"Bang, adek Lo cakep juga ya bang..bolehlah kita iparan.."
Ucap Juna kepada Andri, seusai semua orang bubar pulang ke rumahnya masing-masing.Andri menatap Juna sejenak.
"Nggak!"
"Kasian adek gue kalo kudu nurutin trantruman Lo."
Ejek Andri, kemudian pergi meninggalkan Juna dan.. Danu yang sedang terkikik geli di belakang Juna."Lo mau pulang, ato tetep di sini ngapelin Melin?"
Goda Danu, mendapat tatapan sinis dari Juna."Tai Lo, Yok!"
Juna diam sebentar...
"Dari pada Lo, gaada kepastian tuh sama Naya, buruan..timbang Naya gue ambil entar!"
Kali ini gantian Danu yang diam, tetapi setelah itu...
"HEH! JANGAN LARI...LO TADI KE SINI BAWA MOTOR ANJENG!"
Teriak Danu.~~~
"Besok, gue sama Danu mau jadi panitia voli."
Juna membuka pembicaraan pertama di kumpul-kumpul mereka malam ini.Kanaya mengalihkan perhatiannya ke arah Danu.
"Lo nggak ikut turnamennya, Nu?"Danu yang sedari tadi sedang sok sibuk mengaduk-aduk mie pun langsung menoleh.
"Kalo gue ikut, Lo mau nonton?"
Tanyanya santai.Sedangkan Juna dan Zulhan, mereka sedang saling tatap sambil tersenyum-senyum gaje sekarang.
"Loh...ya jelas dong, Nu! Masa temen gue main, nggak gue tonton?"
Jawab Naya, dengan ekspresi excited."Temen katanya, Jong!"
Bisik Zulhan kepada Juna."Oke! Gue sama Juna bakal ikut!"
Juna yang sedang menyeruput es jeruknya pun, hampir saja akan menyembur karena kaget.
"KOK GUE?!"
Tanya Juna lebay."Tenang, nanti ditonton juga kok sama Melin."
Ucap Danu, menepuk-nepuk pundak Juna dengan sedikit tekanan.Naya mengerutkan keningnya.
"Melin? Siapa itu?""Calon-"
Belum selesai Danu bicara, mulutnya sudah terlebih dahulu dibekap oleh Juna."Sepupunya bang Andri!"
"Calon apa tadi yang dimaksud sama Aryo?!"
Tanya Zulhan menyudutkan Juna."Calon istri?"
Saut Naya tersenyum geli, disambut oleh jentikan jari dari Danu."Tepat sekali!"
Setelahnya mereka semua tertawa bersama.
Tanpa mereka sadari ada sesuatu yang mengganggu dalam pikiran seseorang yang berada di sana.~~~
"Yok, udah siap kan?"
Danu menoleh mendengar panggilan dari Andri.
"Acaranya mau mulai 10 menit lagi, Lo nungguin siapa si di sini?"
Tanya Andri bingung, karena sedari tadi Danu hanya berdiri di situ sambil celingak celinguk."Nungguin Naya, bang! Kan nanti malem dia main."
Juna menyambar pembicaraan."Ck!"
Danu hendak pergi meninggalkan mereka berdua, sebelum Juna menanyakan sesuatu yang menahan langkahnya."Melin nggak ke sini?"
Tanya Juna kepada Andri.Andri menatap Juna sinis.
"Ke sini, tapi dia nggak mau jadi panitia voli, nggak ngerti katanya."Juna hanya ber-oh dah manggut-manggut saja.
Tepat setelah itu, seorang wanita berdiri di seberang sana tersenyum ke arah mereka.
"Ayo siap-siap!"
Suruh Andri.Melin menghampiri dan menyapa mereka.
"Hai mas Juna, mas Dan-""DANU! JUNA!"
Ucapan Melin terhenti, setelah 2 orang datang dari seberang dan salah satunya langsung memeluk Danu.
"Hari ini Lo main kan, Nu?"
Tanya wanita itu, dibalas senyuman dan anggukan dari Danu.Melin menjadi kikuk di sana, karena tidak terlalu kenal dengan mereka.
"Aku permisi dulu ya, mas."
Pamit Melin kepada Juna dan Danu."Oh, iya Mel, silahkan.."
Danu mempersilahkan.Setelah Melin pergi dari sana, barulah Zulhan...
"Yeuu...masa dateng dateng langsung meluk Aryo, Ajong nggak sekalian Lo peluk tuh?"
Goda Zulhan."Boleh!"
Jawab Naya, lalu langsung memeluk Juna.
Juna hanya bisa tersenyum kikuk setelahnya."Ayo masuk, ges! Acaranya mau mulai nih!"
Seru Danu.•••

KAMU SEDANG MEMBACA
RECTANGULAR
Short StoryCINTA, RASA SYUKUR, DAN KEBAIKAN ADALAH KUNCI UNTUK MENJALANI HIDUP YANG INDAH DAN BERMAKNA.