~5~

12 2 22
                                    

Sejak malam itu, setiap ada pertemuan di rumah Andri, Melin selalu saja menghindari Juna.
Bahkan hari ini pun, di tengah lapangan pada kesibukan menjelang acara jalan sehat.

"Guys, bisa tolong bantuin gue nggak?"
Tanya Melin ke teman-temannya.

Juna yang berada tak jauh dari sana melihat mereka, yang sedang kesulitan memindahkan barang-barang untuk hadiah ke atas panggung.

"Juna, tolong bantuin aku dong?"
Panggilan salah satu anggota kepanitiaan, mengalihkan perhatian Juna.

Juna hendak meraih salah satu tali, yang akan digunakan untuk properti lomba, tetapi perhatiannya teralihkan lagi ke seseorang yang sedang sibuk tak jauh dari dirinya.

"WOI! SALAH 1 ATAU 2 ATAU 3 TERSERAH, BANTUIN KE SINI!"
Panggil Juna kepada beberapa panitia yang berada di sana.

"Gue mau bantuin yang di sana."
Ucapnya kepada salah satu panitia, sambil menepuk-nepuk bahunya. Lalu pergi ke arah... Melin yang sedang kesulitan mengangkat barang-barang.

"Seharusnya kayak gini tu kerjaan cowok, kenapa Lo nggak minta gue bantuin?"
Omel Juna seusai membantu Melin.

Tak menanggapi omelan Juna, Melin justru kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Barang-barangnya masih banyak, buruan dipindahin semua!"

"Kenapa Lo ngehindar dari gue, Mel?"

Pertanyaan Juna berhasil menghentikan langkah Melin.
"Nggak."
Jawabnya singkat, lalu melanjutkan kegiatannya kembali.

Tapi, bukan Juna namanya kalau gampang menyerah.
Ucapnya selanjutnya, benar-benar membuat Melin membeku...

"Kalo gue juga suka sama Lo, gimana?"

Beribu pertanyaan memenuhi pikiran Melin sekarang, segampang itu?

Melin melihat Juna sedang tersenyum ke arahnya sekarang. Melin bingung...

Tak kalah bingung dengan Danu, yang juga menyaksikan kejadian itu dari kejauhan.
Juna? Temannya yang selama ini selalu menolak perasaan seseorang, meskipun sebelumnya dia dekati..sekarang jadi segampang ini luluh?

~~~

"Lo beneran suka sama Melin? Serius? Baru kali ini loh, Jong?"
Rentetan pertanyaan diberikan Danu kepada Juna, setelah mereka menyelesaikan kegiatannya.

Juna tersenyum, lalu mengisap rokoknya.
"Lo percaya jatuh cinta pada pandangan pertama nggak, Yok?"

Mendengar itu, tentu saja Danu tambah keheranan.

"Nggak kan?"
"Ya, gue juga nggak setiba-tiba itu suka sama Melin. Karena gue udah kenal dia dari SD."
Jelas Juna.

Meskipun begitu, tetap ada yang mengganjal di pikiran Danu.

"Dan itu berarti..gue kenal sama Melin lebih dulu, dari pada dia."
Lanjut Juna lagi.

Danu menghembuskan asap rokoknya.
"Dia? Siapa?"
Tanya Danu bingung.

"Dia...orang yang selama ini buat gue nolak banyak cewek, padahal sebelumnya udah gue gombalin, haha.."

Juna menepuk bahu Danu, sebelum pergi.

"MEL! AYO BARENG SAMA GUE!"
Panggil Juna agak berteriak ke...Melin tentunya.

Juna mengendarai motornya, dan berhenti tepat di sebelah Melin.
"Ayo, naik! Rumah gue kan ngelewatin gang Lo!"

Dan, tanpa banyak bicara, Melin langsung menaiki motor Juna.

~~~

Hari demi hari Juna dan Melin nampak semakin dekat, dan Danu menyadari hal tersebut. Sisi lain yang selama ini belum pernah ia lihat dari seorang Juna.

Mereka hanya dekat, belum ada status resmi...

"Mel, nanti malem keluar yuk, cari makan, gue jemput!"

Pesan dari Juna yang diterima oleh Melin.

"Pesenin sekalian buat Ibu kamu, Mel."
Pinta Juna kepada Melin.

"Nggak usah ah, mas.. Ibu udah makan tadi."
Tawar Melin.

"Udah nggak papa, masa gue udah bawa anak gadisnya pergi, pulang nggak bawa apa-apa."
"Pesenin 3 atau 4 sekalian, dibungkus aja..kita makan bareng-bareng di rumah kamu."
Saran Juna, yang mau tidak mau harus diiyakan oleh Melin.

Seusai sampai rumah, Juna dan Melin langsung disambut oleh Ibunya Melin.
"Haduhhh..nak Juna, ayo masuk dulu, nak!"

Melin dan Juna turun dari motornya, dan memasuki rumah..sebelum itu, tak lupa mencium tangan Ibu Melin terlebih dahulu.

"Tante, Juna tadi beli nasi goreng kelebihan, jadi buat Tante sama Om aja."
Ucap Juna sambil memberikan sekantung plastik berisi 4 bungkus nasi goreng.

"Halah.. ngomong aja kamu sengaja kan beliin ini tadi?!"
Goda Ibu Melin kepada Juna, dengan nada bercanda.

"Udah, ayo...dimakan nasi gorengnya, keburu dingin."
Ramah Ibu Melin.

~~~

"Mel, masa sama orang seganteng dan sebaik Juna, kamu belum suka juga?"
Pertanyaan dari Ibu Melin, membuat Melin agak terganggu, pasalnya...

"Apasih Buk! Orang Melin sama mas Juna nggak ada hubungan apa-apa."

Setiap orang yang melihat Melin dan Juna pasti akan berpikir juga, kalau mereka adalah sepasang kekasih.
Sama seperti Danu dan Naya.

Di sisi lain...

"Jun! Lo itu ngajak jalan anak orang, kasih status kagak, ngegantungin mulu Lo!"
"Buruan nikahin, Jun! Keburu jadi perjaka tua Lo nanti!"
Itu...gantian Ibu Juna yang berbicara.

•••

RECTANGULAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang