3. Terms of Agreement

437 86 10
                                    

Sudah 10 menit berlalu sejak mobil yang membawa Dylan dan Xiaoting malam itu ke bandara pergi (untuk selanjutnya mereka akan pulang ke Yunzhou). Kedua Pangeran dan Putri Yunzhou itu memang harus undur diri kembali ke negeri mereka tepat setelah makan malam usai.

QuanRui mengantarkan mereka berdua, meskipun hanya sampai pelataran istana Jinmu. Pelukan perpisahan dan lambaian tangan yang lesu pun terjadi bahkan hingga mobil dan iring-iringannya itu hilang dibalik pagar besar istana Jinmu.

Dan sekarang di 10 menit setelahnya pun, QuanRui masih berdiri disana. Menatap kosong ke arah dimana mobil yang membawa kedua kakaknya itu pergi.

Disebelahnya, ada Gyuvin yang juga masih berdiri menemani QuanRui. Dan dibelakang mereka ada Hanbin yang memang tidak pernah jauh-jauh dari Gyuvin.

Beberapa orang lainnya yang ikut melepaskan Dylan dan Xiaoting pergi sudah undur diri sejak beberapa waktu lalu. Dan memang kini hanya tersisa mereka bertiga di halaman istana yang luar biasa luas itu.

"Ikut aku." Gyuvin langsung bersuara begitu tidak melihat tanda QuanRui akan segera pergi dari sana, atau bahkan hanya untuk bergerak dari posisi terakhirnya. Jadi yang dia lakukan adalah segera menarik QuanRui pergi.

QuanRui pun tidak banyak bertanya, dia masih terlalu sedih karena kedua kakaknya sudah pulang sementara dia harus ditinggal disini sendirian. Tidak ada tenaga juga karena energinya sudah habis karena hampir semuanya dialokasikan untuk bersosialisasi dengan banyak orang hari ini. Mulai dari Raja dan Ratu Jinmu, belum lagi beberapa pejabat tinggi dan Tetua negeri Jinmu yang bergantian bergabung di makan siang dan makan malam hari ini, untuk sekedar bertemu dengannya.

Ingin melihat calon menantu Jinmu, kata mereka.

Jadi QuanRui hanya bisa pasrah dan tidak banyak tanya saat Gyuvin menariknya untuk berjalan ke arah timur istana, dengan Sung Hanbin yang mengikuti mereka dari belakang. Jelas dia tidak tau kemana karena dia tidak memiliki cukup waktu untuk melihat-lihat istana setelah kedatangannya siang tadi.

Dan QuanRui mulai sadar kemana Gyuvin akan membawanya begitu dia bisa mencium aroma semerbak bunga-bungaan dan suara air mengalir dari air mancur didepan sana.

Taman istana.

Taman itu luas, dipenuhi oleh bunga-bunga beraneka warna yang ditanam dengan pola simetris. Di antara bunga-bunga itu, terdapat jalur-jalur setapak yang dilapisi kerikil putih, mengelilingi kolam air mancur besar yang diapit oleh patung-patung marmer. Di sepanjang jalur, pohon-pohon tinggi dengan dedaunan yang mulai tumbuh lebat menyambut musim semi berdiri, sementara angin semilir membawa aroma bunga dan suara gemerisik dari dedaunan.

Di ujung taman, terdapat deretan tanaman tinggi yang membentuk dinding hijau yang rapi. Gyuvin terus menarik QuanRui melewati pintu masuk kecil di antara dedaunan itu. Masih diikuti Hanbin dengan diam dibelakang mereka, Gyuvin membawa mereka lebih jauh ke dalam, hingga suasana taman terbuka berubah menjadi lorong-lorong hijau yang meliuk-liuk, membentuk labirin.

Labirin itu terdiri dari dinding-dinding tanaman yang menjulang tinggi, nyaris mencapai dua kali tinggi manusia. Setiap sudut labirin tersembunyi oleh lengkungan tanaman yang dipangkas dengan sempurna, membuat siapa pun yang masuk harus mengandalkan insting atau ingatan untuk menemukan jalan keluar. Cahaya bulan dan lampu taman menembus dari sela-sela dedaunan, menciptakan pola-pola bayangan yang bergerak lembut saat angin berhembus. Di tengah labirin, terdapat area terbuka kecil dengan sebuah bangku batu di tengahnya, dihiasi oleh tanaman merambat yang menggantung di atasnya, memberikan tempat istirahat bagi mereka yang berhasil menemukannya.

Langkah ketiga orang tersebut semakin jauh masuk kedalam, hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di tengah-tengah labirin tersebut. Di area terbuka dengan bangku batu yang dikelilingi lampu-lampu kecil. Dan Gyuvin berhenti.

Crownbound [GYUICKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang