3. Motor Baru?

61 28 23
                                    

"Kehidupan itu seperti roda ban, akan selalu berputar hingga akhirnya bertemu ajal"

_Alengka Prajastama Mahendra_

^^^^^

Alengka mencoba menelfon ibunya berkali kali, tetapi telfonnya tak kunjung diangkat angkat dari seberang sana. Alengka pun berdecak kesal karena dirinya merasa bingung saat tiba tiba saja ada dua orang yang datang ke rumahnya dan menyerahkan sebuah motor dengan dalih hadiah dari sebuah undian.

Sedangkan seingat Alengka dirinya tidak pernah mengikuti undian apapun, oleh sebab itulah, Alengka menelfon ibunya untuk mencari tahu apakah ibunya ada mengikuti undian dan mendapatkan hadiah sebuah sepeda motor.

"Mas ini motornya mau di simpan dimana? " tanya salah satu orang tersebut

"Ck, di situ aja" ketus Alengka

Kedua orang tersebut pergi setelah memberikan kunci motor dan STNK kepada Alengka. Alengka hanya menatap kedua benda tersebut dengan datar, dia tau dia membutuhkan sepeda motor tetapi dirinya tidak ingin jika mendapatkan motor tersebut dengan cara berhutang.

Alengka pun menunggu ibunya pulang hingga jam menunjukkan pukul 12 siang. Alengka langsung menghampiri ibunya dan membantu ibunya memasukkan hasil dagangan ke dalam dapur yang telah habis terjual.

"Tumben bun cepet banget habisnya? " tanya Alengka

"Iya hari ini lagi laris manis" jawab Hanna

Alengka hanya menganggukkan kepalanya dan memberikan ibunya secangkir air minum.

Hanna pun meneguk air minum tersebut hingga tandas. Dan meletakkan gelasnya di atas meja makan dan pergi ke ruang tamu.

"Motornya udah sampai bang? " tanya Hanna

Alengka mengernyitkan dahinya bingung saat mendengar ucapan sang ibu yang terkesan biasa.

"Bunda yang beli? " tanya Alengka

"Iya bunda menang undian, gak nyangkanya undiannya motor" jawab Hanna sambil terkekeh

"Bunda gak ngutang kan bun? " tuduh Alengka yang membuat Hanna langsung menepuk pelan lengan anak laki lakinya

"Sembarangan, bunda juga gak suka ngutang ngutang kali" ucap Hanna

"Bener undian? " tanya Alengka sekali lagi

"Iya bang undiann" jawab Hanna mencoba meyakinkan anaknya yang terlihat ragu

"Oh iya itu motornya kamu pakek aja buat pergi kuliah biar gak ribet" ucap Hanna sebelum meninggalkan anak semata wayangnya sendirian di ruang ramu.

Alengka hanya diam tanpa merespon ucapan sang ibu. Tidak ada yang tau apa yang sedang dipikirkan oleh Alengka.

^^^^^

"Bagaimana motornya udah sampai? " tanya seorang pria yang sudah berumur, bahkan dirinya sedang duduk santai di ruang kerjanya sambil memandang foto yang terletak dengan rapi di atas meja kerjanya

"Udah"

"Dia suka gak? "

"Kaget aja"

ALENGKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang