Danny menangis melihat kondisi Sadam yang masih tertidur pulas di kasurnya. Ia tidak pernah menyangka bahwa penyakit yang diderita Sadam selama ini akan separah ini.
"Salah satu adek gue sakit sampai separah ini, tapi gue gak tau"
Jidan disebelah nya membantu menenangkan Danny dengan mengusap-usap punggung nya. Ia juga tidak kalah shock, tapi sebisa mungkin ia berusaha mengendalikan diri nya.
"Gue merasa gagal jagain kalian"
Suasana haru dikamar itu jadi tambah menyayat hati dengan tangisan mereka. Bahkan Aksa sudah memisahkan diri sejak tadi, ia tidak sanggup melihat keadaan Sadam dan juga mendengar tangisan teman-temannya.
"Sadam dapat kiriman"
Ucapan tiba-tiba dari Ghavin mampu memusatkan seluruh atensi kepadanya.
"Maksud lo kiriman apa, pin?" Tanya Jidan.
"Dari yang diomongin oleh sosok yang merasuki tubuh Sadam tadi gue bisa ambil kesimpulan kalau ada orang yang mau jadiin kita tumbal"
"Kita?"
"Iya, kita"
"Kok bisa?"
"Risol yang dikasih Bu Runi waktu itu"
"Bu Runi? Maksud lo semua ini ulah Bu Runi?"
Ghavin mengangguk untuk membenarkan tebakan Jefri.
"Sejak awal gue udah curiga sama beliau, tapi gue gak mau suudzon"
"Dan lo nyembunyiin semua ini sendirian?"
"Karena gue tau kalian semua gak bakal percaya sama gue!"
Suasana di kamar itu seketika menjadi tegang. Bahkan Aksa sudah masuk lagi kala mendengar seruan dari Ghavin dan Jidan.
"Berarti semua kejadian horor yang ada di kost belakangan ini karena ulah beliau?" Tanya Haris dan ditanggapi anggukan oleh Ghavin.
"Tapi kok yang kayak gini cuma bang Sadam?"
"Belum mungkin?"
"Enggak, enggak, itu ga boleh terjadi. Kita harus samperin Bu Runi sekarang juga"
"JANGAN" cegah Ghavin sambil memegang tangan Danny yang sudah berbalik badan ingin mencari Bu Runi.
"Firasat gue belum tentu benar, bang"
"Gue percaya sama lo"
"Tapi gue gak percaya sama diri gue sendiri!"
Hening.
Tidak ada yang berani berbicara lagi. Perasaan mereka kini sudah campur aduk.
"Balik ke kamar masing-masing, nanti kita omongin lagi" pisah Juni sambil menggiring adik-adiknya keluar dari kamar Sadam.
🩸🩸🩸
Jidan keluar dari kamarnya, berniat ingin membangunkan seluruh penghuni kost menggunakan pantat panci seperti biasanya. Namun langkahnya terhenti kala melihat Jefri yang mondar mandir seperti mencari sesuatu.
"Jef!" Panggil nya membuat Jefri yang ingin naik tangga mengurungkan niatnya.
"Bang, liat Mirza gak?"
"Mirza? Enggak tuh. Gue baru keluar kamar. Kenapa emang?
"Tadi gue mau bangunin, mau ngajak masak. Tapi pas gue samper ke kamarnya gak ada, gue udah cari keseluruh penjuru kost juga gak ada" keluh Jefri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tumbal Kost Seruni (SACRIFICE) | TREASURE ✔️
HorrorKehidupan ke-12 pemuda didalam suatu bangunan yang dinamakan "Kost Seruni" yang penuh dengan keceriaan dan gelak tawa kebahagian yang sudah digariskan oleh takdir. Namun bagaimana jika teriakan kebahagiaan itu berubah menjadi teriakan ketakutan, dan...