pelaku yang sedang enak-enakan mengisap rokok di sana."Jancuk Lo, Jong!"
Toyoran pertama kali melayang di kepala, menyapa Juna yang baru saja akan menyeduh kopinya.(Juna : Ajong)
"Eh... denger-denger, bang Andri punya adek cewek ya?"
Bisik Juna kepada Danu."Sepupu!"
Jawab Danu, mendorong kepala Juna ke belakang, karena posisinya terlalu dekat dengannya.
"Mulut Lo bau pete!""Gue kagak ada makan pete, anjir?"
Bantah Juna dengan muka bingung.Danu mengangkat dagunya.
"Terus itu apa?"Mengikuti arah mata Danu, Juna menjawab..
"Jengkol."Adegan selanjutnya, tentu saja Juna berhasil mendapat tendangan maut dari Danu.
"UDAH KUMPUL SEMUA KAN?!"
Seru bang Andri, menghentikan perkelahian main-main mereka."Sorry, gue ngumpulin kalian mendadak."
"Gue mau ngasih pengumuman, kalo katanya para pak RT dari desa ini bakal ngadain turnamen voli asal-asalan gitu lah pokoknya. Kira-kira, kalian siap nggak kalo gue ajuin jadi panitianya?"
"Siap lah ya? masa nggak siap, kan kerjaan kalian itu, dapet duit lagi!"Padahal belum sempat ada yang menjawab, tapi beliau sudah membuat keputusan sendiri:)
Kalau Juna sama Danu, o...sudah jelas, pasti siap!"Acaranya kapan bang? Sekalian ngatur gue bagian shift pagi."
Tanya Danu.Bang Andri nampak berpikir sebentar.
"Tanggal 1 kayaknya mulai deh, Yok.""Tanggal 1 Agustus, bang?"
Hehe, Juna...Sebelum menjawab pertanyaan Juna, bang Andri tersenyum sedikit.
"1 Januari juga bisa, Jong! Sekalian buat acara tahun baruan!"Juna hanya mengeluarkan cengiran khasnya saja, setelah mendengarkan jawaban dari bang Andri.
"Oh ya..sama sekalian gue mau ngumumin!"
"Boleh lah ya kalo kalian ketambahan member lagi?"Salah satu orang menjawab...
"Boleh lah bang, makin rame makin enak bagi kerjanya, nggak keteteran!"Bang Andri tersenyum mendengar jawaban dari orang tersebut, sekaligus salah satu anggota 'PANDA'.
Sementara kedua orang ini...
"Siapa?""Mungkin adeknya?"
"Katanya cakep loh, Yok! Lo nggak penasaran?"
"Menurut Lo?"
"Oh iya, korban HTS."
Bisik-bisik dari keduanya.Bang Andri melanjutkan pembicaraannya.
"Dia adek sepupu gue. Baru mau join sekarang, soalnya anaknya pemalu pol!"
"Ini aja dia mau join juga gue paksa-paksa, soalnya kasian dia nolep banget anaknya."Ocehan bang Andri terjeda sebentar.
"Dek! Coba ke sini!"
Satu kata yang keluar dari mulut Juna, cantik. Setelah melihat adik sepupu bang Andri keluar.
Juna...seperti tidak asing dengan wajahnya..."Cakep ya, Yok?"
Tanya Juna kepada Danu, tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya.""Hai semua! salam kenal, aku Melin!
Sapaan pertama dari gadis bernama Melin itu, dengan senyum manisnya.Dan di sisi lain, ada seseorang yang juga tidak sengaja saling bertatap mata dengan Melin, yang diam-diam tersenyum kepada gadis itu tanpa disadari.
•••

KAMU SEDANG MEMBACA
RECTANGULAR
Short StoryCINTA, RASA SYUKUR, DAN KEBAIKAN ADALAH KUNCI UNTUK MENJALANI HIDUP YANG INDAH DAN BERMAKNA.