Keesokan paginya, mereka semua berkumpul di depan tenda, sesekali melakukan sebuah permainan dan memasak makanan.
Sesuai rencana, ketika Naya dan Melin keluar dari tendanya, Danu sesegera mungkin menaruh surat itu di sana. Maka nanti ketika Naya sedang beberes, dia akan menemukan dan membaca surat tersebut.
"Udah, Yok?"
Bisik Juna kepada Danu, dibalas sebuah anggukan."Lagi ngomongin apa sih?"
Zulhan yang tiba-tiba menimbrung, mengejutkan mereka berdua.Refleks Juna langsung menoyor kepala Zulhan.
"Anjing Lo, ngagetin aja!""Ayo..balik ke sana!"
Ajak paksa Danu, menarik tangan Zulhan."Nanti pulang jam berapa, Zul?"
Tanya Naya kepada Zulhan, ketika mereka bertiga muncul."Sore kayaknya, Nay."
Jawab Zulhan."Mas..makanannya udah siap!"
Panggil Melin pada ketiga lelaki itu.Yang pertama kali datang tentu saja Juna, lalu disusul Danu dan Zulhan yang geleng-geleng kepala di belakangnya.
"Kumat!"
Ejek Zulhan.~~~
Setelah menyelesaikan sarapannya, mereka bergegas pergi untuk melihat keindahan alam di sekitar tenda mereka.
Sampai di mana Melin menyadari hanya ada dia dan Juna di sini sekarang, karena yang lainnya pergi berpencar.
"Mas.."
Panggil Melin kepada Juna yang sedang berusaha mencari ikan dengan sebatang kayu, yang ujungnya diruncingkan."Iya, Mel?"
Jawab Juna, tanpa mengalihkan perhatiannya dari kegiatannya."Mas..aku pernah denger..kalo cewek sama cowok temenan itu.. pasti melibatkan perasaan.."
"Apa...mas...nggak pernah punya perasaan suka gitu ke mbak Naya?"Pertanyaan Melin, berhasil menghentikan aktivitas Juna.
Juna pun menoleh, dan duduk di sebelah Melin."Kenapa, kok tiba-tiba nanya gitu?"
Heran Juna, dengan nada kelewat lembut.Melin menaikkan kedua bahunya.
"Nggak... penasaran aja."
Jawabnya, lalu tersenyum ke Juna."Yang jelas aku sayang sama dia, Mel.."
Melin hanya memandangi Juna yang sedang berbicara.
"Sebagai seorang sahabat.."
"Dan aku juga berharap, kalau dia bakal dapetin laki-laki yang bener-bener cinta dan sayang ke dia."
Jelas Juna, lalu tersenyum ke Melin."Kalau mas Danu? Apa bener mereka pacaran?"
Juna menggeleng.
"Nggak, lebih tepatnya belum, baru akan.."
Ucap juga, lalu terkikik geli, membuat Melin mengerutkan keningnya.Juna mengibaskan tangannya.
"Udah..lupain!"
"Nanti liat aja, kamu bakal ngeliat suatu kejadian yang sensational !""JUNA! MELIN! KE SINI! PAMALI BERDUAAN DI CURUG! ENTAR NYEMPLUNG!"
Sebenarnya Melin masih penasaran, dan ingin menanyakan sesuatu lainnya, tetapi Zulhan sudah terlebih dahulu memanggil mereka berdua.
"Mana ikan Lo, Jun?"
Juna tidak tau harus menjawab pertanyaan Zulhan seperti apa, pasalnya dirinya tadi tidaklah mencari ikan, tetapi malah mengobrol dengan Melin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RECTANGULAR
Short StoryCINTA, RASA SYUKUR, DAN KEBAIKAN ADALAH KUNCI UNTUK MENJALANI HIDUP YANG INDAH DAN BERMAKNA.